Membakar Langit ~ Bab 1875

 

Bab 1875

 

Semua orang menarik napas dingin.

 

Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan?

 

Namun, langkah itu memang cerdik. Jika Saka lemah, mungkin tuntutan itu tidak akan ada artinya. Tapi karena Saka begitu kuat, mengapa harus melawannya secara langsung?

 

Mereka menuntut pihak lain untuk menyuap mereka, mengambil tebusan yang diperoleh Saka dengan susah payah dan memasukkannya ke kantong mereka sendiri!

 

Saat ini, ketika kedua belah pihak bersiap untuk perang besar, setiap sedikit perubahan dalam keseimbangan akan menjadi sangat krusial!

 

Saka menatap dengan tenang lalu berkata, "Kamu mencoba mengancamku?"

 

"Mana mungkin aku berani mengancam Tuan Saka! " jawab lawan itu dengan senyum penuh rasa hormat, tetapi di baliknya jelas terlihat keserakahan. Dia melanjutkan, "Pak Saka memang hebat, tapi sekuat apa pun, dua tangan nggak akan mampu melawan banyak orang."

 

"Gunung Perian memiliki banyak orang, termasuk beberapa yang telah mencapai tingkat langit tahap kesembilan!"

 

Saka tersenyum tipis lalu berkata, "Begitu ya? Hanya ini yang kalian minta? Tak akan menaikkan harga lagi di saat-saat genting perang kita, kan?"

 

"Luar biasa Pak Saka! Kalau begitu, aku akan berbicara terus terang! Selain Api Ilahi, kami juga menginginkan setengah dari persedian obat di Gunung Nagari! Sebagai gantinya, kami berjanji nggak akan menaikkan harga di masa depan!" ujar lawan itu sambil tertawa keras. Matanya berbinar penuh perhitungan.

 

Orang-orang yang menyaksikan hanya bisa mengagumi keberanian pria itu. Namun, tatapan mereka ke arah Saka mulai dipenuhi rasa kasihan.

 

Pak Saka sehebat apa pun tetap manusia.

 

Kuat, memang kuat, tapi tak mungkin bisa mengalahkan semua orang. Sekarang, bukankah dia harus rela diperas habis-habisan ...

 

Saka merenung sejenak, lalu berkata dengan nada santai, "Sepertinya itu masih belum cukup. Bagaimana kalau aku juga menyerahkan senjata tingkat langit ini kepada kalian?"

 

"Pak Saka benar-benar murah hati!" seru pria itu dengan penuh semangat.

 

"Oh ya, Jangan hanya obat-obatan di Gunung Nagari, gunung ini juga akan aku serahkan pada kalian," ujar Saka dengan santai.

 

Senyuman pria itu perlahan menghilang dan wajahnya berubah muram. Dengan nada kesal, dia berkata, "Pak Saka, apa kamu berniat menolak kami?"

 

Saka dengan cepat mencengkeram leher pria itu, matanya dingin penuh ejekan. Dia berkata, " Beraninya kamu mengancamku? Kembali ke tempatmu dan sampaikan kepada pemimpin kalian! Setelah aku mencapai tingkat langit tahap kesembilan, aku akan menyerbu Gunung Perian dan menghancurkan kalian semua!"

 

"Baik ... " ujar pria itu. Dia menatap Saka dengan penuh kebencian, giginya bergemeletuk menahan amarah.

 

Namun, sebelum dia bisa berkata lebih jauh, terdengar suara retakan. Saka mematahkan lehernya tanpa ragu sedikit pun.

 

"Lebih baik kamu sampaikan lewat mimpi saja," kata Saka.

 

Saka dengan santai melemparkan tubuh pria itu ke bawah. Semua orang yang menyaksikan tercengang.

 

Beberapa orang yang berada di belakang pria itu berteriak panik, "Lari!"

 

Namun, suara dingin dari belakang mereka membuat darah mereka membeku. "Lari ke mana? Nggak ada jalan keluar!"

 

Aura pembunuh menyelimuti udara, Saka mengangkat pedangnya dan dengan tebasan cepat, beberapa kepala terlempar ke udara!

 

"Saat dua pasukan berperang, nggak boleh membunuh utusan! Bagaimana bisa kamu melakukan ini?" teriak salah satu pria yang tersisa dengan penuh kemarahan.

 

"Aku adalah iblis! Kamu nggak tahu itu? Iblis membunuh tanpa ragu, hidup dan mati tergantung kehendakku!" jawab Saka dengan tatapan penuh kebencian.

 

Dengan amarah yang memuncak, Saka menebaskan pedangnya lagi, dan sekali lagi, kepala pria itu terpisah dari tubuhnya!

 

Aroma darah menyebar ke udara, Saka menatap semua orang dengan tatapan tajam, suaranya penuh tantangan, "Kembali dan sampaikan kepada Tuan kalian, aku nggak akan menerima ancaman! Kalau kalian berencana membantu Pak Renan untuk membunuhku, lihat saja apakah kalian masih punya nyawa untuk pulang!"

 

Dengan bantuan obat herbal abadi, setelah mencapai tingkat langit tahap kesembilan, tidak ada seorang pun di luar kawasan perbatasan yang bisa menandinginya. Bicara tentang negosiasi?

 

Bicara apa?

 

Semua orang ketakutan, dengan cepat merespons dan segera melarikan diri.

 

Pada saat yang sama, Marko dan Felicia yang menyaksikan kejadian itu juga tidak bisa menahan terkejut, mereka segera mundur dengan hati-hati.

 

"Tadi aku biarkan mereka pergi, tapi apakah kalian boleh pergi begitu saja?" Sebuah dengusan dingin terdengar dari belakang mereka.

 

Marko terkejut, tubuhnya membeku sejenak. Dia berbalik dan dengan lembut menghela napas lalu berkata, "Marko beri hormat pada Pak Saka! Terima kasih karena telah menyelamatkan hidup kami! Semua yang telah aku janjikan sebelumnya akan aku penuhi!"

 

Sebelumnya, dia berjanji akan memberikan seluruh kekayaannya kepada Saka dan memberikan itu memang sangat sulit baginya.

 

Tapi dia juga bukan orang bodoh, tidak akan mempertaruhkan hidupnya hanya demi harta benda, apalagi berani melawan Saka yang bahkan bisa membunuh tanpa batas tingkatan!

 

Saka hanya melirik mereka sekilas dengan tatapan dingin, matanya menunjukkan ekspresi yang agak aneh. "Kalian ... mau ke mana?" tanyanya.

 

Marko terdiam sejenak, lalu dengan senyuman kecil berkata, "Pak Saka, sebenarnya semua ini adalah salah paham. Kami sebenarnya satu pihak, kalau kami tahu itu kamu sejak awal, kami nggak akan..."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1875 Membakar Langit ~ Bab 1875 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 03, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.