Membakar Langit ~ Bab 1895

 

Bab 1895

 

Saka tidak mengatakan apa-apa. Dengan satu hantaman telapak tangarinya, cahaya emas seperti bilah tajam menghantam busur petir Renan, membuatnya terpental dengan keras.

 

"Tubuh manusia bisa menahan senjata tingkat langit?"

 

Renan tampak terkejut. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan tubuh Saka. Sejak Adriel, belum pernah ada yang memiliki fisik sekuat ini.

 

Namun, Saka tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia menerjang ke arah sekelompok orang yang mengepungnya. Dengan telapak tangan yang diselimuti cahaya emas, Saka menyerang maju.

 

Suara hantaman terdengar menggema saat Saka masuk ke dalam kerumunan musuh. Suara benturan senjata bergema keras, diikuti suara tulang yang retak serta jeritan yang mengerikan.

 

Wajah banyak orang tampak pucat ketakutan. Tubuh mereka terbelah, tulang mereka hancur.

 

Sungguh situasi yang memukau. Saka memanggul seorang pria di bahunya, menerjang ke dalam kerumunan, bertempur dengan darah mengucur. Setiap langkahnya meninggalkan jejak tubuh yang hancur, menciptakan jalan penuh darah di belakangnya.

 

Dengan wajah dingin, Renan mengejar Saka sambil membawa busur di tangannya.

 

Dalam sekejap, pertarungan mereka kembali memanas. Setiap gerakan tangan mereka dipenuhi dengan jurus-jurus seni bela diri yang kompleks. Pada tingkat ini, seni bela diri telah menjadi bagian dari naluri mereka.

 

Namun, makin lama Renan bertarung, makin terkejut dia.

 

Gerakan Saka benar-benar tak terduga, seperti kijang melompat di atas tebing, sulit untuk diprediksi. Setiap serangan sangat cerdik, tepat pada sasaran, serta dipenuhi presisi tinggi.

 

Renan mengenali banyak gerakan dari seni bela diri yang familiar, meskipun tingkatannya tidak terlalu tinggi. Namun, di tangan Saka, setiap teknik ini digunakan dengan luar biasa efektif.

 

"Seni bela diri apa yang sebenarnya kamu pelajari?" tanya Renan dengan rasa terkejut.

 

Teknik ini terlalu canggih dan mendalam. Renan bahkan belum pernah melihat yang seperti inísebelumnya.

 

"Ciptaanku sendiri," jawab Saka dengan santai.

 

"Jangan bercanda! Apa kamu pikir aku ini bodoh? Apa kamu mencoba mengatakan kalau semua genius nggak sebanding denganmu?"

 

Renan merasa sangat marah. Dalam pandangannya, jawaban Saka adalah penghinaan terang-terangan terhadap dirinya.

 

Saka hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum simpul. Dengan gerakan tangan yang terus berubah, dia memamerkan puluhan jurus seni bela diri, membuat lawannya kesulitan untuk menghadapinya. Teknik-tekniknya benar-benar tidak terduga sekaligus rumit.

 

Dalam pertarungan sengit itu, Saka berhasil menusuk bahu Sandi dengan pedangnya. Jeritan kesakitan terdengar saat Sandi terhuyung mundur.

 

Di saat yang sama, Saka menendang Renan tepat di dadanya. Suara tulang yang patah terdengar, diikuti dengan hantaman keras. Namuri, Renan membalas dengan menghantamkan busur perangnya ke bahu Saka, membuatnya terdorong mundur.

 

Keduanya terpaksa mundur beberapa langkah, dengan darah yang bergejolak di dalam tubuh mereka.

 

"Apakah teknik yang kamu gunakan itu Teknik Perang Abadi?"

 

Renan menghapus darah di sudut bibirnya. Dengan ekspresi muram, dia berbicara dengan suara dingin.

 

"Itu nama yang baru saja kamu buat?

 

Kedengarannya cukup bagus," jawab Saka sambil sedikit mengeluarkan darah dari hidung dan mulutnya. Karena tidak dapat menggunakan teknik pemungkas Teknik Penerobos Surgawi, dia mulai menunjukkan luka-luka di tubuhnya akibat serangan dari segala arah.

 

"Jangan pura-pura bodoh! Teknik Perang Abadi berasal dari Sekte Abadi, sebuah Sekte Tersembunyi yang telah lama menghilang. Seni bela diri ini mencakup berbagai teknik dan menyatukannya dalam satu sistem. Apa hubunganmu dengan Sekte Abadi?"

 

Renan menyipitkan matanya, mencoba menggali informasi tentang asal-usul Saka.

 

"Nggak kenal..." jawab Saka dengan ekspresi yang aneh.

 

Dia benar-benar tidak pernah mencuri atau meniru teknik orang lain, tetapi teknik ini tampaknya kebetulan mirip.

 

"Nggak mau mengaku juga nggak apa-apa ... "

 

Renan tiba-tiba tersenyum dingin sembari berkata, "Sudahlah, aku nggak akan bermain-main lagi. Tampaknya aku harus menangkapmu, lalu memaksamu bicara perlahan."

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1895 Membakar Langit ~ Bab 1895 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 06, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.