Bab 2043
Begitu suara tersebut terucap, semua
orang langsung menjadi terkejut.
"Saka, Saka Loren..."
Selama tiga hari terakhir, nama Saka
sudah menyebar ke mana-mana. Seseorang bertarung melawan Adair seorang diri.
Bahkan, nekat mempertaruhkan nyawa untuk melawan segel Jayub.
"Dia masih hidup..."
Penjaga itu tertegun untuk sesaat.
Tiba-tiba, dia mendadak mundur ke belakang. Suara jeritannya yang melengking
menggema. "Serangan musuh! Waspada!"
Tanpa pikir panjang, mereka langsung
mundur. Mereka tidak tahu seperti apa keadaan Saka saat ini. Namun, tidak ada
seorang pun yang mau menjadi orang yang menguji kekuatannya.
Meski sudah mati, kekuatan harimau
masih tetap ada.
Tanpa disadari, Saka sudah mencapai
titik di mana namanya saja bisa membuat orang ketakutan.
Saka berdiri di dekat Wennie dengan
tangan di belakang punggung. Seketika, ruang di sekelilingnya terbuka lebar dan
masing-masing orang menatapnya dengan tatapan penuh kewaspadaan.
Di bawah tatapan terkejut banyak
orang, Saka menatap ke arah puncak gunung dan melihat sebuah istana kayu yang menjulang
di sana.
Saka tersenyum tipis dan menatap
semua orang dengan tenang. "Jangan gugup, hari ini, nggak ada satu pun
dari kalian yang bisa melarikan diri."
Di titik ini.
Marina menggigit bibirnya kuat-kuat
untuk menahan pukulan yang kejam. Di tengah kebencian dan keputusasaannya,
kesadaran Marina berangsur-angsur menjadi kabur.
Namun, tepat pada saat itu, suara
Saka tiba-tiba terdengar dari bawah gunung.
Ryan yang tengah diliputi amarah,
tertegun untuk sesaat. Kemudian, matanya memancarkan kegembiraan yang sulit
dipercaya. "Saka, dia... datang?"
Dia mencari-cari keberadaan Saka,
siapa sangka orang ini malah datang sendiri.
"Apa orang ini datang untuk
mencarimu?"
Ryan tiba-tiba menatap Marina yang
penuh luka.
Tatapan Marina yang kosong tiba-tiba
tergerak. Dia sedikit mengangkat matanya. Hati Marina yang beku dan kaku seolah
tersentuh oleh kata-kata ini dan membuat Marina merasa bingung di dalam hati.
Dia...
Apa dia Saka datang untuk Marina?
"Saka harusnya terluka parah,
kenapa dia berani memasuki tempat ini?"
Tatapan mata Ryan tiba-tiba berubah.
Segera setelah itu dia mengangkat Marina dan membawa Marina menuruni gunung.
Pada titik ini, tatapan Wennie
terlihat agak gugup. Dia bersandar pada Saka. Dengan tatapan waspada, Wennie
memperhatikan tatapan-tatapan yang dipenuhi rasa takut, tetapi disertai sedikit
rasa ingin tahu di sekelilingnya.
Mereka seperti sekelompok hiena. Jika
Saka menunjukkan sedikit saja kelemahan dalam pertempuran berikutnya, mereka
pasti akan langsung menyerang bersama-sama!
Namun, pria di sampingnya ini begitu
tenang, memberikan perasaan nyaman yang tidak bisa dijelaskan di hati Wennie
yang gugup itu.
"Hahaha, aku nggak menyangka Kak
Saka akan datang. Aku minta maaf karena nggak keluar untuk menyambutmu. Maafkan
aku, maafkan aku."
Terdengar suara tawa yang keras.
Namun, hanya terlihat Ryan yang membawa Marina menyusuri jalan setapak di
gunung dengan senyum lebar di wajahnya. Seolah-olah, yang datang bukanlah
musuh, melainkan tamu.
"Tuan Ruvan nggak punya waktu
untuk menyambutmu. Aku kakaknya Marina, namaku Ryan Minjana. Aku membawa Marina
ke sini, khusus untuk menyambut dirimu. Marina, kenapa kamu belum
menyapanya?" kata Ryan sambil tersenyum menatap Saka.
Akan tetapi, Marina menatap Saka.
Marina membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Marina pun tetap
diam dengan tatapan yang rumit.
Saka menatap Marina. Tampak darah di
sudut mulut Marina, yang membuat Saka sedikit mengangkat alisnya. "Setelah
meninggalkanku, kenapa keadaanmu menjadi makin buruk."
Kembali bertemu dengan Saka, tatapan
mata Marina menjadi rumit. Namun, Marina berkata dengan lembut, "Pergilah.
Berlatihlah kultivasi dengan baik. Datanglah menjemputku di lain hari."
Kata-kata ini membuat mata Ryan
menjadi dingin dan dia pun berkata, "Marina, kamu sedikit nggak tahu sopan
santun. Orang datang dengan niat baik untuk menemuimu, tapi kamu malah
mengusirnya?
Sambil berkata seperti itu, Ryan
tiba-tiba mengangkat tangannya dan hendak menampar wajah Marina.
Saka langsung mencibir dan berkata,
"Hentikan."
"Aku akan memberimu kesempatan.
Bawa adikmu ke sini dan aku bisa mengampuni nyawamu."
Ryan memang berhenti, tetapi dia
menatap Saka dan tersenyum. Lalu, Ryan berkata, "Oke. Tapi, kudengar Kak
Saka mengalami luka parah di Gunung Tunaga. Jadi, mungkin nggak bisa melindungi
adikku."
Link Langsung Membeli Novel: https://lynk.id/novelterjemahan
Note: Untuk beberapa saat, kita off dulu ya, semoga bisa sebelum puasa lanjut update, soalnya lagi ada kegiatan di dunia nyata. Yang mau bagi – bagi THR, ditunggu ya di Dana or Ovo 089653864821..Terima Kasih
No comments: