Membakar Langit ~ Bab 1891

 

Bab 1891

 

Ini adalah penyerahan warisan.

 

"Pak Gary, kamu nggak perlu ... "Saka buru-buru ingin mengatakan sesuatu.

 

"Aku nggak punya banyak waktu, dengarkan aku sampai selesai!" Gary langsung memotong ucapan Saka dengan nada tegas, tak memberi ruang untuk sanggahannya. "Kamu mirip dengan keponakanku. Kalau kalian saling mengenal, mungkin kalian bisa menjadi sahabat. Barang-barang ini aku berikan padamu, kamu pantas menerimanya!"

 

Saka menghela napas pelan, lalu berkata, "Aku pernah mendengar tentang Adriel. Dia luar biasa. Sayangnya kami nggak sempat bertemu."

 

"Haha, luar biasa? Itu belum cukup untuk menggambarkannya! Keponakanku bangkit dari kesulitan, memulai semuanya dari sebuah kota kecil hingga mencapai Srijaya. Dalam beberapa bulan saja, dia berhasil menembus ke tingkat langit! Bahkan dalam satu pertempuran, dia mampu membunuh leluhur tujuh keluarga besar. Betapa cemerlangnya dia! Dia adalah genius nomor satu di zaman ini!" ujar Gary.

 

Saat membicarakan tentang masa lalu Adriel, mata Gary tampak memancarkan cahaya kebanggaan. Bahkan keganasan yang menggerogoti dirinya tampak tertekan oleh kebanggaannya.

 

Namun, setelah itu dia menghela napas panjang, matanya dipenuhi kemarahan. "Sayangnya, takdir nggak memberinya waktu panjang! Tujuh keluarga besar keparat itu menekannya, membuat keponakanku bertempur hingga embusan napas terakhirnya, mengorbankan nyawanya! Harapan terbesar dalam hidupku adalah menggunakan sisa hidupku untuk menghancurkan tujuh keluarga besar itu! Membalaskan dendam untuk Adriel!"

 

Saka terdiam, tatapannya tampak sedikit rumit. Perjalanan Gary yang penuh pertempuran ini hanya demi membalaskan dendam keponakannya. Entah berapa banyak kesulitan yang sudah dia lalui.

 

"Pak Gary sudah berusaha keras. Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri," kata Saka.

 

Pada saat itu, terdengar suara langkah kaki dari kejauhan. Jelas ada orang yang hampir sampai ke tempat mereka.

 

Namun, Gary tampak tidak mendengar, hanya menghela napas penuh penyesalan sambil berkata dengan nada bersalah, "Jangan menghiburku. Sebagai pamannya, aku masih jauh dibandingkan dengan dia. Aku sudah gagal melindunginya, bahkan belum bisa membalaskan dendam untuknya. Aku ... nggak layak menjadi pamannya!"

 

Setelah mengatakan ini, Gary menatap Saka dengan tatapan serius, lalu berkata, "Tentu saja, kalau kamu nggak mau melawan lagi di masa depan, aku nggak akan menyalahkanmu. Tapi kalau kamu ingin terus melawan para penguasa itu, ingatlah pelajaran dari keponakanku. Hari ini kamu harus menahan diri, lalu segera pergi dari sini! Jangan sia-siakan pengorbananku! Jangan pula mengulangi nasib keponakanku!"

 

Saka terdiam sesaat. Matanya berkilat ketika dia berkata, "Aku mengerti."

 

"Baiklah. Nggak lama lagi aku akan bertemu dengan keponakanku, Adriel. Ini juga nggak buruk ... "

 

Saat menyebut nama Adriel, wajah Gary yang perlahan kehilangan akal sehat menunjukkan kelegaan yang samar.

 

Mungkin sejak kematian Adriel, beban yang dia tanggung sudah terlalu berat.

 

Saka mengerutkan kening, berpikir keras untuk mencari jalan keluar.

 

Namun, pada saat itu energi musuh bergerak makin dekat. Gary tertawa terbahak-bahak, melompat tinggi, lalu mengeluarkan sayap energi sejati yang membara seperti api di punggungnya. Dia berteriak dengan keras, "Gary Lavali ada di sini! Siapa yang berani bertarung denganku?"

 

Tanpa banyak bicara, beberapa sosok langsung muncul dengan cepat, mengirimkan gelombang energi sejati yang menyala-nyala, menyerang seperti ombak besar.

 

Gary menggerakkan jarinya, membuat secercah api merah yang langsung memotong gelombang energi sejati muncul. Dia menyerang musuh, membuat darah berceceran.

 

"Kalian para penguasa besar yang selalu membanggakan diri. Jadi, apa hanya begini kemampuan kalian? Aku akan membedah kalian untuk melihat apa bedanya tubuh kalian dengan kami!"

 

Gary tertawa kencang, sementara tangan kanannya terayun untuk melepaskan energi sejati yang berbentuk pisau api besar. Pisau api itu melesat, menebas ke arah musuh.

 

Beberapa orang musuh yang awalnya tampak penuh percaya diri langsung terkejut. Meski mereka tidak lemah, mereka tetap kalah jauh dibandingkan Gary.

 

Pada saat ini, mereka mencoba bertahan, tetapi tiba-tiba terdengar jeritan tajam. Pisau api Gary langsung memotong mereka menjadi dua bagian, membuat banyak organ dalam berceceran di tanah.

 

"Sepertinya tubuh kalian sama saja. Jadi, apa yang membuat kalian merasa lebih mulia?" ujar Gary.

 

Suara Gary terdengar pelan, tetapi penuh dengan penghinaan dan rasa tidak hormat.

 

"Kamu memang layak menjadi Paman Adriel. Paman dan keponakan sama-sama arogan."

 

Sebuah sosok melesat cepat. Ternyata itu adalah Renan. Tubuhnya ramping, matanya dingin, serta sayap energi sejati berwarna perak yang mengelilinginya tampak dipenuhi petir dan angin. Dia tampak sangat terang ketika berdiri di sana.

 

Ini adalah sayap ganda angin petir, yang juga merupakan manifestasi dari kekuatannya.

 

"Dulu keponakanku di Srijaya membunuh leluhur tujuh keluarga besar kalian. Hari ini, aku hanya bisa membunuhmu. Aku, sebagai pamannya, memang nggak sebanding dengannya," kata Gary.

 

"Ada masalah dengan kemampuanmu? Sepertinya aku nggak perlu membunuhmu hari ini. Aku bisa menangkapmu hidup-hidup, lalu menjadikanmu persembahan untuk leluhur tujuh keluarga besar."

 

Renan mengatakan ini dengan nada lembut.

 

Sepasang pupilnya memancarkan kilauan perak saat dia menatap Gary. Sebuah senyuman pun muncul di sudut bibirnya.

 

Meski suara tawanya tidak keras, gema tawa itu menyebar ke seluruh penjuru, memancarkan kesombongan. Tatapannya penuh wibawa, seperti memandang rendah segalanya.

 

Di bawah langit malam, tiba-tiba banyak sosok muncul dengan cepat, lalu mengelilingi mereka. Mata mereka yang tampak dingin tertuju pada Gary.

 

"Pak Renan, dia sepertinya sedang memberi Saka waktu untuk bertindak. Kemungkinan besar Saka masih ada di sekitar sini," kata Sandi yang berkerumun dengan beberapa orang kuat di sisi Renan. Aura mereka tampak sangat menakutkan

 

"Bukankah itu bagus?" Renan tersenyum dingin. " Aku ingin melihat apakah Saka akan keluar untuk menyelamatkan Gary atau nggak. Kalau dia datang, berarti dia benar-benar lelaki sejati, tapi dia pasti akan mati. Tapi kalau dia memilih bersembunyi untuk menyelamatkan dirinya sendiri, siapa yang masih akan menghormatinya? Dia hanya akan menjadi bahan ejekan."

 

Tatapan Renan dipenuhi kegembiraan ketika mengatakan ini. Dia mengulurkan tangan, mengeluarkan busur panjang dari tas penyimpanan miliknya.

 

Busur itu memiliki warna perunggu tua, tanpa kilauan, serta tampak kuno. Namun, begitu dikeluarkan, suara gemuruh angin dan petir terdengar dari sekelilingnya!

 

Renan menarik tali busur. Segera, energi sejati berwarna perak pun terbentuk menjadi sebuah anak panah yang berkilauan dengan sangat terang. Dia mengarahkan busurnya ke arah Gary dengan senyuman di bibirnya. "Gary, hari ini kamu adalah buruanku. Mari kita mainkan permainan berburu. Aku ingin melihat apakah Saka hanya akan menyaksikanmu ditembak mati dengan ribuan anak panah!"

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1891 Membakar Langit ~ Bab 1891 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 06, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.