Bab 33 Keluarga Zico dan Gerots Akan
Bangkrut!
"Nenek nggak perlu mengkhawatirkan
pendidikanku." Elisa mendorong kursi rodanya." Nenek hanya perlu
menjaga kesehatan Nenek, lalu dengarkan kata-kata Amir, jangan terlalu sering
makan makanan manis."
Nyonya Yaputra menggerutu, "Mana
boleh nggak belajar? Nenek dengar rapor anak itu sangat bagus.'
"Bukannya itu bagus? Cucu
kandung Nenek cerdas sama seperti neneknya." Elisa tersenyum.
Nyonya Yaputra menatapnya dan
berkata, "Terus gimana dengan masa depanmu?"
"Aku akan mencari uang dan nggak
akan kelaparan. "Elisa melepas sepatu dan kaus kaki Nyonya Yaputra.
"Amir, ember obat."
Amir mengangguk. "Um!"
Dia mengangkat ember obat dengan
tenaganya yang besar, lalu berlari untuk mengisi air dan kembali dengan suara
dentuman air dalam sekejap.
Sepertinya dia tidak tahu apa yang
harus dilakukan dengan tenaganya yang besar itu.
Elisa sudah terbiasa dengan itu.
Nyonya Yaputra tertawa. "Amir
nggak tumbuh tinggi tapi makin kuat. Kemarin tetangga sebelah membeli sepasang
batu singa. Mereka nggak bisa mengangkatnya, tapi dia bisa mengangkatnya dengan
mudah. Dia bahkan nggak takut tulang tangannya patah."
Elisa menatap Amir begitu mendengar
itu.
Amir tertegun.
Elisa tersenyum. "Dia masih
muda, jadi tentu saja kuat."
Nyonya Yaputra menunjuk tangan Amir.
"Apa itu kekuatan yang biasa? Itu menakutkan tahu. Wajah Bibi Dina yang
tinggal di sebelah saja memucat karena ketakutan."
Elisa berkata dengan santai,
"Tuh, dengar nggak? Hati-hati dengan kekuatanmu."
Amir mengangguk polos.
Nyonya Yaputra menghela napas.
"Nenek dijebak olehmu lagi, dasar gadis nakal. Dengarkan Nenek, sekarang
kamu sekolah di SMK, jadi sulit untuk masuk universitas. Gimana kalau Nenek
mencari..."
"Nenek." Elisa tersenyum
dan memotong kata-katanya. "Nggak perlu, aku bisa masuk universitas."
Elisa dibesarkan oleh Nyonya Yaputra
sejak kecil, jadi Nyonya Yaputra tahu cucunya ini tidak pernah berbohong. Dia
juga punya rencana sendiri.
Nyonya Yaputra tidak membujuknya
lagi, dia hanya berpikir untuk menunggu akhir pekan ini. Dia akan
mempertaruhkan harga dirinya dan menghubungi teman-teman lamanya untuk mencari
koneksi.
Setelah Nyonya Yaputra merendam kaki
dan tidur, Elisa keluar dari dalam kamar.
Amir berdiri di luar pintu seperti
daun bawang yang mengibaskan tangannya untuk memberikan isyarat.
"Aku tahu." Elisa berkata
dengan lembut, "Kamu juga tidurlah, aku akan mencari cara untuk
mendapatkan Daun Kumis Kucing dan buku rahasia itu kembali."
Orang sebodoh Wanda pasti nggak akan
berani mengambil sesuatu. Pasti ada yang menyuruhnya.
Bagaimanapun juga, wanita itu
memandang rendah semua benda di klinik pengobatan tradisional ini.
Namun, kali ini dia tiba-tiba
tertarik pada Daun Kumis Kucing... Terlihat jelas siapa dalang di belakangnya,
Fenny Gerots!
Pandangan Elisa tiba-tiba menjadi
dingin.
Sepertinya hanya memblokir tidak
cukup untuk membuat keluarga Gerots belajar. 1
Angin malam berembus perlahan, meniup
bunga pohon akasia di halaman kecil.
Elisa berjalan mendekati pohon itu,
mengambil satu biji, menggigitnya, dan merasakan sedikit rasa manis.
Amir berdiri di sampingnya sambil
menatapnya. Entah apa yang membuat bosnya tertawa.
Setelah beberapa saat, suara Elisa
terdengar dingin dan menusuk. "Musim gugur sudah tiba, saatnya bagi
keluarga Gerots dan Zico untuk bangkrut."
Mata Amir langsung terbelalak. Bukan
terkejut, tetapi lebih seperti gembira.
Seperti gembira karena sudah lama
tidak melakukan hal buruk. Dia menepuk-nepuk wajahnya sendiri.
Dia mengenakan pakaian apoteker,
matanya berubah menjadi agak kecokelatan. Tangannya mengisyaratkan sesuatu
dengan cepat dari dia tersenyum seperti seekor rubah kecil.
Setelah melihatnya, Elisa menepuk
tangannya dan tersenyum. "Sudah lama aku nggak membiarkanmu keluar, kamu
juga pasti bosan, 'kan?"
"Pergilah. Aku ingin tahu semua
transaksi korupsi dan operasi ilegal yang dilakukan oleh keluarga Gerots dalam
waktu tiga hari. Aku akan membuat mereka mengembalikan uang yang mereka tipu
dari rakyat. Kalau keluarga Zico, terserah kamu saja."
"Um!" Amir mengangguk,
membawa laptop, dan pergi.
Siapa yang bisa membayangkan kalau
seorang anak laki-laki bisu berusia sebelas tahun adalah Peretas L yang
menyebabkan sistem perbankan lumpuh tiga tahun yang lalu?
No comments: