Bab 1762
Namun, saat melihat sosok ini, Daniel
terkejut dan berteriak tak percaya.
Saat kata-kata ini dilontarkan, semua
orang sontak terkejut!
Ayah Adriel, Dito Lavali?
Bagaimana mungkin?
Bukankah dia sudah mati?
"Nggak, ini bukan Dito ...
wajahnya kelihatan mirip, tapi auranya berbeda bingung. " ujar Daniel
dengan nada
Saat itu, Dito dikenal sebagai pria
yang menguasai segalanya. Dia menguasai seluruh generasi, menguasai wilayah
timur tengah dan bersinar terang. Dia adalah bintang yang sedang naik daun di
Negara Elang bersama para dewa perang lainnya. Selain itu, juga dikenal sebagai
kebanggaan kaisar!
Kemudian, Dito bertarung dengan Enam
Jalur Puncak Kematian. Sayangnya, sesuatu terjadi pada keluarganya dan Dito
menjadi sia-sia. Kabar terakhir yang terdengar bahwa Dito sudah meninggal.
Sekarang, Bayang Merah ini sama
sekali tidak memiliki aura heroik dan gagah. Dia terlihat lemah dan sakit
"Kalau kamu mampu melihatnya,
dia memang bukan Dito. Aku memberinya sebagian dari garis keturunan Dito,
Penampilannya cuma agak terpengaruh."
Pembantai Darah tersenyum ringan dan
berkata dengan santai, "Muridku sudah bersembunyi selama bertahun-tahun.
Dia seharusnya berhasil menembus kultivasi sejak lama, tapi pencernaan darahnya
terhambat. Sekarang dia cuma berada di tingkat langit tahap empat saja."
"Tapi sekarang adalah kesempatan
langka baginya. Dia bisa memanfaatkan kalian untuk mencerna rintangan dan
meningkatkan kultivasinya dengan cepat."
"Bayang Merah, hari ini Guru
akan membantumu meningkatkan kultivasimu dan memilih orang untuk dilahap."
"Terima kasih, Guru!"
Bayang Merah itu menundukkan
kepalanya sambil membungkuk. Tidak lama kemudian, dia menatap semua orang
dengan tatapan dingin seraya berkata, "Mereka semua cuma orang
biasa!"
Dia menunjukkan sikap acuh pada semua
orang dan tatapan yang datar. Di matanya, ini bukanlah pertarungan, tetapi
hanya sekadar untuk makan!
Dia sedang memilih.
"Kamu! Aku bisa mencium bau
lezat daging dan darah di tubuhmu. Tingkatanmu nggak tinggi, tapi kelihatannya
luar biasa!"
Bayang Merah tiba-tiba menunjuk ke
arah Leony, seolah dia sedang memesan hidangan.
"Jayub!"
Liana mendengus dingin dan segera
mengutus orang untuk bertarung.
Namun, tiba-tiba aura hitam memenuhi
udara. Terdengar suara dengusan dingin dari Pembantai Darah yang bertanya,
"Liana, kapan giliranmu mengambil keputusan terakhir?"
Setelah kata-kata itu jatuh, ribuan
jiwa yang teraniaya keluar dari Formasi Pembantaian Kehidupan. Pembantai Darah
hanya mengungkapkan sebagian dari kekuatan Formasi Pembantaian Kehidupan!
Namun, hal itu mengejutkan semua
orang. Jayub yang baru memperbaiki setengah dari kultivasinya, mengubah
ekspresinya dan hendak mengangkat tangannya untuk melawan.
Ribuan jiwa tak berdosa itu langsung
menuju Leony.
"Kalau begitu ayo kita bertarung
dan membalaskan dendam keluargaku!" seru Leony marah besar.
Namun, pada saat ini, sesosok tubuh
tiba-tiba berdiri di hadapannya.
"Kakak!" panggil Leony.
Itu adalah Louis!
"Aku anak tertua! Aku akan
membalas dendam semua ini!"
Louis menggertakkan gigi. Keluarganya
hancur. Matanya merah dan darahnya mendidih karena amarah. Dia ingin bertarung
secara langsung dengan lawannya.
Pada saat berikutnya, seluruh
tubuhnya diterjang oleh ribuan jiwa tak berdosa itu.
Awan hitam mengelilinginya,
memisahkan medan perang!
"Kak, hati-hati!" teriak
Leony dengan cemas.
"Louis juga merupakan pilihan
yang baik. Kedua setelah Adriel dan Shawn. Dia harusnya bisa diandalkan dan
lebih baik dari Leony saat bertarung..."
Pada saat ini, telapak tangan semua
orang berkeringat dingi. Mereka menyaksikan pertarungan dengan gugup.
"Tingkatannya terlalu
rendah."
Namun, Bayang Merah mengerutkan
keningnya.
"Saat aku pergi ke Kota Sentana
suatu hari nanti, mungkin masih ada beberapa kandidat bagus yang masih tersisa.
Hari ini, mari kita gunakan orang- orang ini untuk melatih pasukan kita."
Suara Pembantai Darah tampak biasa
saja dan tanpa keraguan. Dia sudah menganggap semua orang yang hadir sebagai
mangsanya.
No comments: