Bab 2050
Saka tidak menerima Api Ilahi itu dan
berkata dengan tenang, "Kamu ambil saja untuk melindungi dirimu sendiri.
Aku juga nggak berniat menikahimu.”
"Aku 'kan nggak ada gunanya
untukmu," kata Marina dengan kaget.
Marina pasti akan mengiakan
seandainya Saka ingin menidurinya. Baginya, Saka tidak perlu memberikan Api
Ilahi ini sebagai bayarannya.
Namun, Marina menyadari dari ekspresi
Saka yang tenang bahwa Saka tidak akan menerima Api Ilahi itu kembali. Perasaan
Marina jadi agak berkecamuk.
Sikap Saka ini sangat bertolak
belakang dengan didikan yang dia terima sejak kecil...
Saka pun menatap sekelompok orang itu
dengan dingin. "Karena Ruvan nggak mau muncul, berarti kalianlah yang
harus menerima akibat dari amarahku."
Saka melambaikan tangannya dan satu
per satu kepala pun terpenggal. Setelah itu, Saka memasukkan semua mayat mereka
ke dalam tas penyimpanannya.
Tentu saja Marina merasa agak kaget
dengan sikap Saka yang sudah seperti penguasa neraka itu.
"Habis ini bagaimana?"
Wennie bertanya dengan ragu.
Saka mengernyit. Dia sudah membunuh
begitu banyak orang, tetapi Ruvan dan yang lainnya masih bermeditasi. Saka jadi
merasa seperti membuang -buang waktu...
Ruvan menjadikan sekelompok orang ini
sebagai tamengnya dan membiarkan musuh datang menghabisi mereka. Ruvan
benar-benar penuh perhitungan dan berhati kejam
Di saat Saka sedang berpikir,
tiba-tiba terdengar suara petir yang menggelegar di dekat Batu Delapan Sekte.
Ekspresi Marina sontak berubah. Dia
langsung menengadah dan menatap ke arah asal petir dengan kaget.
Sesosok bayangan tiba-tiba muncul di
atas langit sana. Wajah orang itu tidak terlihat, tetapi suaranya yang
berwibawa dan bermartabat bergema dengan nyaring.
"Jalan Kejayaan sudah dibuka.
Bagi para petarung yang berminat dipersilakan untuk segera datang ke Batu
Delapan Sekte!"
Suara itu terdengar menggelegar dan
bergema ke segala penjuru hingga 100 kilometer jauhnya!
Semua orang yang berada dalam
jangkauan suara itu refleks menatap ke arah Batu Delapan Sekte dengan kaget.
"Jalan Kejayaan dibuka? Itu
berarti siapa yang berhasil mencapai master ilahi?"
Wennie bertanya dengan kaget.
"Pasti ada yang ingin
memanfaatkan kesempatan mumpung Ruvan dan yang lainnya sedang
bermeditasi!"
Marina memicingkan matanya, otaknya
berpikir dengan cepat. Karena sekarang Adair, Ruvan dan yang lainnya sedang
bermeditasi, itu berarti persaingan di Jalan Kejayaan sama sekali tidak akan
menjadi berat.
Namun, pertanyaannya adalah siapa
yang bisa mencapai tingkat master ilahi dalam waktu tiga hari?
Marina menatap Saka, lalu berkata
dengan agak cemas, "Lebih baik kita nggak usah pergi dan amati saja
perubahan situasinya."
Sorot tatapan Saka juga berubah,
samar-samar dia tahu ini semua hanyalah sebuah konspirasi.
"Adair, Ruvan dan yang lainnya
pasti akan ke sana, ' kan?" tanya Saka.
"Tentu saja... " jawab
Marina.
"Baguslah," sahut Saka
dengan sorot tatapan yang dikuasai hasrat membunuh. "Saatnya mengakhiri
semua konflikku dengan mereka selama ini!"
Saka pun berjalan menuju Batu Delapan
Sekte!
"Tunggu aku!"
Marina yang berada di belakang Saka
sebenarnya merasa agak ragu. Dia awalnya berniat untuk mundur dari perseteruan
ini, tetapi sekarang malah refleks ingin mengikuti Saka yang berjalan pergi.
Marina pun memasukkan mayat Ryan ke
dalam tas penyimpanan, lalu bergegas mengikuti Saka.
Karena Jalan Kejayaan dibuka, area
dalam radius seratus kilometer itu jadi dipadati orang.
Begitu memasuki Gunung Reribu, semua
orang saling memperebutkan Api Ilahi, bahan obat dan membangun kekuatan
masing-masing.
Mereka semua ingin mencapai
pertarungan terakhir. Walaupun pada akhirnya tidak berhak menginjak Jalan
Kejayaan, setidaknya sudah melihatnya juga tidak masalah.
Link Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan
Note: Untuk beberapa saat, kita off dulu ya, semoga bisa sebelum puasa lanjut update, soalnya lagi ada kegiatan di dunia nyata. Yang mau bagi – bagi THR, ditunggu ya di Dana or Ovo 089653864821..Terima Kasih
No comments: