Bab 1909
Saat ini, Felicia seketika menjadi
cemas dan segera berteriak dengan keras, "Kakak, saatnya menggunakan
kekuatan penuh, jangan lengah lagi! Kita harus bertarung sampai mati!"
Namun, pada saat ini, mata Garza
berkedip -kedip dan tidak lagi menerima serangannya, malah terus mundur.
"Apa maksudmu? Ingin melarikan
diri kah?" ujar Saka.
Mata Saka menyipit.
"Siapa yang memberimu
kepercayaan diri, masih belum tahu siapa yang menang dan siapa yang
kalah!" kata Felicia.
Felicia sungguh sangat benci Saka.
Wajahnya masih merah dan bengkak karena dipukul oleh Saka.
Setelah itu, Felicia mengeluarkan
beberapa Buah Dendam Darah dan segera berikan kepada Garza, sambil berkata,
"Kakak, kamu harus kalahkan dia!"
Saat ini kedua belah pihak terlihat
seimbang. Buah Dendam Darah ini mungkin akan mengubah situasi pertarungan.
Sementara itu, Wennie dan yang
lainnya marah saat melihat adegan tersebut. Itu adalah Buah Dendam Darah yang
diberikan Adriel kepada keluarga Buana!
Pandangan Saka juga menjadi dingin
dan dia siap mencari kesempatan untuk menyerang.
Namun, pada saat ini, Garza mengambil
Buah Dendam Darah itu, berpikir sejenak dan berkata, " Aku rasa
pemulihanmu ini paling nggak juga masih butuh waktu dua hari lagi, 'kan?"
Saka tidak menjawab. Dia membuka mata
ganda untuk melihat kelemahannya, lalu mendekatinya selangkah demi selangkah.
Namun, saat ini Garza tiba-tiba
mengangkat pandangannya dan berkata, "Aku menyerah."
Ketika kata-kata ini terucap, seluruh
tempat menjadi hening!
Semua orang terkejut.
Wennie melihatnya dengan curiga dan
merasa sulit dipercaya.
Saka juga terkejut dan memandangnya
dengan curiga.
"Pertarungan mati-matian membuat
kita berisiko mati. Jadi kenapa harus begitu? Lebih baik aku menyerah
saja," ujar Garza.
Garza mengatakannya dengan tegas dan
melemparkan Buah Dendam Darah itu kepada Saka dengan acuh tak acuh, seolah-olah
sangat tulus.
Seketika semua orang tidak siap.
Saka memegang Buah Dendam Darah dan
tidak menyadari ada masalah apa dengan Buah Dendam Darah itu. Lalu, dia menatap
Garza dengan tenang.
"Kak, apa yang kamu bicarakan!
Pertandingan belum selesai, kamu masih memiliki peluang besar untuk
menang!" ujar Felicia bingung.
"Apa yang sedang kamu
rencanakan?" tanya Wennie.
Wennie dan yang lainnya sama sekali
tidak percaya, malah menambahkan sedikit kewaspadaan terhadap Garza.
Namun, Garza justru berdiri dengan
tangan terlipat dan tanpa pertahanan saina sekali. Dia tersenyum dan berkata,
"Saka, kamu luar biasa, benar-benar luar biasa..."
Kini matanya terpaku pada Saka dan
berkata dengan penuh makna, "Dalam kondisi luka parah pun kamu masih bisa
bertarung denganku sampai sejauh ini."
"Kalau memberimu waktu, mungkin
kamu benar -benar bisa mengalahkan Renan. Bahkan bisa mendapatkan posisi di
jalan Kejayaan. Pada saat itu, bahkan tujuh keluarga besar juga tidak bisa
menyerang kamu... " ujar Garza.
"Hari ini, aku akan memberimu
waktu. Kelak jika kamu benar-benar mencapai kejayaan, kamu juga akan mengingat
aku," lanjut Garza.
Kini akhirnya semua orang mengerti
dan mereka saling menatap dengan aneh.
Setelah menemukan keistimewaan Saka,
Garza memutuskan untuk bertaruh pada keduanya?
Felicia terpaku dan berteriak,
"Kakak, apa yang kamu katakan? Semua anggota Pak Renan di sini, bahkan ada
bantuan orang dalam. Menghancurkan Saka hanya tinggal menunggu waktu,
kamu..."
Suara tamparan.
Garza menampar Felicia. Sambil
mengerutkan keningnya, dia berkata, "Bising! Apa pun keputusan yang aku
buat, kamu nggak berhak campur tangan."
Felicia menutup wajahnya dengan tidak
senang, tetapi dia juga tidak berani bicara lagi. Hanya menatap Saka dengan
tatapan tajam dan penuh kebencian.
"Aku bisa memberitahumu bahwa
sekarang semua orang sedang mencari cara untuk menghadapi Gary, jadi hanya aku
yang punya waktu lebih untuk melawanmu. Asalkan kamu bisa mengalahkanku, kamu
bisa mendapatkan waktu untuk pulih," ujar Garza.
"Apa kamu ingin
mempertimbangkannya ?" tanya Garza.
Saat ini, Garza menatap Saka dengan
penuh makna.
Kali ini Wennie dan yang lainnya juga
menatap Saka dengan sedikit cemas. Mungkin dia bisa menyetujuinya, karena yang
paling dibutuhkan oleh Saka saat ini adalah waktu ...
Namun, mereka sangat takut. Saka
terlalu keras kepala dan tidak mau berkompromi, lalu melakukan kesalahan
seperti yang dilakukan oleh Adriel waktu itu.
Melihat Saka yang hanya terdiam,
Garza menatapnya dan berkata sambil tersenyum, "Untuk membuktikan niat
baikku, aku bisa memberikan Felicia untuk kalian sebagai sandera? Kalau kamu
mau, kamu juga bisa menjadi adik iparku."
Mendengar perkataan itu, semua orang
makin terkejut!
"Kak, apa yang kamu
katakan?" ujar Felicia. Felicia terpaku.
No comments: