Bab 2 Dia Menyembunyikan
Diri dengan Baik
"Aku akan melakukan
sesi akupunktur di lapangan komunitas besok." Elisa memberi peringatan
dengan tenang, "Jangan lupa minum obatnya dan jangan begadang nonton
drama, Avery nggak akan mati."
Avery menjadi sangat
populer di Komunitas Lestari akhir-akhir ini. Para kakek dan nenek tergila-gila
menontonnya.
Setelah diingatkan oleh
Elisa, mereka semua merasa bersalah. "Ka, kami akan tidur jam sepuluh
mulai dari sekarang."
Sebelumnya, tidak ada
yang bisa membayangkan kalau para kakek dan nenek ini akan sangat patuh pada
seseorang.
Mereka semua adalah
orang-orang yang telah berjasa. Bahkan identitas mereka pun dirahasiakan.
Direktur Herry, kepala
komunitas ini sangat berharap Dokter Elisa segera kembali. Akhirnya, sekarang
dia bisa merasa lega. "Dokter Elisa, aku selalu menjaga rumahmu dan nggak
membiarkan siapa pun mendekatinya."
"Terima kasih, saya
sudah merepotkan Bapak." Elisa berperilaku sopan dan memberikan buah kepada
Direktur Herry.
Direktur Herry
menerimanya sambil tersenyum." Membantu Dokter Elisa bukanlah hal yang
merepotkan. Kamu nggak akan pergi lagi, 'kan?" Direktur Herry tidak bisa
menangani orang-orang ini meski dia adalah kepala komunitas ini.
"Ya." Elisa
menerima kunci rumah. "Saya tidak akan pergi lagi."
Direktur Herry berkata
dengan gembira, ".
Syukurlah! Kalau gitu
selamat beres -beres, Dokter Elisa, aku nggak akan mengganggumu. Kalau ada
perlu, bilang saja padaku."
Elisa mengangguk.
Elisa baru membuka pintu
rumahnya setelah Direktur Herry pergi.
Kunci itu sudah sangat
tua. Awalnya, dia pikir tidak ada yang istimewa dengannya.
Namun, setelah dia
membuka kunci pertama, sebuah kunci layar LCD muncul di depannya.
"Apa Anda ingin
mengaktifkan verifikasi iris?"
Elisa berkata dengan
santai, "Ya."
"Verifikasi iris
sedang berlangsung, harap menunggu
"Verifikasi iris
selesai."
"Selamat datang
kembali, Master."
Suara elektronik yang
sangat sopan yang sudah lama tidak dihidupkan.
Pintu besi terbuka
secara otomatis dan ruangan di dalamnya langsung menjadi sangat terang.
Terdapat buku-buku
pengobatan tradisional dan beberapa botol ginseng di atas rak buku setinggi dua
meter.
Banyak tanaman hijau di
pintu masuk. Sebagian besarnya adalah tanaman obat tradisional dan setiap
tanamannya diberi label.
Motor hitam merah yang
keren terparkir di tengah ruang tamu. Itu adalah motor BMW Battle Axe yang
sudah tidak diproduksi lagi.
Elisa berjalan ke sana
dan mengambil sebotol air mineral dari kulkas.
Begitu dia hendak minum
sambil menonton drama, ponsel yang sedang diisi daya di atas meja berdering.
Nada dering khas perangkat Al terdengar.
"Elisa Sang
Miliarder, bangun dan terima permintaan! Elisa Sang Miliarder, bangun dan
terima permintaan! Elisa ... "
Saat Elisa mendengarnya
untuk ketiga kalinya, dia mengangkat teleponnya. "Katakan."
"Bos, ada
permintaan besar di Kota Sulga, mau diterima?"
Elisa minum seteguk.
"Permintaan apa?"
"Orang terkaya di
ibu kota sedang mencari cucunya yang hilang selama bertahun-tahun. Katanya
cucunya ada di Kota Sulga. Ini sangat mudah ditemukan, terus bayarannya besar
lagi."
Elisa menguap.
"Nggak tertarik."
"Tunggu! Bos,
tunggu dulu! Ada yang lain, yang Bos akan suka!" Orang di balik telepon
berkata dengan licik, "Ini juga permintaan besar!"
Elisa menopang dagu
dengan santai. "Coba katakan.
"Keluarga Apdi dari
Kota Sevrata sedang mencari Bos. Mereka menawarkan biaya konsultasi sebesar 20
miliar. Katanya, selama bisa memberi petunjuk dan menemukan keberadaan Bos,
orang itu juga akan mendapatkan imbalan yang sangat besar!"
"Baik hati
banget?" Elisa mengetuk ringan dua kali ponselnya dan berkata tanpa
bertele -tele, "Kirim syaratnya, aku akan melihatnya."
"Oke!"
Pada detik berikutnya,
jendela raksasa berubah menjadi layar proyeksi yang menampilkan informasi.
Keluarga Apdi adalah
keluarga bangsawan yang telah ada sejak zaman dahulu. Mereka telah menjaga
negara selama beberapa generasi tanpa pernah absen.
Seingat Elisa, mereka
pernah tinggal di Istana Negara.
Selain itu, keluarga
Apdi juga telah mengundang banyak dokter terkenal ke Hotel Caesar selama
seminggu. Tujuannya hanya untuk melihat siapa yang lebih berbakat dan bisa
menyembuhkan penyakit kepala keluarga Apdi, Jason Apdi.
Hanya ada sedikit
deskripsi tentang penyakitnya Mereka hanya bilang kalau Jason bertubuh lemah
selama bertahun-tahun dan ini tidak boleh diumumkan kepada publik.
Sepertinya masalah ini
tidak sederhana. Elisa mengulurkan kakinya yang putih seperti porselen. "
Aku akan menerima permintaan ini."
No comments: