Bab 66
"Kalau kamu menggonggong lagi,
aku akan melupakan masalah hari ini."
Deon masih menyipitkan matanya dengan
wajah tenang.
Yang mengejutkan adalah Wesley
benar-benar bersujud di lantai lagi.
"Guk, guk! Selama Tuan Deon
suka, izinkan aku memanggilmu ayah!"
Deon mengerutkan bibirnya dan
berkata, "Lupakan saja, aku nggak mampu menghidupi bajingan sepertimu."
Luna di lantai atas tercengang. Apa
yang terjadi?
Luna pernah bertemu Wesley sebelumnya
dan dia adalah murid yang mendominasi.
Sekarang Wesley menjadi sangat rendah
hati. Luar biasa!
Saat ini Daniel datang dan berkata.
"Luna, Bagas mengundang kita
untuk minum teh di lantai tiga. Ini adalah kesempatan yang berhasil kudapatkan
dengan susah payah untukmu!"
"Bagas?" Luna merasakan
agak gelisah saat kegelisahan di hatinya begitu menyebut Keluarga Tier.
Akan tetapi karena kepercayaannya
pada Daniel, Luna mengangguk tanpa ragu dan berkata.
"Oke! Bantu aku mengambil tasku,
aku akan pergi ke kamar kecil sebentar!"
"Oke!" Daniel berkata
sambil tersenyum menyanjung.
Akan tetapi begitu Luna menghilang
dari pandangannya, sorot matanya tiba-tiba menjadi tajam.
"Luna, jangan menyalahkanku, ya!
Itu semua karena kamu telah menyinggung orang besar yang nggak seharusnya
disinggung!"
"Sayang sekali. Awalnya aku
ingin bermain dengan wanita cantik sepertimu... yang akan segera mati!"
Setelah beberapa saat.
Deon keluar dari area hiburan dan
Suzie tiba-tiba memegang tangannya sambil tersenyum.
"Ayo! Ada pertunjukan di sana,
pergi dan lihatlah bersamaku!"
Deon melihat ke belakang dengan ragu
dan Luna telah hilang.
Tidak akan terjadi apa-apa, 'kan?
Akan tetapi, belum ada pertanda apa pun.
Tidak jelas tipu muslihat apa yang
ingin dimainkan Keluarga Tier.
Suzie berkata dengan genit.
"Deon, kamu sangat membosankan!
Nggak bisakah kamu menonton pertunjukan bersamaku? Kamu terus menoleh ke arah
Lina. Menurutku hari ini Lina sama sekali nggak dalam bahaya. Kamu yang terlalu
banyak berpikir...."
Deon terdiam sesaat. "Lebih baik
mencegah apa yang nggak diinginkan...."
"Sudahlah, mencegah apanya?
Tetaplah bersamaku selama sepuluh menit, oke?"
Suzie bergumam sambil berpura-pura
jatuh dan separuh tubuhnya jatuh ke pelukannya.
"Lihat, kakiku terkilir karena
kamu!"
Deon tentu saja bisa melihat tipuan
kecil ini, jadi dia hanya tersenyum pahit.
"Oke, nona. Cuma sepuluh
menit!"
"Hehe, nggak masalah ...."
Di lantai atas, Luna dan Daniel
berjalan ke ruang tamu di lantai tiga.
Dikelilingi oleh penjaga Keluarga
Tier yang galak dan mematikan.
Alis indah Luna berdiri dan dia
menahan kegelisahan di hatinya.
Bagas telah menunggu lama sekali.
Begitu melihat Luna, senyuman dingin muncul di sudut bibirnya. 1
"Bu Luna, lebih baik bertemu
satu sama lain daripada mendengar gosipnya! Aku merindukanmu siang dan malam,
juga memimpikanmu... mati!"
Wajah cantik Luna tiba-tiba berubah
dan dia berkata dengan nada dingin.
"Tuan Bagas, sebenarnya aku
sangat menyesal dengan masalah putramu, tapi dalam analisis terakhir, rencana
jahatnya terhadapkulah yang menyebabkannya! Itu bukan salahku."
"Aku nggak datang ke sini untuk
mendengarkan keluhanmu. Aku cuna tahu kamu masih bisa berdiri dengan baik,
sementara putraku lumpuh!"
Bagas berkata dengan sorot mata
dingin,
"Nggak peduli apa yang anakku
lakukan padamu, itu salahmu kalau kamu memukulnya! Kalau saja kamu menuruti
perintah anakku, apakah semua ini akan terjadi?"
"Jadi, kamu harus bertanggung
jawab penuh atas semua ini!"
Setelah mendengar ini, Luna langsung
menjadi marah.
"Hahaha! Ini salahku karena
nggak mengalah pada putramu, 'kan? Kalian memang satu keluarga yang nggak masuk
akal! Apakah wanita pantas disentuh oleh keluarga kalian?"
"Menurutku hal ini nggak perlu
untuk terus dibicarakan lagi, 'kan?"
Setelah itu, Luna berdiri sambil
mengangkat rambut panjangnya. Dia terlihat begitu dingin serta tegas di bawah
cahaya dan hendak pergi.
"Tunggu!"
Bagas membuka suara.
"Bu Luna, aku akan memberimu
satu kesempatan terakhir. Sekarang kamu setuju untuk menikah dengan di Keluarga
Tier, menjadi menantuku dan melayani kami berdua. Aku bisa mengampunimu!"
No comments: