Bangkit dari Luka ~ Bab 40

 

Bab 40

 

Mereka langsung pulang ke apartemen.

 

Nindi mulai bermain game dan mendapat pemberitahuan permintaan pertemanan.

 

Dilihat dari namanya, rupanya itu kakak keenamnya, Leo.

 

Dia menolak ajakan Leo untuk bergabung di timnya beberapa hari yang lalu. Tak disangka, Leo yang angkuh dan tinggi hati itu menghubunginya secara langsung.

 

Nindi tidak menerima permintaan pertemanan itu dan bermain bersama Cakra untuk menyelesaikan misi harian.

 

Mereka membentuk tim dengan tiga orang secara acak. Setelah menyelesaikan misi, tiga orang itu mengirimkan permintaan pertemanan.

 

Karena merasa bahwa kemampuan mereka cukup bagus, dia menerimanya.

 

Tak berselang lama, teman baru itu mengirim pesan. "Halo, aku Leo Lesmana, kapten LeSky Gaming. Menurutku kamu sangat berbakat. Maukah kamu bergabung dengan tim kami? Bayaran bisa dinego."

 

Nindi mendecakkan lidah tidak suka. "Kenapa dia selalu menghantuiku."

 

Dia tidak menyangka Leo akan repot-repot membuat akun baru agar bisa berteman dengannya.

 

Cakra menoleh. "Ada apa?"

 

"Kak Leo pakai akun baru untuk mengundangku ke timnya lagi. Padahal dia belum tahu siapa aku."

 

Karena dia saat ini memakai akun lain juga.

 

Cakra melirik layar Nindi dan berkata, "Kalau mereka nggak bisa menarik pemain kuat dari luar, mereka akan kalah di babak pertama final."

 

"Itu sebabnya Kak Leo seperti agak gugup. Dia nggak mau terlihat rendah, jadi dia nggak mungkin mengundang pemain-pemain terkenal. Dia cuma bisa memilih dari antara pemain baru, lalu melatihnya."

 

Nindi sangat paham sifat Leo.

 

Tim keluarga Julian sangatlah kuat. Di kehidupan sebelumnya, mereka kalah karena sang kapten absen. Kalau kaptennya ikut bermain, Nindi sendiri tidak dapat menjamin apakah dia bisa menang.

 

"Tim keluarga Julian sangat kuat. Kapten mereka kabarnya adalah murid King Master, sangat hebat."

 

"Biasa saja. Dia bahkan nggak bisa kombinasi dua belas serangan."

 

Nindi menatapnya dengan kaget. "Kombinasi dua belas serangan itu sangat sulit."

 

"Tapi kamu bisa, 'kan?"

 

"Aku 'kan bisa karena..."

 

Nindi menyadari bahwa dia hampir membeberkan kejadian di masa depan yang dia ketahui dari kehidupan sebelumnya.

 

Mata Cakra menyelidik. "Karena?"

 

Nindi terdiam sejenak. "Karena aku pengagum berat King Master. Jadi aku nggak sengaja melakukan kombinasi dua belas serangan. Itu cuma keberuntungan saja!"

 

Cakra melirik sekilas, mengetahui bahwa Nindi tidak mengatakan yang sebenarnya.

 

Apakah dia benar-benar belajar sendiri?

 

Atau ada yang mengajarinya?

 

Nindi tidak membalas Leo dan melanjutkan misi bersama Cakra.

 

Di tempat lain.

 

Tidak mendapat balasan lagi, Leo mengusap pelipisnya dengan perasaan frustrasi. Janggutnya sudah mulai tumbuh dan belum dicukur.

 

Hasil pelatihan selama periode ini tidak memuaskan.

 

Dia belum menemukan penembak yang baik.

 

Dia menonton video Nindi di babak penyisihan ulang. Kombinasi dua belas serangan yang dilakukan Nindi sangat mengesankan.

 

Dia juga bangga. Itu adiknya.

 

Dia mencoba melakukan kombinasi dua belas serangan, tetapi akhirnya semua gagal.

 

Dia mengakui bakat Nindi.

 

Namun, tamparannya telah benar-benar merusak hubungan mereka.

 

Leo akhirnya menelepon Nando, awalnya tidak ada sepatah katapun yang terucap, sampai akhirnya dia bertanya, "Kak, bagaimana kabar Nindi belakangan ini?"

 

"Seperti biasa, dia nggak mau mendengarkan siapa pun. Hasil ujian bulanannya kemarin meningkat pesat, dapat peringkat 10."

 

"Peringkat sepuluh? Benar-benar pesat."

 

Leo ingat saat Nindi mendapat peringkat 100 sebelumnya. Dia berprasangka bahwa Nindi tidak mungkin sepintar itu dan ujiannya pasti hasil mencontek.

 

Setelah dipikir-pikir sekarang, sikapnya sangat keterlaluan.

 

Nindi memang sangat pintar sejak kecil dan selalu mendapat nilai bagus.

 

Sejak kapan hal itu berubah? Sepertinya sejak Sania datang.

 

Nando memandangi kalung zamrud di dalam kotak dan mendesah "Leo, apa menurutmu kita dulu terlalu mengabaikan Nindi?"

 

"Kak Nando, kamu juga berpikir begitu?"

 

Kedua kakak beradik itu terdiam di kedua sisi telepon.

 

"Kak, menurutmu, kalau aku minta maaf lagi kepada Nindi, mau nggak dia memaafkanku?"

 

Leo telah melakukan persiapan mental yang panjang sebelum mengatakan hal ini.

 

Dia benar-benar ingin berbaikan dengan Nindi.

 

Dia menyesal telah menamparnya. Dia tidak bermaksud melakukannya.

 

 

 

 

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 40 Bangkit dari Luka ~ Bab 40 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 15, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.