Bab 611
Nindi sedikit terkejut mendengar hal
itu, ia segera menundukkan kepalanya.
Menyadari perubahan ekspresi wajah
wanita itu, Cakra pun bertanya dengan hati-hati. "Kenapa?"
"Kamu benar, toh siapa juga yang
berani cari gara-gara sama kamu?" ucap Nindi.
Nindi hanya menyungging senyum tipis.
Melihat senyuman itu, Cakra lantas
menekan ujung lidahnya ke bagian dalam pipi, hatinya terasa diterpa hujan es.
Dalam hal ini, ia akan selalu berada
di pihak yang salah.
Tanpa sadar Cakra mencubit pelan pipi
wanita itu. " Udah, nggak usah senyum lagi."
Saat Nindi hendak menghindar, pintu
kantor tiba-tiba terbuka. Zovan berdiri di ambang pintu dan melihat kedua orang
itu berada di dalam ruangan.
Ia tampak berjalan mundur selangkah.
"Eh... aku balik lagi nanti deh."
Cakra menurunkan tangannya, bibir
tipisnya mengeras dingin saat menatap Zovan. "Nggak bisa ketuk pintu dulu,
ya?"
"Ini 'kan kantorku, ngapain coba
harus ketuk pintu? "ucap Zovan.
Zovan tampak kebingungan.
Sementara itu, Nindi dengan cepat
berbalik dan pergi, ia merasa malu untuk tetap berada di tempat itu.
Wajah Cakra terlihat masam, ia segera
menatap Zovan. "Kayaknya tadi aku sudah kunci pintunya deh."
"Aku lupa kasih tahu, kunci
pintunya sudah dua hari lalu rusak," ucap Zovan.
"Hmm, jangan lupa ganti,"
ucap Cakra.
Cakra meraih berkas yang sebelumnya
diberikan oleh Nindi dan mulai membacanya. Harus diakui, wanita itu memang
cukup berbakat.
Zovan lantas menghampirinya, ia
bertanya dengan penasaran. "Eh, katanya semalam kamu di Restoran Pyrus
terang-terangan membantah perjodohanmu sama Sofia, dan malah belain si lemon,
ya?"
Zaman sekarang, rumor menyebar dengan
sangat cepat.
Semua orang mengetahui bahwa gadis
yang dilindungi oleh Cakra adalah seorang streamer game. Nindi bahkan pernah
berhasil melakukan jurus andalan Cakra, kombinasi dua belas serangan. Banyak
yang berspekulasi mengenai hubungan keduanya yang terjalin selama ini.
Ekspresi Cakra tetap tenang.
"Mau gimana lagi, semalam itu nomennya pas banget buat klarifikasi."
la pun tidak menyangka kedatangan
Sofia ke ruang VIP. Terlebih lagi, tutur kata wanita itu membuat Cakra merasa
tidak nyaman, sehingga ia merasa perlu untuk melakukan klarifikasi.
"Iya juga sih. Dari awal kamu
sudah kasih Sofia kesempatan buat jelasin semuanya, supaya nggak bikin harga
dirinya jatuh. Tapi dia malah ngeyel, ya wajar kalau dia malu gara-gara kamu
langsung turun tangan. Salahnya sendiri, 'kan," ucap Zovan.
Zovan turut merasa bahwa Sofia
terlalu keras kepala. Itu sekadar rumor pertunangan, bukan suatu kenyataan,
tetapi akhirnya berujung pada situasi yang memalukan seperti ini.
Zovan berkata, "Kayaknya Ibunya Sofia
langsung tahu masalah ini deh. Dia 'kan sahabatnya Ibumu, bisa jadi nantinya
dia bikin masalah sama Nindi."
Perempuan licik dari keluarga Morris
itu bukan orang sembarangan.
Sorot mata Cakra terlihat begitu
dingin. "Dia nggak bakal berani, kecuali dia mau lihat keluarga Morris
jatuh miskin."
"Dua tahun ini, keluarga Morris
sudah makin terpuruk. Mereka masih bertahan karena Ibumu kasih kontrak jangka
panjang. Kalau kamu batalin kontrak itu, mereka bisa langsung bangkrut,"
ucap Zovan.
Zovan cukup memahami situasi keluarga
Morris.
Oleh karena itu, mereka mengerahkan
segala cara agar putrinya dapat menikah dengan keluarga Julian.
Setelah selesai membaca berkas yang
berada di tangannya, Cakra menyerahkannya kepada Zovan. " Aku mau datang
ke acara pertemuan nanti sore."
Ia pun tidak menyangka kedatangan
Sofia ke ruang VIP. Terlebih lagi, tutur kata wanita itu membuat Cakra merasa
tidak nyaman, sehingga ia merasa perlu untuk melakukan klarifikasi.
Jujur saja, Zovan turut menantikan
momen itu.
Begitu nama keluarga Lesmana
disebutkan, Cakra seketika berbicara dengan nada yang lebih dingin. " Dia
kira dengan dukungan dari keluarga Ciptadi, hidupnya bakal tenang
selamanya?"
"Gimana kalau di acara pertemuan
nanti, kita kasih ' hadiah kejutan' buat kakaknya si lemon?" tanya Zovan.
Setelah sekian lama menahan diri,
saatnya untuk memberikan pelajaran yang tak terlupakan.
Kedua pria itu saling bertukar
pandangan sekilas, mereka sudah saling mengerti.
Seusai rapat, Nindi merapikan dokumen
dan bersiap menuju lokasi seminar bersama rekan-rekannya.
Saat hendak berangkat, mobil Cakra
menghadangnya. "Naik," ucapnya.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: