Bangkit dari Luka ~ Bab 20

 

Bab 20

 

Plak! tamparan ini membuat telapak tangarı Nindi kesemutan!

 

Dia terkejut menatap Cakra, sosoknya tiba-tiba terasa begitu tinggi dan berwibawa.

 

Dia tidak menyangka, dia akan meraih tangannya dan secara langsung menampar Kak Leo.

 

Suasana di tempat itu mendadak hening, sepi tanpa suara.

 

Pada saat yang sama, Sania merasa senang saat Leo ditampar.

 

Dengan begitu, Leo pasti akan sulit memaafkan Nindi.

 

Leo mendelik marah, dia tampak tidak percaya Nindi! Kamu berani memukulku?"

 

Dia tidak peduli kalau Nindi marah dan tak pernah mau berbicara dengannya lagi.

 

Nindi perlahan-lahan mengumpulkan tangannya, tidak bisa dipungkiri itu terasa agak menyenangkan.

 

Dia berkata dengan tenang, "Tadi kamu memukulku, sekarang aku membalas. Ada masalah?

 

"Aku ini kakakmu! Tadi aku hanya ingin menghentikanmu bicara sembarangan dan membuat masalah besar! Mana bisa disamakan?"

 

Leo memiliki harga diri yang tinggi, bahkan saat dia baru saja meminta maaf, dia tidak pernah berpikir kalau dia akan ditampar oleh Nindi!

 

Dia merasa harga dirinya hilang.

 

Cakra tersenyum tipis, "Boleh tahu, apa yang dia katakan sampai bisa membuatmu marah?"

 

Leo terlihat seperti Sania dan dengan tegas berkata, "Barusan Sania sedang emosi. Kalau sampai terpancing oleh ucapan Nindi, dan benar-benar menyakiti dirinya sendiri, siapa yang harus bertanggung jawab?"

 

Dia merasa tidak salah.

 

Nindi terlalu dingin, dia tidak memiliki kasih sayang.

 

Meskipun dia memenangkan pertandingan, tetap saja dia tidak boleh melukai anggota keluarganya !

 

Cakra menatap Sania, matanya terlihat kelam, "Kita sudah bicara begitu lama, jika kamu ingin bunuh diri kenapa belum melakukannya? Untuk apa kamu menundanya?"

 

Sania tercekat, dokter sekolah ini berbicara dengan terang-terangan.

 

Dia sebenarnya tidak benar-benar ingin mati.

 

Sejak kapan Nindi begitu dekat dengan dokter sekolah ini?

 

Sania saat ini merasa sedikit canggung, dia masih memegang pisau. Dia bingung harus berbuat apa.

 

Akhirnya, dia memilih mengulangi strateginya. Dengan mata memerah, dia berkata dengan suara bergetar, "Aku ... aku tadi hanya panik. Aku hanya ingin..."

 

"Jika kamu terburu-buru, kamu bisa pergi ke tempat sepi untuk megakhiri hidupmu! Tetapi jika kamu mengancam orang lain dengan bunuh diri untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan, itu adalah kesalahanmu!"

 

Sania langsung menangis karena marah, kali ini bukan berpura-pura lagi.

 

Nindi benar-benar lelah dan menatap ke arah Cakra, "Ayo kita pergi."

 

Dia tidak ingin membuang waktu di sini.

 

Nando bertanya dengan marah, "Kamu mau ke mana?"

 

"Kemana pun aku pergi, terserah aku dong!"

 

"Kamu masih di bawah umur, aku masih menjadi wali kamu dan berhak menanyakan keberadaanmu! Kamu nggak boleh sembarangan pergi dengan pría asing!"

 

Nando menatap Cakra dengan waspada.

 

Apa adik perempuannya menjadi seperti ini karena dipengaruhi oleh pria ini?

 

Leo maju dan menghalangi jalan Nindi, "Kak Nando benar, kamu masih di bawah umur! Jangan sampai tertipu sama kata-kata manis dari pria asing."

 

Nando menatap tajam Cakra Julian, "Jika kamu berani memaksa membawa Nindi, aku akan segera melaporkan ke polisi dan mengatakan bahwa kamu menculik gadis di bawah umur."

 

Nindi berteriak marah, "Bukan dia yang menculikku, aku sendiri yang ingin pergi."

 

Dia tidak ingin tinggal dengan Keluarga Lesmana lagi.

 

Semua anggota keluarganya membuatnya terasa menyedihkan.

 

Nando menatapnya, "Nindi, aku tahu kamu sedang marah! Apa pun yang aku katakan nggak akan kamu dengar, tapi suatu saat nanti kamu akan mengerti, semua yang aku lakukan untuk kebaikanmu!"

 

Cakra mencemooh, "Demi kebaikan Nindi? Setiap kali ada konflik, kalian selalu memaksanya mengalah. Setiap kali dia disakiti, kalian menyuruhnya memahami kalian. Setiap kali dia dipukul, kalian meminta dia bersabar. Kalau memang demi kebaikan, kenapa kalian sendiri nggak menanggungnya?"

 

Nando tidak bisa menjawab ucapan Cakra.

 

Nando tersadar bahwa selama ini dia mengabaikan Nindi, karena dia selalu patuh dan tidak mengatakan apa-apa. Dia bahkan mengira Nindi tidak menyimpan dendam.

 

Ternyata, semuanya diingat oleh gadis itu.

 

Sebagai kakak, dia merasa dirinya telah gagal.

 

Saat ini, polisi datang bersama pengacara.

 

Pengacara pertama kali berbicara, "Aku adalah pengacara Nindi, mengingat bahwa keluarganya telah berulang kali menggunakan kekerasan, kami telah mengajukan bukti. Sekarang dia akan pergi ke tempat yang dia anggap aman dengan pendampingan polisi."

 

Nindi agak terkejut, dia tidak pernah meminta pengacara, kan?

 

Apa Cakra yang membantu mengajukannya?

 

Cakra menundukkan kepala dan bertatapan sejenak dengannya. Tatapannya sangat hangat, yang juga membuat Nindi merasa tenang.

 

Leo sangat marah, "Apa maksudnya, kami adalah walinya! Kalian punya hak apa untuk melakukan ini?

 

Pengacara menghentikan Leo, "Tuan, Nindi telah mengajukan perlindungan. Anda sekarang wajib menjauh dari Nindi selama enam bulan. Jika Anda melakukan tindakan yang membahayakan Nindi, kami akan langsung mengajukan gugatan terhadap Anda!"

 

Leo terkejut hingga tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, marah dan merasa bersalah.

 

Nando sedikit takut.

 

Saat itu, dia baru benar-benar menyadari bahwa dia mungkin akan kehilangan adiknya.

 

Dia menunjukkan kelemahannya, "Nindi, sebelumnya maaf kalau aku nggak cukup baik dan membuatmu menderita. Aku jamin nggak akan seperti itu lagi, bisakah kamu nggak membuat keributan seperti ini?"

 

Nindi perlahan mengangkat kepala dan sorot matanya begitu tegas, "Sudahlah, nggak perlu."

 

"Sudah nggak ada gunanya lagi."

 

Setelah dia selesai berbicara, dia berbalik dan pergi.

 

Nando tercekat dan hampir menangis. Selama ini, dia ternyata telah melukai hati Nindi.

 

Dia sekarang tidak mau percaya pada kata-katanya dan juga tidak mau kembali ke dalam keluarga Lesmana!

 

Leo melihat punggung Nindi yang pergi dan dia tiba -tiba merasa gelisah dan khawatir. Kenapa dia pergi?

 

Bagaimana dia bisa meninggalkan keluarga Lesmana bergitu saja?

 

Dia adalah adik kandung perempuan mereka.

 

Leo degan cemas menatap Nando, "Kak Nando, tolong halangin Nindi! Dia nggak bisa pergi! Kita adalah keluarga!"

 

Kalau Nindi pergi, bagaimana dengan final tim E-Sport?

 

Nando tersenyum getir, "Jika kamu sudah tahu, kenapa tadi memukulnya?"

