Bangkit dari Luka ~ Bab 593

 

Bab 593

 

Nindi sama sekali tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan Bu Riska, akan seperti ini.

 

Dia mengira Nyonya kaya raya ini akan menulis cek untuknya, memperingatkannya agar tidak mendekati putranya lagi.

 

Nindi tidak menduganya dan tidak pernah membayangkan hal seperti ini terjadi.

 

Tetapi Nindi akhirnya tidak menandatangani surat itu dan meletakkan kotak itu di atas meja.

 

Dia berkata dengan serius, "Ibu nggak perlu khawatir tentang aku dan Cakra ..."

 

"Nak, aku ingin kamu menjadi putriku, bukan karena Cakra. Aku ini hanya ibu tirinya dan aku nggak bisa mengendalikan banyak hal. Namun, aku benar-benar menyukaimu dan ingin menjadikanmu bagian keluarga Julian."

 

Bu Riska tentu saja melihat kewaspadaan di mata Nindi. Perilakunya tadi memang akan membuat Nindi salah paham.

 

Tetapi dia benar-benar ingin menebus semua kesalahannya pada Nindi dan dia sangat menyukai Nindi.

 

Bu Riska tahu bahwa Nindi tidak hidup dengan baik di Keluarga Lesmana, jadi dia ingin memberikan Nindi perlindungan yang sama seperti anggota keluarganya.

 

"Tetapi Bu Riska bukankah Anda lebih memilih Nona dari Keluarga Morris sebagai menantu perempuan Anda?"

 

Bu Riska terdiam sejenak, lalu menjelaskan dengan canggung, "Dulu memang seperti itu. Ternyata itu hanya angan-anganku saja. Cakra nggak pernah setuju. Jangan salah paham tentang hal ini. Dia hanya menyukaimu selama bertahun-tahun."

 

Bu Riska tidak bisa berbohong kepada Nindi tentang ini.

 

Namun, gadis itu kebetulan adalah Nindi.

 

Bu Riska tidak dapat membayangkan seperti apa jadinya jika Nindi mengetahui kebenaran tentang kecelakaan mobil itu, tetapi kerugian yang dialami Nindi pasti jauh lebih besar daripada sekarang.

 

Ketika Nindi mendengar penjelasan Bu Riska secara langsung, suasana hati Nindi berubah menjadi tak menentu.

 

Namun, Sofia mengatakan begitu banyak hal hari itu, apa yang dia katakan hari itu hanyalah kebohongan?'

 

Pada saat ini, pintu ruang VIP itu tiba-tiba terbuka.

 

Cakra masuk dengan wajah tegas, ditemani oleh anggota tim humas TG Group.

 

Ketika Nindi melihat pria ini muncul, dia tertegun sejenak. Sejak mereka putus di pusat kebugaran terakhir kali, mereka tidak pernah berhubungan satu sama lain dan tidak pernah bertemu sekali pun.

 

Pria itu mengenakan jas hari ini dan rambutnya disisir rapi, tampak seperti seorang profesional sejati

 

Cakra melihat Nindi mengenakan pakaian salon kecantikan dan masker lumpur rumput laut di wajahnya. Dia tidak terlihat seperti dibawa ke sini oleh ibu tirinya untuk dipermalukan.

 

Suasana di dalam ruang VIP itu agak tegang.

 

Nindi melirik Cakra lalu mengalihkan pandangannya.

 

Bu Riska berdiri dan menatap Cakra, "Kenapa kamu di sini? Lalu, kenapa kamu membawa banyak orang bersamamu. Apa kamu ke sini mau bertarung denganku?"

 

Cakra mengerutkan bibirnya dengan dingin. Setelah menerima pesan dari Mia, dia bergegas menghampirinya secepat mungkin.

 

Dia berjalan mendekati Nindi, "Bu, sudah kubilang jangan ganggu kehidupan Nindi."

 

"Aku nggak mengganggu kehidupan Nindi. Aku mengundangnya untuk datang melakukan perawatan kecantikan dan membelikannya banyak hadiah."

 

Bu Riska merasa dipojokan, "Ngomong-ngomong, ada sesuatu yang perlu aku sampaikan kepadamu Aku ingin mengadopsi Nindi sebagai anakku. Kamu juga tahu bahwa aku selalu ingin punya anak perempuan, sayangnya Mario adalah anak laki-laki.

 

Bu Riska telah merenungkan masalah ini untuk waktu yang lama.

 

Wajah Cakra berubah dan dia menolak, "Nggak bisa.

 

"Kenapa nggak bisa? Bukankah kalian sudah putus?"

 

Cakra mendengar kata 'putus', hatinya tiba-tiba terasa nyeri, "Aku sama sekali nggak mau putus dari Nindi, dan aku nggak akan mau putus begitu saja dari Nindi:"

 

Nindi hanya bisa menjadi pacarnya, bukan saudara perempuannya.

 

Cakra mengerutkan kening dan berkata, "Jika ibu menginginkan anak perempuan, kenapa nggak buat lagi saja dengan ayah? Sekarang teknologi bayi tabung sudah sangat maju, itu bukan masalah."

 

Bu Riska sangat marah hingga tidak bisa berkata -kata lagi.

 

Nindi sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Cakra, tetapi tidak mengatakan apa pun. Dia merasa bahwa Cakra memiliki hubungan yang baik dengan ibu tirinya.

 

Bu Riska akhirnya memegang tangan Nindi dan berkata kepada Cakra dengan marah, "Kamu sendiri yang dicampakkan, kamu nggak bisa menyalahkanku untuk ini."

 

Alis Cakra berkerut, "Aku mencoba menghiburnya, bisakah kamu berhenti membuat masalah?"

 

Percakapan mereka terus berlanjut, sementara Nindi merasa semakin canggung. Bisakah mereka berhenti membahas soal perpisahannya dengan Cakra?

 

Apa mereka menganggap dirinya tidak ada di sini?

 

Bukankah seharusnya nyonya kaya raya ini melemparkan cek? Kenapa semuanya jadi tidak sesuai dengan dugaan Nindi?

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 593 Bangkit dari Luka ~ Bab 593 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 20, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.