Membakar Langit ~ Bab 1961

Bab 1961

 

Dia dengan ganas menghancurkan kepala wanita itu dan seketika membuat semua orang terkejut.

 

Sudut mata Zefran berkedut dan secara refleks ingin mundur. Namun, sayangnya, dia bukan hanya mewakili dirinya sendiri, tetapi juga Adair.

 

Jika pergi begitu saja, itu akan mencemarkan nama baik Adair.

 

"Saka! Sebenarnya kamu mau apa? Langsung katakan saja! Kenapa harus menggunakan sepasang orang rendahan ini sebagai kambing hitam?"

 

Menurutnya, Saka pasti datang ke Pegunungan Tunaga dengan rencana yang tidak diketahui orang lain. Itulah sebabnya dia menyerang.

 

Lagi pula, mana ada orang yang benar-benar mau membela orang rendahan?

 

"Kalian nggak percaya di dunia ini ada orang baik sepertiku?" kata Saka.

 

"Apa maksudmu?" tanya Zefran dengan nada marah.

 

"Di dunia ini ada banyak ketidakadilan, tapi aku nggak marah ketika dihina. Itulah maksudku!"

 

Mata Saka memancarkan cahaya yang ganas. Dia melompat dan menyerang. Lalu, terdengar suara keras, beberapa orang yang berada di dekat medan pertempuran langsung terpental keluar.

 

Sementara itu, tubuh Zefran juga mengeluarkan suara dengusan. Dia terhempas dan memuntahkan banyak darah.

 

Meskipun tubuhnya kuat, saat ini dia juga terluka.

 

"Sialan... " Zefran menatapnya dengan mata terbelalak. Dia sangat terkejut dan marah. Ini adalah wilayah enam keluarga besar dan keluarga kerajaan, tapi anak ini berani begitu sombong?

 

"Pak Zefran, biarkan saja. Mereka itu hanya orang-orang rendahan, kita sudah kehilangan dua orang, jangan gegabah lagi."

 

Di sekitarnya, ada orang yang meyakinkannya dan menariknya untuk pergi.

 

Zefran justru terjebak dalam kebingungan. Kalau pergi, dia akan merusak reputasi Adair. Kalau tidak pergi...

 

Reputasi iblis ini tidak main-main.

 

Namun, tiba-tiba, sebuah suara terdengar, "Siapa yang berani bilang kalau Saka Sang Mahatinggi bukan orang baik? Keluarga Atmaja adalah orang pertama yang nggak setuju!"

 

Saka mendongak dengan mata menyipit.

 

Namun, yang terlihat hanyalah Hikmal yang membawa beberapa anak buahnya datang.

 

Setelah keluar dari Pegunungan Tunaga, pakaiannya robek dan terlihat sudah mengalami pertempuran sengit, banyak luka di tubuhnya.

 

Namun, saat ini, yang dilihat oleh Saka bukan dia, melainkan beberapa penduduk lokal di belakangnya yang mengikutinya.

 

Tubuh mereka berlumuran darah dan bernanah. Ketika mereka melarikan diri, ada potongan-potongan daging yang jatuh dari tubuh mereka. Ini adalah tanda keracunan!

 

"Pak, Pak Hikmal!"

 

Melihat kejadian ini, Zefran langsung merasa lega. Keluarga Atmaja dan keluarga Syahrir dijodohkan, jadi kedua keluarga ini adalah satu keluarga.

 

Dia segera menjelaskan apa yang terjadi kepada Hikmal.

 

Hikmal dengan tenang berkata, "Aku sudah tahu."

 

Saka melihatnya dengan tenang dan berkata, "Lama nggak bertemu. Aku nggak nyangka kamu masih berani muncul di hadapanku. Apa kamu sudah berani menantangku?"

 

"Saka Sang Mahatinggi salah paham. Aku nggak datang untuk berkelahi denganmu, tapi aku datang untuk membantumu," ujar Hikmal sambil tersenyum.

 

Kata-kata ini membuat semua orang agak terkejut.

 

Sementara itu, Hikmal menunjuk sekelompok penduduk lokal yang mengikutinya sambil tersenyum dan berkata, "Tingkat bahaya di Pegunungan Tunaga jauh melebihi imajinasimu, harus ada orang yang mengintai di depan."

 

"Sekelompok orang ini adalah budakku, yang bertanggung jawab untuk memimpin jalan di Pegunungan Tunaga dan melewati ledakan tanah. Sayangnya, mereka terkena racun dan hidupnya nggak lama lagi."

 

"Kulihat, sepertinya Saka Sang Mahatinggi sangat tertarik pada orang-orang rendahan ini dan tampaknya dia memiliki banyak pil? Mungkin ada baiknya juga menerima mereka. Setelah Saka Sang Mahatinggi menyembuhkan mereka, aku akan merekrut sekelompok penduduk lokal ini untuk bekerja pada kita!"

 

Pada saat ini, penduduk lokal itu juga menyadari bahwa Pegunungan Tunaga penuh dengan bahaya dan sekelompok penduduk lokal ini dijadikan sebagai alat peledak oleh mereka!

 

"Kami hanya ingin mencari uang saja, bagaimana kalian bisa begitu?"

 

"Mereka semua adalah tulang punggung keluarga!"

 

Sejumlah penduduk lokal merasa sangat sedih dan marah. Bagi penduduk Kota Sentana, orang-orang yang terluka dan diracuni ini bukanlah apa-apa, tetapi di baliknya ada keluarga yang hidup menderita!

 

Tiba-tiba, kepalan tangan Saka mengencang dan amarah memuncak di hatinya.

 

Semua orang tiba-tiba merasa takut, karena pada saat ini, aura Saka tampak sangat menakutkan.

 

"Apa Saka Sang Mahatinggi marah? Haha, nyawa penduduk lokal ini nggak berharga. Bukankah mengirim mereka untuk melewati ledakan tanah untukku adalah hal yang wajar?"

 

Hikmal berkata dengan nada datar, "Kalau kamu ingin bertarung denganku, juga nggak masalah."

 

"Di Pegunungan Tunaga entah masih ada berapa banyak penduduk lokal. Kalau aku mati, siapa yang akan membawa mereka keluar dan menyelamatkan mereka?"

 

Setelah ucapan itu terlontar, semua orang terlihat senang.

 

Apakah Saka tidak peduli dengan nyawa orang-orang rendahan ini?

 

"Saka, cepat sembuhkan luka mereka. Mereka masih ingin segera berkorban untuk kita!"

 

Ada orang yang tersenyum sinis dan berkata bahwa Saka tidak berani menyentuh mereka.

 

Namun, yang dia dapatkan hanyalah tinju. Saka mengangkat tangannya dan meninju orang itu!

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1961 Membakar Langit ~ Bab 1961 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 15, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.