 

Leo seketika terdiam. 1

 

Benar, dia yang memulai semua kekacauan ini!

 

Leo sekarang menyesal, seharusnya dia tidak bersikap seperti itu.

 

Namun, alasan dia melakukan itu sepenuhnya karena Sania ingin menyakiti dirinya dengan pisau!

 

Leo menoleh kepada Sania dan melimpahan kesalahan itu padanya, "Kenapa kamu melakukan hal yang begitu berbahaya?"

 

Semua ini adalah karena Sania. 1

 

"Kak Leo, aku juga ingin membuat Kak Nindi nggak marah, lalu bergabung dengan Tim E-Sport lagi. Semua ini demi kebaikanmu."

 

Sania merasa sedikit bersalah, tetapi dia tidak mau mengakuinya.

 

Leo seketika merasa jawaban Sania sangat tidak masuk akal. "Apa kamu pikir menyakiti diri sendiri bisa membuatnya tenang? Kamu jelas-jelas sedang mempermainkan emosi semua orang!"

 

Sania membeku, Leo tiba-tiba menyadari kelicikannya?

 

Nando mencoba meredakan suasana, "Sudahlah, Leo! Kamu sebaiknya menjaga ucapanmu!"

 

"Kak Nando selalu begitu! Aku nggak pernah memaksa Sania untuk menyakiti dirinya sendiri dan memaksa Nindi bergabung dengan tim E-Sport. Itu adalah keputusan mereka sendiri yang menyebabkan semuanya terjadi begitu saja!"

 

Leo merasa terpojok lagi.

 

Sania lalu membuka mulutnya lagi, "Kak Leo, maaf! Aku memang sangt bodoh, dalam keadaan terdesak aku hanya bisa memikirkan cara berbahaya seperti ini. Sekarang aku tahu aku salah dan seharusnya nggak melakukan ini. Aku akan meminta maaf dan menjelaskan dengan jelas kepada Kak Nindi nanti."

 

Leo melihat Sania yang tulus meminta maaf, merasa sedikit melunak, "Baiklah, lain kali jangan lakukan hal seperti ini lagi."

 

Mengingat bayangan Nindi yang berjalan menjauh membuat hati Leo terasa berat.

 

Sania seketika berhenti menangis dan kembali menjadi adik yang manis, patuh dan ceria seperti sebelumnya.

 

Dalam hatinya yang terdalam, dia tetap sangat membenci Nindi.

 

Sebenarnya, dia menggunakan cara berpura-pura ingin mengakhiri hidupnya untuk memperburuk hubungan Leo dan Nindi. Sayangnya, rencananya tidak berjalan dengan lancar.

 

Dokter sekolah itu tiba-tiba muncul!

 

Sania memutar bola mata malas dan berkata, "Kak Nando, Kak Nindi dan dokter sekolah itu sebenarnya hubungan apa?"

 

Nando terdiam dan juga mencoba mencari jawaban yang tepat, "Aku juga kurang tahu."

 

"Kak Nando, aku khawatir Kak Nindi akan dimanfaatkan. Keluarga Lesmana kita kaya dan berkuasa, seorang dokter sekolah kecil mungkin ingin memanfaatkan Kak Nindi untuk naik pangkat atau semacamnya."

 

Leo mengernyitkan dahi, "Dokter sekolah itu? Beraninya dia berpikir seperti itu?"

 

Tatapan mata Nando menjadi dingin, "Aku akan mengirim orang untuk menjemputnya kembali dan membuat dokter sekolah itu menghilang dari Kota Antaram."

 

Keluarga Lesmana, tidak semudah itu untuk dipermainkan.

 

Sania berkilat penuh kelicikan. Tanpa dokter sekolah itu, Nindi akan kembali menjadi gadis yang lemah dan mudah dipermainkan seperti dulu.

 

Namun tak lama, orang yang mereka kirim kembali dengan laporan. "Tuan Nando, kami belum berhasil menemukan keberadaan Nona Nindi dan dokter itu."

 

Nando mulai panik, Nindi menghilang?

 

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 20 Bangkit dari Luka ~ Bab 20 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.