Bab 1742
Wajah Liana tampak pucat pasi.
Penerobosan Ketiga dari Teknik Penerobos Surgawi hampir habis waktunya. Meski
begitu, Liana justru tampak gembira. Dengan gerakan ringan, dia melesat maju,
berniat memanfaatkan momen ini untuk mengalahkan Yarno dalam satu serangan
terakhir!
Tubuh Yarno kaku, dia memaksakan diri
menggunakan sisa kekuatannya untuk menghindar di sekitar. Namun, dia tidak lagi
memiliki tenaga untuk melawan. Jika terus seperti ini, akhirnya dia hanya akan
menjadi darah yang tersebar di langit.
Pada saat ini, Yasmin dan yang
lainnya di bawah mulai cemas.
Namun, Yarno yang sedang melarikan
diri tiba-tiba berteriak dengan suara keras, "Apa kalian para orang tua
sudah cukup menonton? Kenapa kalian belum mau turun tangan?"
Tepat setelah itu, sebuah suara tua
yang lembut terdengar, "Yarno, kita sudah sepakat. Kamu yang akan turun
tangan untuk menyelesaikan ini. Kamu juga akan mendapatkan tiga bagian dari
keuntungannya. Kami hanya bisa menjadi penonton agar nggak menyulut
kemarahanmu."
Suara tua itu terdengar seakan datang
dari segala arah, membuat orang tidak bisa menentukan lokasinya dengan pasti.
Namun, ini langsung membuat kerumunan
terkejut!
Pertempuran yang mengguncang langit
ini begitu sengit, tetapi ternyata di pihak Yarno sudah ada yang diam-diam
mengawasi sejak awal?
"Hahaha, kami sudah bilang
sebelumnya kalau pewaris Tabib Agung bukanlah target yang mudah ditangkap. Tapi
kamu nggak percaya, ingin serakah mendapatkan tiga bagian keuntungan. Sekarang
bagaimana? Nggak sanggup mengalahkannya, 'kan?
Suara serak yang terdengar kasar
serta sedikit mabuk, muncul seperti guntur yang meledak. Nada suaranya penuh
cemoohan, tanpa sedikit pun rasa hormat.
Ekspresi di wajah semua orang yang
hadir langsung berubah. Suara tua tadi mungkin sulit dikenali, tetapi suara
mabuk itu membuat mereka langsung teringat pada seseorang.
Di Kota Sentana, ada seorang kepala
keluarga yang selalu mabuk. Dia adalah seorang tokoh leluhur dari salah satu
tiga keluarga bangsawan dan tujuh keluarga hebat!
"Sudahlah, kita semua berada di
pihak yang sama. Nggak perlu memperdebatkan hal ini. Yarno, kalau keluarga
Syahrir bersedia menyerahkan satu bagian keuntungan, kami akan segera turun
tangan menyelesaikan ini."
Suara tua yang penuh dengan
kewibawaan serta tidak dapat dibantah, langsung terdengar.
Pada saat ini, Yarno yang masih
melarikan diri menggertakkan giginya. Dengan nada penuh kemarahan, dia
berteriak, "Baiklah! Aku setuju! Cepat turun tangan!"
"Seharusnya dari awal
begitu!"
Suara mabuk itu tertawa mengejek.
Saat pedang hitam melesat ke arah Yarno, tiba-tiba seorang pria bertubuh besar
muncul di udara. Tingginya lebih dari dua meter, tubuhnya penuh otot seperti
gunung yang menjulang.
Dia membawa sebuah gentong minuman
kecil berwarna kuning pucat di tangannya.
Saat pedang hitam hampir menyentuh
Yarno, pria itu melemparkan gentong minuman kecil di tangannya. Suara benturan
keras pun terdengar, membuat pedang hitam langsung terpental ke belakang.
Gentong minuman kecil itu kembali ke
tangannya, dengan permukaan yang tampak memiliki goresan samar. Beberapa tetes
anggur tumpah, tetapi dalam sekejap, goresan itu pulih seperti semula.
"Bocah, kamu lumayan juga mampu
melukai gentong minuman kecilku. Terutama karena kamu berhasil membuat Yarno
jadi seperti ini. Ini benar- benar memuaskan!"
Pria bertubuh besar itu tertawa
terbahak-bahak dengan mata mabuk yang setengah terbuka, memancarkan semangat
heroik.
"Siapa kamu?" tanya Adriel
sambil menyipitkan mata.
"Salah satu dari tiga keluarga
bangsawan dan tujuh keluarga hebat. Jeff Dimasta dari keluarga Dimasta!"
Pria bertubuh besar itu berkata
dengan suara yang bergemuruh seperti petir. Tubuhnya yang kokoh memancarkan
aura yang luar biasa, seakan dia adalah puncak gunung yang kokoh, sama sekali
tak tergoyahkan!
Kata-kata Jeff langsung membuat
tempat itu gempar!
Liana yang menyaksikan semua ini,
memasang wajah muram. Dia menarik kembali cahaya pedangnya, berdiri di samping
Adriel untuk melindunginya.
Jeff adalah seorang tokoh legendaris.
Keluarga Dimasta adalah yang tertinggi dari tiga keluarga bangsawan dan tujuh
keluarga hebat!
Mereka bahkan dikabarkan memiliki
peluang besar untuk menggantikan keluarga Atmaja sebagai penguasa kekuatan
militer.
Namun, pada saat ini Adriel hanya
menatap Jeff dengan tatapan tajam. Dia menggelengkan kepala sembari berkata
dengan nada dingin, "Masih belum cukup."
"Kalau begitu, bagaimana jika
ditambah denganku?"
Suara tua yang lembut terdengar di
udara, diikuti oleh sosok tua yang melangkah ringan sambil mengibaskan lengan
jubahnya, serta berjalan di udara.
Orang tua itu mengenakan jubah hijau
pudar yang sudah hampir berubah putih, seperti telah dicuci berkali-kali. Di
kepalanya, terdapat jepit kayu sederhana, sementara rambutnya yang berwarna
perak berkilau memancarkan aura penuh misteri, mirip dengan seorang pertapa.
Mata orang tua itu memancarkan ketenangan, tanpa sedikit pun emosi seperti suka
atau duka, seolah-olah dia adalah seseorang yang telah meninggalkan dunia fana,
hidup di luar dunia ini.
Begitu melihat sosok itu, Yasmin
langsung berseru dengan penuh semangat, "Paman Leluhur Farhan!"
Semua orang di tempat itu terdiam.
Keluarga Romli memiliki dua leluhur
besar. Leluhur tertua adalah Logan Romli, sementara leluhur kedua adalah Farhan
Romli.
Meski keluarga Romli pernah mengalami
bencana besar hingga kehilangan sebagian besar anggota di tingkat master ilahi,
keberadaan kedua leluhur ini membuat siapa pun tidak ada yang berani meremehkan
keluarga Romli!
Belum lagi, di balik awan ada tiga
sosok besar lainnya yang tampak bersembunyi. Mereka seperti para dewa, berdiri
tinggi dan tak tersentuh.
Tiga keluarga bangsawan dan tujuh
keluarga hebat, semuanya hadir!
Aura mereka menekan, mengguncang
wilayah hingga ratusan kilometer!
No comments: