Bab 1860
Saat ini, Saka dengan puas mengangkat
celananya dan melemparkan ponsel kepada Marina, lalu berkata, "Beri tahu
Renan bahwa aku menginginkan Api Ilahi tingkat delapan. Sebelum itu, tiga hari
kemudian bawa semua Api Ilahi yang dia miliki untuk menebus orang."
Marina tiba-tiba tersadar. Matanya
memerah dan dia menatap Saka dengan penuh kebencian yang tak terbatas. Lalu dia
berkata dengan suara gemetar, Tunggu saja, kamu pasti akan mati!"
Namun, Saka sudah keluar. Dia
meninggalkan beberapa kata.
"Tiga hari lagi, entah siapa
yang masih bisa mengalahkanku,"
Kemudian, berita pertarungan Saka ini
tersebar dengan cepat seperti angin topan.
Lembah Seratus Obat.
"Jangan melihatku seperti itu.
Saka sendiri yang ingin pergi. Apa yang bisa aku lakukan? Aku juga nggak
memaksanya," ujar Julio.
Melihat tatapan dingin dari Wennie,
Julio berkata dengan acuh tak acuh.
"Siapa lagi yang bisa memaksanya
selain kamu? Apa kamu kira Saka itu bodoh? Kekuatan Gunung Nagari sangat kuat,
bagaimana dia bisa menghadapi seluruh Gunung Nagari sendirian?" kata
Wennie.
Gilbert berkata dengan marah dan
gelisah, "Dokter Wennie, kita harus selamatkan Saka."
Saat ini Wennie menurunkan ponselnya.
Dia tidak bisa menghubungi Saka dari tadi, lalu dia berkata dengan wajah pucat,
"Tampaknya sudah terlambat."
Semua orang putus asa.
Mereka sudah menganggap Saka sebagai
bagian dari mereka, tetapi siapa sangka Saka akan begitu bodoh...
Namun, pada saat ini Julio justru
tersenyum dan berkata, "Aku bisa menyelamatkannya."
Semua orang menatapnya dengan
serentak.
"Apa yang kamu pikirkan?"
ujar Wennie.
"Kamu nggak perlu khawatir
tentang ini. Pokoknya aku bisa menyelamatkannya," jawab Julio.
Julio tampak begitu acuh tak acuh.
Dia melihat Wennie dan berkata, "Tapi ada syaratnya. Jika kamu ingin
menyelamatkannya, kamu harus pergi bersamaku meninggalkan tempat ini. Aku punya
akses untuk membawamu ke kawasan perbatasan. Mulai sekarang, kamu nggak boleh
terlibat dalam kelompok Saka."
Setelah mendengar perkataannya, semua
orang terkejut menatapnya.
Bisa membawa orang masuk ke kawasan
perbatasan dengan bebas bukanlah orang yang memiliki hubungan yang biasa. Harus
memiliki latar belakang yang sangat kuat!
"Siapa kamu sebenarnya?"
tanya Wennie dengan pandangan yang berubah.
Julio tersenyum samar tetapi tampak
sedikit anggun. Dia berkata sambil tersenyum, "Kamu akan tahu kelak nanti.
Aku jamin, kamu pasti nggak akan menyesal mengikutiku."
"Kamu mengancamku!" ujar
Wennie dengan marah.
"Orang lain sangat mengharapkan
kesempatan untuk pergi ke kawasan perbatasan. Apa ini dianggap sebagai ancaman?
Kenapa kamu selalu salah paham dengan niat baikku?" kata Julio tak
berdaya.
Namun, saat melihat tatapan marah
dari Wennie, dia menghela napas dan berkata, "Baiklah. Anggap saja ini
sebagai ancaman. Apa kamu menerima ancaman ini?"
Wennie sangat bimbang. Dia memiliki
sebagian warisan Tabib Agung, Gilbert dan yang lainnya tidak bisa hidup
tanpanya. Begitu juga dengan Gary yang belum diketahui nasibnya
Namun, Saka juga rela mati untuk
membantu dirinya, bahkan tidak takut untuk berhadapan dengan Renan. Jika tidak
menyelamatkannya ...
Bagaimana cara memilihnya?
Melihat penampilannya, Julio merasa
sedikit kasihan. Namun, dia hanya bisa menghela napas, karena semua yang dia
lakukan ini demi kebaikan Wennie juga...
"Aku ... "
Tepat ketika Wennie membuka mulut,
tiba-tiba ponselnya yang selalu tidak bisa menghubungi akhirnya berdering.
Panggilan masuk dari Saka?
"Bagaimana kabarmu?" tanya
Wennie dan segera meningkatkan suara ponselnya.
"Aku baik-baik saja. Aku memberi
kabar kepadamu karena takut kamu terlalu mengkhawatirkanku ..." jawab
Saka.
Gilbert menghela napas lega,
sementara Julio sedikit mengerutkan keningnya.
Namun, Wennie tidak peduli dan
langsung berkata, " Kalau begitu, pulanglah sebelum orang-orang Gunung
Nagari menemukanmu! Jangan bertindak sendirian!"
"Oh, aku sudah mengalahkan
Gunung Nagari. Cepatlah datang ... " ujar Saka.
Saka berkata dengan santai dan
langsung menutup telepon.
Saat ini, keheningan melanda seluruh
ruangan.
Tangan Wennie yang memegang ponsel
tiba-tiba membeku.
"Dia mengalahkannya... "
kata Gilbert sedikit terpaku.
Ekspresi Julio yang awalnya santai,
kini menghilang dan digantikan oleh kebingungan dan kejutan.
Sementara itu, di Sungai Causta.
Beberapa ratus penduduk lokal yang
hitam semuanya berlutut di tanah dan gemetar. Sementara mata Renan memerah
setelah baru saja mendapatkan kabar. Dia segera memerintahkan para penduduk
lokal untuk saling memegang cambuk dan saling memukul.
"Semua ini karena rakyat hina
seperti kalian yang menciptakan penjahat seperti Saka. Negara ini masih terlalu
toleran terhadap kalian, bahkan berani sekali kalian memberontak. Sialan!"
ujar Renan.
"Kalian memang seharusnya saling
menyakiti dan saling membunuh satu sama lain. Kenapa kalian berani mengarahkan
ide ini kepada orang-orang di atas!" kata Renan.
No comments: