Bangkit dari Luka ~ Bab 595

 

Bab 595

 

Ketika Nindi melihat wajah muram Cakra, dia merasa sedikit lebih baik.

 

Dia berbalik dan berjalan menuju lift.

 

Tak lama kemudian, dia mendengar suara langkah kaki dari belakangnya, dan dia tahu siapa orang itu.

 

Pintu lift terbuka dan Nindi melangkah masuk. Dari sudut matanya, dia melihat Cakra juga mengikuti dan berdiri di sampingnya.

 

Kedua orang itu berdiri berdekatan satu sama lain, dengan jarak yang sangat dekat.

 

Suasana di dalam lift sangat sunyi. Nindi mendongak dan melihat bayangannya di pintu lift. Matanya bertemu dengan tatapan mata gelap Cakra, Nindi langsung membuang muka.

 

Nindi dapat merasakan sepasang mata sedang menatapnya dalam, tetapi dia tidak ingin menatapnya balik.

 

Cakra menatapnya tanpa daya, matanya tertuju pada wajah cantik Nindi. Sebenarnya dia tidak tidur nyenyak dalam beberapa hari terakhir.

 

Setiap kali membuka atau menutup mata, yang terbayang hanyalah wajahnya yang marah saat mengatakan ingin putus.

 

Dia tidak pernah semarah dan secemas itu seumur hidupnya, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

 

Tidak lama kemudian, pintu lift terbuka.

 

Saat Cakra memikirkan apa yang harus dikatakan pada perempuan itu, Nindi langsung berjalan keluar tanpa menoleh ke arahnya.

 

Dia mengejarnya dengan kesal, "Tunggu sebentar, aku akan mengantarmu pulang."

 

"Nggak perlu repot-repot, Tuan Cakra. Ada banyak taksi di sini. Itu akan lebih baik untukku."

 

Nindi berbalik dan menatap pria itu dan menatapnya dengan tatapan yang dingin.

 

Cakra merasa tertekan dan menarik napas dalam -dalam, "Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu."

 

"Aku rasa nggak ada yang perlu kita berdua bicarakan lagi."

 

Nindi berbalik dan mencoba pergi, tetapi Cakra menariknya kembali dan dia jatuh ke pelukannya.

 

Dia tanpa sadar ingin melawan, tetapi lelaki itu memeluknya erat.

 

Nindi tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Cakra.

 

11

 

"Aku di sini."

 

"Kamu nggak tahu malu."

 

Cakra tidak menjawab. Tidak apa-apa bersikap tidak tahu malu. Itu lebih baik daripada pacarnya melarikan diri.

 

Pada saat ini, sebuah mobil mewah melaju dan menurunkan kaca jendela, "Nona Nindi."

 

Ketika Nindi mendongak dan melihat Nyonya Captadi duduk di dalam mobil, dia tersipu dan mendorong Cakra menjauh. Dia cukup kuat dan ketika Cakra lengah, dia hampir terdorong ke tanah.

 

Cakra tampak sedikit malu. Dia menoleh untuk melihat orang-orang di dalam mobil dan berkata, " Nyonya Captadi, apa ada yang bisa saya bantu?"

 

Tatapan mata pria itu sedikit tidak senang. Jika Nyonya Captadi tidak tiba-tiba muncul, dia pasti sudah membawa Nindi ke dalam mobil.

 

Mengapa ada seseorang yang datang mengganggu Cakra di saat-saat penting?

 

Nyonya Captadi juga melihat ketidaksenangan di wajah Cakra dan tahu bahwa dia mungkin telah mengganggu mereka, tetapi dia tidak menyadari bahwa pria yang dipeluk Nindi adalah Cakra.

 

Setelah kejadian di Restoran Pyrus terakhir kali, Bu Riska seharusnya tahu siapa gadis yang dilindungi Cakra. Kenapa mereka belum berpisah juga?

 

Namun, melihat bagaimana Cakra melindungi Nindi, sepertinya mereka tidak akan putus dalam waktu cepat.

 

Nyonya Captadi berkata kepada Cakra dengan tidak enak hati, "Maaf, saya nggak menyadari bahwa Pak Cakra ada di sini. Saya punya sesuatu untuk dikatakan kepada Nona Nindi."

 

Nindi sedikit penasaran. Apa yang ingin dikatakan Nyonya Captadi kepadanya?

 

Dia hanya bertemu Nyonya Captadi satu kali.

 

Dia berjalan mendekat, "Apa yang ingin dikatakan Nyonya Captadi?"

 

"Kudengar Keluarga Lesmana punya anak angkat bernama Sania. Dia tampaknya punya hubungan baik dengan saudara-saudaramu. Kak Darren sudah membersihkan kekacauannya beberapa kali."

 

Ketika Nindi mendengar apa yang dikatakan Nyonya Captadi, dia bisa menebak apa yang dimaksud Nyonya Captadi.

 

Dia tersenyum dan berkata, "Anda juga harus tahu bahwa orang tuaku meninggal dalam kecelakaan mobil bersama ayah Sania, yang merupakan seorang supir dari keluarga kami. Kak Darren membawa Sania ke Keluarga Lesmana dan membesarkannya. Mereka memiliki hubungan yang cukup baik dan dia selalu melindunginya."

 

"Itu lebih dari sekadar perlindungan. Dia begitu mengutamakan adik angkatnya hingga mengabaikanmu. Kalau bukan karena tahu bahwa Sania adalah anak angkat, orang bisa saja mengira kakakmu punya perasaan lain pada Sania."

 

Cakra berbicara dengan nada tidak suka dan penuh sindiran. Tanpa ragu, dia berkomentar buruk tentang Darren dan Sania.

 

Nyonya Captadi mengerutkan kening setelah mendengar ini, "Saya nggak berpikir Darren bukan tipe pria yang sebodoh itu."

 

Jika memang dia tidak bisa membedakan prioritas, keluarga Captadi tidak akan setuju membiarkan Darren menjadi menantu.

 

Tatapan mata Cakra sangat dingin dan tegas, " Nyonya Captadi yang terhomat, jika Anda sedikit lebih teliti... Anda akan tahu bahwa Keluarga Lesmana memang selalu pilih kasih. Itu bukan rumor, itu semua benar."

 

Nyonya Captadi langsung berhenti berbicara.

 

Cakra melanjutkan, "Jika keluarga Anda ingin memilih menantu, sebaiknya pertimbangkan ulang karakternya."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 595 Bangkit dari Luka ~ Bab 595 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 20, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.