Bab 1683
Adriel menerimanya sambil tersenyum.
Lalu, dia menyuruh Lila untuk mengambil alih sebagian dari wilayah kekuasaan
Adriel. Wanita ini sudah lama menganggur, sudah waktunya untuk menunjukkan
bakatnya.
"Aku benar-benar nggak salah
memilihmu..."
Legan menghela napas dalam hatinya,
wajahnya memerah. Bergabung dengan Adriel adalah keputusan paling tepat yang
pernah dia buat dalam hidupnya.
Selama hidup Legan, dia belum pernah
merasa begitu bangga dan puas!
Setelah para tamu dan tuan rumah
bersenang- senang, Adriel kembali ke vilanya dan mencari Liana.
Sebagai istri guru, Liana tentu saja
tinggal di rumah Adriel.
"Guru Liana..."
Begitu Adriel memasuki pintu, dia
menyapa Liana dengan sopan. Liana sedang minum teh, sedangkan Wennie menunggu
dengan hormat di sampingnya.
Untuk berjaga-jaga, Adriel masih
belum memberitahunya bahwa gurunya adalah seorang Dewa Obat.
Mereka tampak bersenang-senang. Namun
tidak lama kemudian, ekspresinya berubah dan Adriel merasakan suasana yang
tidak biasa.
Freya terlihat sedang duduk di
sebelah dengan ekspresi pucat.
"Guru Freya."
Adriel masih menyapanya dengan
hormat.
Freya menjawab dengan sangat tenang,
"Nggak banyak panggilan yang tersisa untukmu."
Entah masih ada berapa banyak wanita
lain yang dimiliki oleh Tabib Agung.
Adriel menghela napas dalam hatinya,
tetapi dia berkata sambil tersenyum, "Aku cuma memiliki dua wanita di
hatiku. Guru Liana dan Guru Freya. Aku nggak mengenal istri dari guruku yang
lainnya!"
Freya tidak menggubrisnya, hanya
menggelengkan kepalanya pelan sambil menyahut, "Kamu dan gurumu itu sama
saja. Saat itu, gurumu juga bilang kalau cuma punya dua wanita saja."
"Kenapa mempersulit anak
itu!"
Liana sangat bersemangat dan menyela
sambil tersenyum, "Murid yang baik, ayo duduk. Guru Liana punya sesuatu
yang bagus untukmu..."
Setelah berbicara, Liana mengeluarkan
beberapa botol kaca dari tangannya.
"Ini..."
"Itu cuma beberapa esensi darah
milik Steven," ucap Liana. Wanita itu tersenyum santai seraya berkata,
"Mulai sekarang, berlatihlah dengan giat. Aku... akan membawa ibumu pergi
ke perbatasan."
Perbatasan?
Adriel sedikit bingung
Liana menyahut dengan tenang,
"Gurumu sudah meninggal. Ada beberapa urusan yang harus aku tangani di
perbatasan."
Apa hubungan kematian guru Adriel
dengan perbatasan?
Apa yang ada di perbatasan?
Hati Adriel tergerak, lalu dia
tiba-tiba dia bertanya," Apa kamu akan bertemu dengan ... Ahli Bela Diri
Agung?"
Ahli Bela Diri Agung, dengan beban
yang begitu besar. Dia telah menjaga perbatasan selama bertahun-tahun. Dia bisa
dianggap sebagai landasan negara!
Ahli Bela Diri Agung adalah
eksistensi tertinggi di antara para ahli bela diri di dunia.
Dia telah mencapai puncak tertinggi
dalam seni bela diri.
Kemungkinan besar, Liana pergi ke
perbatasan adalah untuk mengunjungi Ahli Bela Diri Agung yang ada di
perbatasan!
"Hei, Nak ... jangan banyak
bertanya. Lakukan saja pekerjaanmu dengan baik. Srijaya ini adalah hadiah
pertamaku untukmu. Berapa banyak kultivasi yang bisa kamu tingkatkan dengan
hadiah ini, itu semua terserah kamu," sahut Liana.
Adriel tersenyum sambil menjawab,
"Aku akan mengasingkan diri selama sehari untuk memilah keuntungan yang
sudah aku dapat. Besok, aku akan keluar dan mengalahkan musuh."
Srijaya hanyalah sepotong daging yang
diberikan oleh Liana ke mulut Adriel. Akan tetapi, cara Adriel memakannya dan
seberapa banyak dia memakannya, itu semua tergantung pada kemampuan Adriel.
Lagi pula, membagi wilayah sebenarnya
bukan sekadar perintah. Sekalipun kamu membunuh seekor anjing, kamu harus
membiarkan anjing tersebut melolong beberapa kali, bukan?
Untuk menghilangkan kebisingan dan
menyatukan Srijaya, beberapa keluarga tidak bisa dihindari dan harus dibunuh.
Adriel tidak pernah lupa bahwa
keluarga Dumin, Juan Dumin adalah orang yang memerintahkan pembunuhan ayahnya.
Sebelum pergi, Adriel tiba-tiba
berkata, "Omong- omong, Guru Liana, Wafa ingin bergabung dengan Sekte
Tempa Senjata ..."
Adriel masih harus menggunakan Wafa
dan dia masih harus memberinya manfaat ini. Akan tetapi, untuk mencegah Wafa
membocorkan rahasianya, Adriel harus melakukan sesuatu pada Wafa, setelah dia
menemukannya.
"Sudah selesai, biarkan dia
melapor saat dia punya waktu," ujar Liana sambil tersenyum.
Ketika Wennie melihat Adriel pergi,
dia juga mengundurkan diri dan mengikuti Adriel pergi. Bagaimanapun...
Dia juga harus membantu Adriel
berkultivasi.
Setelah keduanya pergi, ekspresi
santai di wajah Liana sontak menghilang. Wajahnya menjadi serius, lalu dia
berkata perlahan, "Apa kita harus memberi tahu Ahli Bela Diri Agung
tentang informasi ini? Kalau dia nggak bisa diandalkan, maka..."
"Kalau dia nggak bisa diandalkan,
orang lain pasti akan lebih nggak bisa diandalkan," tandas Freya. Suara
Freya terdengar dalam dan dia berkata kembali, "Setidaknya, ketiga orang
suci itu bertarung berdampingan dan dekat satu sama lain."
"Kamu juga bilang seperti itu di
awal... "
Liana tersenyum pahit, kemudian
berkata dengan lembut, "Setelah Tentara Agung gugur, dia mendukung Negara
Elang sendirian selama bertahun -tahun. Sangat sulit bagi generasi tingkat suci
untuk mengurung diri mereka sendiri di perbatasan dan menindas dunia saat
ini."
"Kalau dia tahu tentang kematian
Levi, mungkin segala sesuatunya akan berakhir di titik kritis..."
"Bagaimanapun, Ahli Bela Diri
Agung juga seorang manusia dan dia juga sudah tua. Nggak akan ada generasi muda
yang bisa memenuhi harapannya di dunia ini. Kalau dia masuk ke Dunia Roh, kalau
begitu..."
Freya terdiam dan tidak bisa
melanjutkan ucapannya.
No comments: