Bab 1918
Sementara itu, pada saat bersamaan.
Dalam sebuah gua di kawasan
perbatasan.
Adair sedang mendengarkan laporan
dari bawahannya tentang pernikahan dengan Kelly.
Adair tersenyum dan bertanya,
"Apa keluarga Atmaja begitu berusaha untuk menyenangkanku?"
Bawahannya tersenyum dengan penuh
hormat, lalu menambahkan, "Benar sekali. Itu karena keturunan keluarga
Atmaja nggak berguna, jadi mereka harus mengandalkan menantu sepertimu, bukan?
Tuan muda, Kelly mengatakan bahwa dia akan datang menemuimu setelah membunuh
Gary... "
Adair teringat pada wanita yang
pernah dilihatnya secara kebetulan, sepertinya dia adalah seorang Atmaja?
Hati Adair sedikit bergejolak, tetapi
dia segera menahannya. Dibandingkan dengan ambisinya di masa depan, seorang
wanita tidak begitu penting.
Bawahannya melanjutkan, "Renan
membuat situasinya menjadi sangat megah, dia mengumpulkan banyak kekuatan dari
wilayah luar. Kali ini, Gary nggak akan bisa melarikan diri dari bencana."
"Dia membuat situasi menjadi
sangat megah, ya. Ambisi Renan cukup besar, kabarnya dia menyebut dirinya
sebagai raja wilayah luar?" tanya Adair sambil tersenyum.
"Dia masih belum pantas menjadi
lawanmu..." jawab bawahannya dengan hati-hati.
"Biarkan saja dia," kata
Adair dengan acuh tak acuh, "Masa depan yang paling penting. Mungkin ada
kesempatan untuk mengambil alih keluarga Atmaja ... "
Bawahannya juga menjadi bersemangat.
Tiga keluarga bangsawan berdiri
berdampingan.
Dalam beberapa tahun terakhir,
keluarga Romli telah kehilangan banyak anggota tengah karena suatu peristiwa
yang tidak menguntungkan, sementara keturunan keluarga Atmaja banyak yang tidak
berbakat. Di antara tiga keluarga bangsawan, keluarga Syahrir menjadi yang
terdepan.
Adair dapat memanfaatkan pernikahan
ini untuk masuk dalam keluarga Atmaja. Setelah Jayub meninggal, tiga keluarga
bangsawan mungkin akan menjadi dua keluarga bangsawan.
Dibandingkan dengan perencanaan
seperti ini, apa artinya seorang raja wilayah luar?
"Sayangnya, targetku yang
sebenarnya adalah Dahlia ..." ucap Adair.
Memikirkan hal ini, tatapan Adair
menjadi agak muram dan wajahnya menunjukkan ekspresi dingin.
Jika bukan karena Saka, mungkin
sekarang Dahlia sudah menjadi miliknya. Namun, untungnya, kepala Saka juga akan
segera dikirim kepadanya...
Saat ini, Adair memerintahkan
bawahannya untuk memberi tahu Charles bahwa dia harus membawa kembali kepala
Saka.
Di wilayah luar, Gunung Nagari, ada
sebuah daerah terpencil yang tiba-tiba memancarkan cahaya emas yang memenuhi
langit dan membentuk sinar yang meluncur ke langit!
"Simpan!"
Sebuah suara malas terdengar dan
sinar itu menghilang. Seorang pria muncul dari cahaya emas yang memudar. Dia
meregangkan tubuhnya dan terdengar suara tulang tulangnya yang berderak.
"Akhirnya mencapai tingkat
langit tahap kesembilan, sudah mengejar Legan dan yang lainnya."
Sebuah sosok tubuh tanpa berpakaian
berjalan keluar, itu adalah Saka. Dia terlihat tampan dan elegan, semua luka di
tubuhnya sudah sepenuhnya sembuh, tampaknya tidak ada perbedaan dengan sebelum
dia menerobos tingkatan.
Namun, sepasang bola matanya sangat
dalam, seakan-akan ada dua titik cahaya keemasan yang samar-samar bersinar di kedalamannya,
seakan akan dia bisa melihat kelemahan seseorang dengan sekali pandang.
"Eh... Sa, Saka Sang Mahatinggi,
apa kamu mau mengenakan pakaian dulu?"
Sebuah suara yang sangat lelah
terdengar lemah.
Itu adalah seorang wanita cantik yang
tidak mengenakan pakaian. Usianya sekitar 30 tahun, matanya berkilauan dan
wajahnya yang putih tampak tersipu. Dia memiliki pesona seorang wanita dewasa.
Seiring dengan langkahnya yang
menghampiri Saka, kursi di belakangnya seketika berubah menjadi serpihan.
"Kelak ingat untuk membuat satu
kursi lagi," ucap Saka dengan santai.
Felicia menggigit bibir merahnya,
lalu menyahut dengan suara lembut.
"Pelatihan tertutup kali ini
selama dua hari, nggak tahu bagaimana kondisi di luar. Apa mau mengalahkan
Renan dulu?" tanya Felicia.
Saka menghela napas, mungkin karena
dia merasa tertekan terlalu lama kali ini, juga telah belajar pemahaman bela
diri Leluhur Lavali. Hasil terobosan tingkatan kali ini tampaknya lebih besar
daripada sebelumnya, dia merasakan kekuatan yang membara di seluruh tubuhnya
dan sangat ingin bertarung.
Kali ini, tidak sulit untuk
mengalahkan tingkat langit tahap kesembilan.
"Tentu saja!" seru Saka.
Felicia segera mengangguk. Dia
merasakan hal yang sama, hanya energi hangat yang dikeluarkan oleh Saka sudah
dapat membuatnya terus-menerus menerobos tingkatan. Sekarang dia sudah mencapai
tingkat langit tahap ketiga.
Tidak ada orang yang akan percaya
jika mengatakan bahwa dia bisa menerobos tingkatan hanya dengan tidur bersama
pria di hadapannya ini!
"Nggak tahu bagaimana situasi
Dokter Dewi Sakti di sana..." gumam Felicia.
Saka teringat pada Wennie dan yang
lainnya, lalu berkata dengan hati berdebar, "Dua hari nggak bertemu,
seharusnya membawa hadiah untuknya."
Selesai bicara, Saka langsung meraih
Felicia dan melesat pergi.
"Hei, mau pergi ke mana?"
tanya Felicia.
Felicia agak bingung, dia menyadari
bahwa Saka tidak kembali ke pusat Gunung Nagari, melainkan menuju ke salah satu
tempat di Danau Solaris ...
"Gunung Nagari adalah wilayahku,
ular itu hidup dengan mengandalkanku. Dalam situasi genting seperti ini, ada
baiknya membiarkan dia bekerja untukku," ucap Saka sambil tersenyum.
Dirinya tidak bisa membunuh Ular Iblis tingkat sembilan dan hanya melukainya
waktu itu.
Kebetulan kali ini bisa menggunakannya
sebagai kendaraan, agar bisa melindungi Wennie dan yang lainnya dalam
pertarungan hebat selanjutnya.
No comments: