Membakar Langit ~ Bab 1902

 

Bab 1902

 

"Biarkan saja dia pergi. Anjing kehilangan rumah seperti dia, nggak ada lagi yang perlu ditakuti," ujar Renan sambil memandang dingin ke arah bayangan Saka yang menjauh.

 

Namun pada akhirnya, pandangannya kembali ke sosok "Gary" di depannya.

 

Saka sudah terluka parah. Menghabisinya hanya soal waktu.

 

Satu-satunya peluang Saka untuk menang justru adalah tinggal di sini dan membantu "Gary".

 

Namun sekarang, dia malah kabur, memberikan kesempatan bagi Renan untuk mengalahkannya secara perlahan. Itu hanya membuktikan betapa bodohnya Saka.

 

Saat ini, orang-orang di sekitar membuka jalan bagaikan ombak yang terbelah, memberi ruang bagi Saka untuk pergi.

 

Tatapan mereka dingin dan penuh ejekan.

 

Saka melirik mereka dengan mata malas. "Tunggu saja, si rubah tua ini adalah orang yang sanggup melawan Iblis Darah. Kalian akan tahu akibatnya nanti," pikirnya dalam hati.

 

Dia hanya berharap kedua belah pihak akan saling melukai hingga tak ada yang tersisa.

 

"Anak ini... pintar juga," ujar "Gary".

 

Melihat bayangan Saka yang kabur, dia menghela napas pelan, lalu mengarahkan pandangannya ke Renan dan buaya raksasa di depannya. "Kalau begitu, mari kita lanjutkan," lanjutnya.

 

"Kamu masih punya cukup energi sejati?" ejek Renan sambil menyeringai.

 

"Energi sejati? Pemahaman kalian tentang seni bela diri terlalu sempit," balas "Gary" sambil tersenyum kecil.

 

Dengan gerakan ringan, dia mengangkat tangannya. Seketika, dalam tatapan tak percaya semua orang, sesuatu yang luar biasa terjadi.

 

Sungai Causta tiba-tiba bergejolak, membentuk gelombang besar. "Gary" berdiri di puncak ombak itu dengan tangan di belakang, tubuhnya tegak. Di belakangnya, api berkobar seperti gelombang, memberi aura keagungan yang suci sekaligus dahsyat.

 

"Di tanah yang dipenuhi elemen api ini, apa yang bukan energi sejati bagiku?"

 

Di antara gemuruh magma yang memekakkan telinga, suara "Gary" terdengar, tinggi dan tak tergapai.

 

Semua orang terkejut tak percaya.

 

Sungai Causta itu seolah hidup, dikendalikan oleh teknik misterius yang tak terlukiskan. Ini pasti semacam seni bela diri langka, yang hanya bisa diwujudkan melalui pemahaman mendalam terhadap kekuatan elemen api.

 

Bulu kuduk mereka berdiri. Seketika, mereka sadar, keputusan Saka untuk kabur tadi adalah langkah yang sangat bijak. "Gary" ini punya terlalu banyak trik di balik punggungnya...

 

Renan juga merasakan tenggorokannya kering, hatinya terguncang. Baru saat ini dia menyadari mengapa Saka begitu percaya diri terhadap pria tua ini.

 

Semasa hidupnya, "Gary" pasti adalah sosok yang luar biasa menakutkan!

 

"Bunuh dia!" teriak Renan.

 

Tidak ada lagi jalan untuk mundur. Renan mengayunkan busur perangnya, mengguncang angin dan petir.

 

Buaya raksasa yang melihat sarangnya direbut menjadi makin murka. Ia melompat ke depan dengan niat membunuh yang membara.

 

Para pengikut Renan tidak mau kalah. Mereka langsung mengikuti pemimpinnya, menyerbu ke arah "Gary".

 

Sekejap saja, tempat itu dipenuhi dengan suara gemuruh, dentingan senjata, dan teriakan pertempuran yang mengguncang langit. Berbagai warna energi sejati memenuhi malam, menciptakan pemandangan spektakuler di langit gelap.

 

Namun di kejauhan, Saka ternyata belum benar-benar pergi. Dia berdiri memperhatikan pertempuran itu dari jauh, lalu mendesah pelan, " Dasar rubah tua licik. Kalau nggak dipaksa, dia nggak akan mengeluarkan kekuatannya."

 

Ternyata tadi itu ulah si kakek licik, sengaja berpura -pura lemah untuk memancing Saka agar membuka segel terakhirnya.

 

"Aku harus segera menyembuhkan diri... " gumam Saka dengan alis berkerut.

 

Tubuhnya terus terasa sakit seperti tercabik-cabik. Sementara kedua pihak bertarung, dia tahu ini adalah satu-satunya kesempatan untuk memulihkan luka-lukanya.

 

Tanpa membuang waktu, Saka melompat menuju Gunung Nagari dan segera menghilang dalam gelapnya malam.

 

Namun, tak lama setelah kepergian Saka, seorang lelaki tua muncul dari bayang-bayang malam.

 

Dia menghela napas kecil dan bergumam, "Lagi-lagi dia lolos. Kenapa susah sekali menundukkan anak ini?"

 

Memandang ke arah Saka yang telah menghilang dia mengingat saat-saat sulit serupa di masa lalu, ketika dia mengikuti tuannya bekerja sama dengan Adriel...

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1902 Membakar Langit ~ Bab 1902 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 06, 2025 Rating: 5

1 comment:

Powered by Blogger.