Bab 1901
Pada saat yang sama, buaya raksasa
itu menerjang dengan segenap kekuatannya.
Seketika, angin badai mengamuk di
tempat itu, retakan-retakan rapat muncul di tanah, lalu runtuh dalam sekejap.
Semburan magma meletus liar dari bawah permukaan!
Kekuatan gabungan mereka sungguh
mengerikan. Bahkan seorang master ilahi setengah langkah pun akan terluka.
Tidak peduli sejauh apa kamu telah menguasai seni bela diri, mereka
menghancurkan keahlian dengan kekuatan mentah!
Dalam sekejap, seluruh tubuh
"Gary" tertelan dalam gelombang dahsyat itu!
Kemudian, sebuah pemandangan
menakjubkan terjadi.
"Gary" melangkah sembilan
kali berturut-turut di udara, gerakannya amat misterius. Dia berhasil menembus
panah petir dan angin kencang, berpapasan dengan buaya raksasa itu. Saat
berpapasan, dia mengangkat telapak tangannya untuk menyambut serangan.
Tubuhnya terpental ke samping, dengan
setetes darah mengalir di sudut bibirnya.
Sementara itu, dari dalam tubuh buaya
raksasa terdengar suara gemuruh, raungan mengguncang langit. Tubuhnya juga
mundur beberapa langkah, tetapi tidak terluka. Tatapan matanya semakin buas.
"Gary" mengusap darah di
sudut bibirnya dan mendesah pelan, "Akhirnya, tubuh ini menjadi
beban..."
Dalam pertarungannya dengan Iblis
Darah, tubuh Gary menjadi medan perang, menyebabkan luka di dalam tubuhnya,
yang kini menghambatnya.
Renan terperangah. Serangan gabungan
tadi, jika mengenai genius bela diri seperti Saka, pasti akan membuatnya
terluka parah.
Namun, "Gary" ini hanya
terluka ringan?
Bahkan masih bisa membalas serangan!
"Makhluk macam apa dia
sebenarnya..." pikir Renan dalam hati, batinnya terguncang.
Berdiri di luar medan pertempuran,
Saka berkata dengan tenang, "Sudah kubilang jangan paksa aku. Sekarang
lihatlah, orang tua ini muncul, kalian tangani dia."
"Kenapa kamu sombong?" ejek
Renan. "Meski dulunya dia punya tingkat kultivasi tinggi, lalu apa? Sekarang
dengan tubuh tingkat langit tahap kesembilan, apa yang bisa dia lakukan
padaku?"
"Kakek Tua, biar kulihat
batasmu! Terus keluarkan kekuatanmu untukku!" seru Saka dengan dingin.
Terhadap orang yang menanam petir
dalam garis keturunannya, tidak perlu bersikap sopan!
Saat itu, "Gary" malah
tersenyum tipis dan berkata, "Aku sudah tua renta. Jika terus bertarung,
aku bisa mati terkikis mereka."
Kening Saka berkerut tipis, tetapi
dia melihat aura dalam tubuh "Gary" perlahan melemah. "Sehebat
apa pun seorang koki, tanpa beras pun tidak bisa memasak," pikirnya. Meski
orang tua ini ahli dalam seni bela diri, tetap saja terbatas oleh tubuhnya.
Namun, menghadapi kematian,
"Gary" ini sama sekali tidak cemas, tetap tenang.-
Saka perlahan menyadari sesuatu, lalu
berkata dengan dingin, "Apa maksudmu?"
"Jangan pura-pura bodoh,"
ujar "Gary" santai.
"Kamu menanam jebakan dalam
tubuhku, membuatku nggak bisa sepenuhnya menghancurkan kesadaran Gary.
Bagaimana kalau kamu lepaskan itu?" lanjutnya.
Sebelumnya, Saka memang tidak menarik
seluruh Iblis Darah, melainkan dengan warisan Tabib Agung, dia justru
menyatukannya dengan Gary.
Teknik ini setidaknya bisa menjaga
kesadaran Gary agar tidak sepenuhnya tererosi. Namun di sisi lain, juga
membatasi kekuatan "Gary".
"Nggak mungkin aku lepaskan,
berhentilah berharap," balas Saka dengan sinis.
"Maka tubuh ini benar-benar akan
mati..." desah " Gary" pelan.
"Aku nggak percaya!" cemooh
Saka, membangkitkan sisa kekuatannya, lalu melesat pergi.
Orang tua licik ini, mana mungkin dia
mati dengan mudah?
Dia masih jauh dari batasnya.
"Jika aku nggak memojokkan si rubah licik ini, dia nggak akan mengeluarkan
harta karunnya," pikirnya dalam hati.
"Jangan biarkan dia kabur!"
seseorang berteriak marah.
Seketika beberapa orang mencoba
menghalangi, tetapi tiba-tiba cahaya emas meledak dari tubuh Saka. Bagaikan
meteor emas, dia menerobos jalan, menabrak beberapa orang, dan melarikan diri
menuju Gunung Nagari di bawah langit malam!
No comments: