Membakar Langit ~ Bab 2055

    

Bab 2055

 

Dahlia tetap tenang, suaranya datar nan penuh wibawa, seolah tak tergoyahkan.

 

Kerumunan mulai resah. Semua tahu bahwa tindakan ini seakan menjadi pernyataan terbuka untuk menantang Cello. Apa Dahlia sengaja memulai konfrontasi sebelum waktunya?

 

Ridwan, dengan mata merah penuh amarah, menatapnya tanpa berkedip. Rahangnya mengatup erat saat dia menggeram, "Kamu ... tunggu saja! Aku nggak akan membiarkan ini berlalu begitu saja!"

 

Setelah mengucapkan ancaman itu, dia mundur ke sudut dengan penuh kebencian. Namun, bukannya pergi, dia mengeluarkan ponselnya dan mulai menelepon seseorang.

 

Saka melirik sekilas ke arahnya, lalu menoleh pada Dahlia sambil tersenyum tipis. "Kamu pikir cara ini cukup untuk memancing Cello keluar?" tanyanya, nada suaranya penuh rasa ingin tahu.

 

Dahlia sudah terang-terangan memancing Cello.

 

Dahlia menggeleng perlahan. "Cello terlalu berhati-hati. Aku ragu ini akan berhasil. Kalau dugaanku benar, dia sedang menunggu kemunculan dewa misterius itu," balasnya.

 

Dia berhenti sejenak, lalu menambahkan dengan santai, "Potong tangannya barusan, itu hanya untuk meredakan kemarahanmu."

 

Saka tertawa kecil, merasa bahwa di balik ketegasan dinginnya, Dahlia ternyata memiliki sisi yang cukup menghibur.

 

"Tapi meskipun Cello berhati-hati, nggak semua orang sepertinya. Sebagian besar dari mereka terlalu sombong untuk menghindar," tambah Dahlia sambil melangkah menuju Batu Delapan Sekte.

 

Saat tiba di depan batu, dia menoleh ke arah Saka dan berkata dengan senyum tipis, "Coba tebak, berapa banyak sekte yang akan kuguncang?"

 

Saka tersenyum balik dan membalas, "Kalau kurang dari tiga, itu tandanya mereka nggak tahu kualitas yang bagus."

 

Mendengar itu, Dahlia tersenyum kecil, lalu mengangkat tangannya. Dengan gerakan lembut dan penuh keyakinan, dia menempelkan telapak tangannya pada batu. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menutup matanya, bersiap untuk ujiannya. <

 

Kerumunan yang menyaksikan semuanya menahan napas, mata mereka penuh harapan dan rasa ingin tahu. Mereka tahu bahwa Dahlia adalah salah satu talenta terbaik generasinya, dan ini adalah momen untuk melihat sejauh mana kekuatannya.

 

Ridwan, meskipun masih marah, tak bisa mengalihkan pandangannya. Tatapan matanya tajam, mencermati setiap detail.

 

Hanya dalam sekejap, tubuh Dahlia sedikit bergetar.

 

Gelombang energi sejati yang sangat kuat memancar dari batu, membuat semua orang tercengang.

 

Tiba-tiba, sinar emas menyala terang, menembus langit, dan membentuk satu kata besar di udara.

 

Sulos!

 

"Sekte Sulos..." gumam Saka sambil menyipitkan matanya. Dia tidak terlalu terkejut.

 

Bagaimanapun, guru Dahlia memang berasal dari sekte ini.

 

Namun, itu bukan akhir dari semuanya. Hanya dalam sekejap, sinar biru dan putih kembali memancar, menembus langit dengan kekuatan yang tak kalah besar.

 

Tiga Dewa!

 

Furia!

 

Dalam kekaguman dan gemuruh suara penonton, tiga nama besar dari sekte legendaris terpampang di langit. Sinar mereka yang terang memancar seperti bintang yang tak tertandingi, membuat hati setiap orang bergetar.

 

"Tiga sekte sekaligus? Ini sudah melampaui pencapaian Shawn!" seru seseorang dengan takjub.

 

"Nggak bisa dibandingkan begitu saja. Waktu itu, Shawn mencoba delapan batu ini dengan kekuatan yang belum matang," bantah yang lain.

 

"Tunggu sebentar! Apa mungkin tiga sekte ini bukan batas Dahlia?" teriak seseorang, matanya penuh harap saat melihat batu yang tampaknya kembali bereaksi.

 

Namun, ketika semua orang menatap dengan penuh antisipasi, suasana tiba-tiba berubah. Dari tubuh Dahlia, kabut hitam pekat mulai mengepul, memancarkan aura bencana yang menakutkan. Energi itu begitu kuat dan jahat, membuat bulu kuduk semua orang berdiri.

 

Dahlia membuka matanya dengan tiba-tiba.

 

Wajahnya berubah drastis, penuh rasa sakit yang membuatnya terlihat nyaris tak manusiawi.

 

"Dahlia sudah mencapai batasnya! Ini... Tubuh Tiga Bencana mulai meledak! Cepat menjauh!" seru seseorang dengan panik.

 

Kerumunan langsung mundur, tak berani mendekat.

 

Tatapan mereka dipenuhi ketakutan dan kewaspadaan.

 

Mereka semua tahu betul, tubuh Dahlia dikenal sebagai Tubuh Tiga Bencana, sesuatu yang dianggap tidak membawa keberuntungan. Siapa pun yang mendekatinya berisiko tertular nasib buruk.

 

Ketika aura Tubuh Tiga Bencana itu merajalela, tulisan besar di langit, Tiga Dewa dan Furia, mulai bergetar hebat. Cahaya mereka menjadi tidak stabil, seakan-akan ragu untuk tetap tinggal.

 

Hingga akhirnya, kedua nama itu memudar dan menghilang.

 

"Pengakuan bisa dicabut juga?" seru Wennie dengan kaget, matanya membelalak tak percaya.

 

"Mereka mencium aura buruk dari Tubuh Tiga Bencana. Sekte-sekte itu takut terlibat dalam ketidakberuntungan, jadi mereka mundur!" kata Saka, alisnya berkerut saat dia menatap ke arah Dahlia.

 

Namun, di tengah kabut hitam yang bergemuruh, hanya satu nama yang tersisa, yaitu Sulos.

 

Tulisan itu tetap bertahan, meskipun cahayanya bergetar samar, seperti sedang mempertimbangkan apakah harus tetap tinggal atau pergi.


Link Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan

Note: Untuk beberapa saat, kita off dulu ya, semoga bisa sebelum puasa lanjut update, soalnya lagi ada kegiatan di dunia nyata. Yang mau bagi – bagi THR, ditunggu ya di Dana or Ovo 089653864821..Terima Kasih

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2055 Membakar Langit ~ Bab 2055 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 27, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.