Kembalinya Putri Kaya ~ Bab 32

 

Bab 32 Berani Mengganggu Nenekku?

 

Itu adalah buku masakan favorit nenek yang berisikan banyak resep masakan.

 

Biasanya nenek suka membacanya sambil berbaring di kursi taman sambil berkata, "Menu ini kayaknya enak. Nenek bakal masakin ikan panggang untuk Elisa hari ini, terus buatin sup buah buat redain panas dalam."

 

Namun, semuanya hancur sekarang!

 

Tatapan Elisa menjadi tajam dan penuh dengan amarah yang mendalam seolah menyiratkan badai yang akan datang.

 

Dia berjalan cepat menuju halanan dalam.

 

Begitu anak kecil yang berpakaian seperti tukang pijat melihatnya datang, dia segera meletakkan tongkat kayu di tangannya dan mengangkat tangannya untuk memberi isyarat.

 

Elisa menahan bahunya. Tatapannya sangat tajam, tetapi nada bicaranya sangat tenang. "Amir, jangan terburu-buru, ceritakanlah pelan-pelan, apa yang terjadi?"

 

Amir adalah anak baik hati yang nenek temukan di pinggir jalan. Dia tidak bisa bicara dan hanya bisa menggunakan bahasa isyarat.

 

Namun, sekarang dia sudah bisa mengeluarkan suara. Tubuhnya masih kecil, wajahnya bersih, dan terlihat seperti berusia sekitar sebelas tahun. Dia mengangkat lengannya untuk memberikan isyarat ke Elisa. Matanya sangat indah, tetapi juga terlihat suram dan marah.

 

"Kamu bilang ini ulah orang-orang bermarga Zico?" Suara Elisa terdengar makin dingin.

 

Amir mengangguk dan melanjutkan gerakan tubuhnya untuk menjelaskan dengan suara serak.

 

Elisa menatapnya. "Dia bilang ke kalian kalau aku sudah nggak tinggal di Kediaman Yuridis lagi sekarang?"

 

Amir mengeluarkan suara "ya" sambil menggerakkan tubuhnya untuk memberi tahu kalau nenek sangat khawatir padanya.

 

"Khawatir apa padaku?" Senyuman Elisa terlihat makin dingin. "Yang harus dikhawatirkan itu Wanda. 11

 

Setelah dia mengatakan itu, terdengar suara desahan dari dalam kamar.

 

Itu adalah suara Nyonya Yaputra yang selalu tidak peduli dengan urusan dunia luar.

 

Dia mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari dalam kamar, menatap Elisa, dan berkata, " Bagaimanapun juga, dia tetap ibumu."

 

"Dulu iya, sekarang nggak lagi." Mata hitam Elisa menatap dengan tajam. "Nenek, dia telah menguasai kediaman Yuridis. Nenek bilang kalau Nenek lebih suka kehidupan sekarang karena Nenek nggak mau bertengkar dengannya demi putramu. Tapi kalau Adrian nggak mengizinkannya, masalah hari ini nggak akan terjadi. Wanda nggak akan bertindak seangkuh ini. Ada beberapa orang yang melupakan ibu mereka setelah menikah, tapi aku nggak akan membahas hal ini. Nenek pasti tahu karena sudah lebih berpengalaman."

 

Nyonya Yaputra melihat akuarium di sampingnya dengan tatapan yang agak kosong. "Nenek tahu, Nenek telah membesarkan anak yang nggak berbakti, jadi Nenek pantas menderita."

 

Elisa menahan emosinya saat mendengar kata-kata itu.

 

Sebagian besar ibu di dunia ini akan menutup telinga mereka dan tidak mendengar satu kata buruk pun tentang putra mereka walau putra mereka adalah anak yang buruk.

 

Meski nenek juga adalah orang yang tidak bisa membedakan benar dan salah, walau nenek memperlakukannya seperti anak kandung, Elisa juga tidak akan ikut campur lagi.

 

Oleh karena itu, dia menyerahkan masalah ini kepada nenek.

 

Nenek tidak mempermasalahkannya, bahkan setelah diperlakukan tidak adil seperti ini. Namun, nenek tetap menyimpan semua penghinaan dan dendamnya... yang keputusannya akan berdampak pada kepergian Elisa.

 

"Elisa." Nyonya Yaputra menatapnya dengan penuh kebijaksanaan. "Nenek nggak ingin kamu pergi. Kota Sulga ini sangat rumit dan Keluarga Zico juga punya hubungan di Kota Mersus. Nenek khawatir kamu akan mendapatkan masalah yang nggak perlu karena Nenek. Mulai hari ini, Nenek akan menganggap kalau Nenek nggak pernah melahirkan Adrian!"

 

Nyonya Yaputra adalah seorang dokter pengobatan tradisional. Dia selalu hidup dengan tenang dan belum pernah bertindak sekejam ini.

 

Elisa memahami tekadnya. Dia juga mengerti tentang ikatan antara ibu dan anak yang kuat.

 

Namun, nenek sudah membuat keputusan sekarang, jadi dia akan menunggu nenek perlahan -lahan melupakannya.

 

"Aku akan mendengarkan Nenek," kata Elisa sambil jongkok, lalu menatap neneknya dengan mata yang jernih. "Kalau Nenek nggak mengizinkanku pergi, aku nggak akan pergi."

 

Nyonya Yaputra mengelus rambut panjangnya. " Elisa, putraku yang malang nggak menginginkanmu, tapi Nenek menginginkanmu Nenek akan membiayai pendidikanmu."

 

Bab Lengkap

Kembalinya Putri Kaya ~ Bab 32 Kembalinya Putri Kaya ~ Bab 32 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 22, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.