Bab 247
Nindi menyeringai dingin seraya
menatap Seno yang tampak murka. Di mana-mana, ada saja orang berengsek.
Dia sinis berkata, "Pacaran
denganmu? Kamu nggak layak! Dasar sampah!"
Usai memarahi Seno, Nindi kembali ke
tempat latihan, mendapati Jihan dan Galuh.
Dia tidak menyangka, teman sekamarnya
juga datang ke Markas Tim.
Ketika Jihan melihat Nindi, dia
mendengus dingin. "
Kamu masih berani datang ke Tim
E-Sport? Banyak orang di klub kami yang ponselnya terkunci. Mereka semua punya
masalah denganmu!"
"Artinya, mereka semua terlibat
dalam pencemaran nama baik, mereka pantas mendapatkannya!"
Nindi tidak merasa melakukan
kesalahan.
Tidak lama kemudian, Seno keluar
dengan wajah muram.
Jihan langsung menghampirinya, tampak
panik saat bertanya, "Kapten, wajahmu kenapa?"
"Nggak apa-apa, nggak sengaja
teriak itu."
Ekspresi Seno terlihat agak aneh. Dia
menatap Nindi tidak senang. 'Si jalang kecil ini berani kurang ajar.'
Dia menyukai Nindi dan gadis itu
semestinya beruntung!
Jihan memperhatikan tatapan Seno dan
sempat merasa agak cemburu. 'Jangan-jangan dia suka Nindi?'
Seno mulai berbicara, "Karena
semua sudah kumpul, mari kita mulai bentuk tim."
Semua orang berhasil membentuk tim,
tetapi Nindi tersisih sendirian.
Seno menatap Nindi acuh tak acuh.
"Kamu sendirian, nggak akan bisa melanjutkan pelatihan. Kamu juga nggak
akan bisa lolos tahap penilaian nanti. Saranku, kamu segera mundur saja!"
"Aturan tim E-Sport hanya
mensyaratkan lolos tahap penilaian, tapi aturan itu tidak menyebutkan larangan
bagi pemain tunggal untuk mengikuti tahap penilaian."
Nindi sudah mempelajari aturannya.
Seno tersenyum sinis. "Tahap
akhir penilaiannya bertanding gim PK melawan anggota resmi tim kami. Kamu nggak
akan sanggup melawan kami sendirian."
"Mana tahu kalau belum dicoba?
Apa anggota resmi kalian takut kalah?"
"Nindi, jangan mentang-mentang
kamu pernah main gim ini sendirian, kamu bisa bersikap angkuh begitu!"
Seno bicara tanpa menatap Nindi sama
sekali.
Sudut bibir Nindi menyungingkan
senyum sinis." Kalau kamu takut, bilang saja. jJangan cari-cari
alasan."
"Mana mungkin aku takut. Karena
kamu sangat percaya diri, ayo, aku ladeni."
Seno merasa harus memberi Nindi
pelajaran!
Supaya tidak ada pendatang baru yang
berani menginjak-injak kepalanya!
Jihan mengejek, "Nindi,
sebaiknya kamu menyerah. Pada hari penilaian nanti, mereka pasti nggak
membiarkanmu lulus."
Nindi tidak menggubrisnya sama
sekali.
Saat bermain gim PK, Nindi menghadapi
lawannya hingga bisa menang tanpa susah payah.
Seno, yang tidak terlalu suka dengan
angkuhnya Nindi, langsung berkata, "Karena kamu sudah punya kemampuan
sedikit, lebih baik kita tanding PK dengan anggota resmi."
"Oke."
Nindi tidak merasa takut sama sekali.
Semua orang berkumpul di sisi kedua
komputer, menonton kompetisi Nindi dengan anggota resmi.
Jihan, yang berada di samping Nindi,
dengan sinis berkata, "Nindi, mereka adalah anggota resmi, kamu cuma
seorang pemain amatir. Mending jangan bertingkah, deh. Biar nggak terlalu malu
kalau kalah nanti."
"Diam, gadis bodoh. Siapa yang
suruh kamu bicara?"
Nindi sangat jengkel dan berbicara
dengan nada ketus.
Setelah dimaki Nindi, Jihan
mengentakkan kakinya. "Nindi, kita lihat saja nanti seberapa lama kamu
bisa menyombongkan diri."
Hampir semua orang yakin bahwa Nindi
pasti kalah.
Namun, tak lama setelah pertandingan
gim PK dimulai, Nindi mengalahkan lawannya dengan satu serangan KO dan
memenangkan pertandingan!
Seringai dingin mengembang di
bibirnya. "Aku menang!"
Orang-orang yang menonton
pertandingan di sekelilingnya belum menyadari kalau Nindi sudah menang!
Seno hampir tidak percaya dan menatap
anggota timnya yang bertanding. "Kamu kenapa? Apa kamu sengaja mengalah?"
"Nggak, Kapten! Aku hanya agak
lengah!"
Seno juga ennggn mengakui kalau Nindi
hebat. Menurutnya, kekalahan ini karena anggota timnya terlalu meremehkan
lawan!
Dia menengok ke arah Nindi.
"Ayo, bertanding lagi!"
Nindi melepas headphone, lalu berdiri
dan berkata, " Aku menang, inil hasilnya!"
Mengapa dia harus menuruti Seno untuk
bertanding lagi?
Jihan terdengar mengejek saat
menimpali, "Nindi, kamu nggak berani bertanding lagi, apa kamu takut? Kamu
tadi menang hanya karena senior itu lengah, makanya kamu bisa memanfaatkan
kesempatan itu!"
No comments: