Membakar Langit ~ Bab 1878

 

Bab 1878

 

"Beri tahu tuan kalian, kalau ingin mendapatkan sesuatu harus ada pengorbanan. Hanya karena kita sama-sama melawan, bukan berarti dia bisa mendapat keuntungan begitu saja tanpa usaha. Hal paling berharga bagi seorang pejuang adalah harga diri. Kuharap kalian nggak kehilangan harga diri itu!

 

Kalimat itu jelas merupakan penghinaan, tetapi juga bisa dianggap sebagai dorongan semangat. Bagi orang yang berbeda, artinya bisa dipahami dengan cara yang berbeda pula.

 

Namun, bagi Marko dan Felicia, kata-kata itu terasa seperti penghinaan dan pelecehan. Wajah mereka langsung berubah kesal dan penuh amarah.

 

Pada saat itu, Saka sudah berjalan menjauh.

 

Cecil memandang mereka dengan tatapan meremehkan. Sambil menggelengkan kepala, dia berkata, "Tuan-ku sama sekali nggak butuh bantuan kalian. Batas kemampuannya adalah sesuatu yang nggak akan pernah bisa kalian pahami! 11

 

Sambil berbicara, dia pun berusaha menarik Wennie untuk pergi.

 

Namun, di tengah perjalanan, dia mendapati Wennie tampak termenung dengan ekspresi bingung.

 

"Ada apa?" tanyanya heran.

 

"Nggak... nggak ada apa-apa..." jawab Wennie dengan sedikit ragu sambil mengernyit.

 

Mungkin itu hanya perasaannya saja, tetapi nada bicara tadi benar-benar terasa seperti nada suara Adriel...

 

Dia menatap ke depan dengan pandangan yang dalam, memandang punggung Saka yang perlahan menjauh...

 

"Orang yang nggak tahu diri!" kata Felicia dengan marah setelah Saka dan dua rekannya pergi.

 

"Aku akan melaporkan ini pada Tuan," ujar Marko dengan dahi berkerut.

 

Dia pun segera menghubungi seseorang dan melaporkan semua yang baru saja terjadi secara rinci.

 

Di seberang telepon, terdengar keheningan sejenak, sebelum akhirnya suara lembut disertai tawa ringan terdengar, "Berani sekali ingin menjadi penguasa di kawasan perbatasan luar, bahkan mencoba mengajari Paviliun Yasobi dalam melakukan tugas? Menarik sekali... "

 

"Orang seperti itu sepertinya nggak cocok untuk bekerja sama dengan kita. Lalu, apa langkah kita selanjutnya?" tanya Marko dengan nada serius.

 

"Kalau dia nggak ingin bekerja sama, kita juga nggak perlu memaksanya. Teruskan saja negosiasi dengan Pak Renan. Kalau Saka tetap bersikeras dengan sikapnya... "balas suara itu dengan nada santai.

 

"Maka kita bisa benar-benar bekerja sama dengan Renan untuk menyingkirkan Saka dari permainan."

 

Marko terkejut. "Tapi... "

 

"Apa yang kita lakukan adalah urusan besar. Dalam urusan besar, pengorbanan adalah hal yang wajar! Saka, seperti Adriel di masa lalu, hanyalah orang gila. Nggak bekerja sama dengannya sebenarnya adalah hal baik, karena dia bisa saja menjadi beban bagi kita! Orang-orang dari wilayah selatan selalu terlalu percaya diri. Mereka menganggap diri mereka lebih tinggi dari langit. Lucu sekali."

 

"Kalau dia terus bersikap seperti itu, mungkin lebih baik kita menyingkirkannya dan mengambil sumber dayanya. Setidaknya, jika sumber dayanya ada di tangan kita, itu jauh lebih baik daripada jatuh ke tangan Renan."

 

"Ya ... " jawab Marko.

 

Saat ini.

 

Di sebuah ruang rahasia, Saka menyerahkan bahan Obat Herbal Abadi kepada Wennie untuk diramu menjadi pil obat.

 

Sementara itu, dia sendiri duduk dengan tenang, merasakan evolusi dari mata ganda miliknya.

 

Keuntungan terbesar dari pertempuran kali ini bukanlah bahan obat yang langka itu, melainkan mata gandanya yang telah berevolusi ...

 

Sejak awal, Adriel tahu bahwa kartu truf terbesarnya bukanlah Tubuh Elemen Matahari, bukan pula warisan dari Tabib Agung Obat, melainkan mata ganda yang misterius ini.

 

Tabib Agung pernah mengatakan bahwa mata ganda adalah fenomena yang hanya muncul sekali dalam seribu tahun, sangat langka dan penuh dengan misteri. Mata ini memiliki berbagai kekuatan supernatural yang sulit dijelaskan.

 

Dalam sejarah, hanya sedikit orang yang pernah memiliki mata ganda. Namun, mereka yang memilikinya selalu menjadi tokoh luar biasa pada zamannya dan berdiri di puncak kejayaan.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1878 Membakar Langit ~ Bab 1878 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 03, 2025 Rating: 5

1 comment:

Powered by Blogger.