Bab 610
Suaranya mulai terdengar gelisah,
"Semalam..."
"Kamu nggak perlu jelaskan
tentang semalam."
Nindi sudah bisa menebak apa yang
ingin dia katakan. Jadi, dia pun langsung memotongnya.
Dia teringat saat duduk di dalam
mobil dan meninggalkan Restoran Pyrus semalam. Saat itu, dia sempat melihat
Sofia berdiri di belakang Cakra. Dia memaksa dirinya untuk tidak memikirkan apa
yang mereka bicarakan setelahnya.
Tatapan Cakra sedikit meredup. Dia
bahkan terus memikirkan ini semalaman. Lalu, hari ini, dia ingin menjelaskan
semuanya.
Akan tetapi, saat ini, Nindi
benar-benar menjaga jarak dan sangat acuh tak acuh, sekaan tak bisa didekati.
Satu-satunya cara adalah
menenangkannya.
Cakra tak bisa mengambil risiko, yang
bisa membuat Nindi mengucapkan kata itu lagi. Namun, Cakra tak tahan lagi.
"Masih marah, ya?" tanya
Cakra lirih.
"Memangnya buat apa aku marah?
Lagi pula, yang dipermalukan bukan aku."
Nindi menatapnya dengan penuh
keyakinan, wajahnya tanpa ekspresi, seolah benar-benar tidak peduli.
"Benarkah?"
Cakra berdiri dan melangkah mendekatinya.
Nindi mundur sedikit, berusaha
mengingatkannya, " Ini kantor."
Begitu dia selesai bicara, pria itu
malah berbelok, menutup pintu dan bahkan menguncinya.
Bunyi kunci yang diputar membuat jantung
Nindi seolah ikut terkunci. Apa yang ingin dia lakukan?
Cakra kini berdiri di hadapannya
sambil menatap matanya dengan intens. Dulu, Nindi masih mudah menunjukkan
emosinya, seluruh isi hatinya bahkan terbaca dengan jelas.
Namun, sekarang, ada saat-saat di
mana dia pun tidak bisa menebak apa yang ada di pikirannya sendiri.
Dia memelankan suaranya, mulai
menjelaskan, " Kemarin, aku juga sudah menjelaskan sendiri kalau aku dan
Sofia nggak pernah tunangan."
Jarak di antara mereka sangat intens,
tidak terlalu jauh, tetapi juga tidak terlalu dekat. Hal itu cukup untuk
membuat suasana menjadi agak kikuk.
Nindi menahan diri untuk tidak
bereaksi, dia kemudian memalingkan wajah, hanya menggumam pelan,
"Hm."
Cakra tertegun sejenak, tak menyangka
itulah reaksinya. Rasanya seperti diacuhkan begitu saja dan tak menuai hasil
sedikit pun.
Ada nada frustrasi dalam suaranya
saat dia berkata, " Lemon Kecil, apa yang harus aku lakukan agar kamu
berhenti marah, hm?"
Dia tidak bisa disentuh, juga tidak
bisa dibujuk dengan kata-kata.
Nindi menatapnya, sudut matanya
melengkung, bibirnya tertarik dalam senyum tipis, "Nggak tahu."
Senyuman itu seperti pisau yang
menusuk langsung ke dada Cakra.
Nindi berbalik, menjauh darinya, dan
melangkah ke arah meja kantor.
Tatapan Cakra jatuh ke kakinya yang
jenjang. Tanpa sadar, dia menarik Nindi kembali, "Mau kabur secepat itu?
Aku bahkan belum selesai ngomong."
Nindi menekan dada Cakra dengan kedua
tangan, seraya menundukkan pandangannya, "Lepaskan dulu, baru
ngomong."
Cakra bergumam pelan, "Jangan
pakai rok sependek ini lagi buat ke kantor."
Nindi hanya terdiam dan merasa bahwa
pria ini terlalu suka ikut campur.
Rasa memberontak dalam diri Nindi
langsung muncul. Dia pun mendongak dan sengaja bertanya, " Bagus,
'kan?"
Cakra mengangguk tanpa ragu,
"Bagus."
Namun, dia tidak suka kalau ada pria
lain yang melihatnya.
"Bagus, 'kan? Aku bakal pakai
apa pun sesukaku."
Dia tidak butuh Cakra mengatur
hidupnya.
Cakra menoleh sedikit, diam-diam
mengutuk dirinya sendiri dalam hati. Bagaimana bisa dia sampai begitu terpikat
oleh gadis kecil ini?
Lebih parahnya lagi... dia sama
sekali tidak keberatan dengan situasi ini.
Akhirnya, dengan nada pasrah, Cakra
berkata, "Sore ini ada pertemuan industri. Kakakmu mungkin juga akan datang.
Dia belakangan ini agak jadi sorotan."
"Orang yang benar-benar hebat,
nggak butuh jadi sorotan."
Nada suara Nindi terdengar begitu
percaya diri.
Cakra terkekeh, "Aku dan kamu
harus datang nanti sore."
Nindi tertegun, "Tapi... di pertemuan
itu, mungkin ada orang yang mengenalmu, 'kan?"
Baru sekarang dia sadar, Cakra tidak
pernah menghadiri acara semacam itu bersamanya. Dia pasti selama ini sengaja
menyembunyikan identitasnya!
Tatapan Cakra terlihat serius,
"Memang."
"Kamu nggak takut Kak Darren
mengenalimu?"
"Yang seharusnya takut itu bukan
aku." Cakra berkata dengan penuh arogan.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: