Bab 1930
Saka hanyalah seorang diri, sementara
di depannya terdapat hampir seribu orang yang datang seperti ombak besar yang
bergulung.
Namun, Saka menerjang maju, berubah
menjadi meteor emas yang menyisakari jejak api di belakangnya!
Seorang diri menerobos barisan besar
yang hampir seribu orang itu.
"Dia kira dia siapa, berani
begitu congkak! Halangi dia! Aku nggak percaya dia bisa menerobos formasi
seribu orang sendirian!" bentak Renan dengan marah.
Seribu orang ini adalah seluruh
kekuatan yang dia miliki, orang-orang yang dia kumpulkan dengan susah payah.
Mereka merupakan kebanggaan dan modalnya!
Saka yang menyerbu begitu saja adalah
penghinaan besar baginya!
"Bunuh!" teriak Sandi
dengan wajah garang, langsung menyerbu kembali!
Menyerbu formasi seperti ini, yang
paling penting adalah tidak berhenti.
Jika dia bisa menahan Saka hanya
sekejap, maka Saka akan terjebak dalam kepungan orang banyak!
Seribu orang menyerbu, cukup untuk
menghancurkan siapa pun yang berada di tingkat langit tahap sembilan.
Namun, ketika dia berdiri di depan
Saka, dia melihat sepasang mata penuh tekad bertempur dan sepasang tinju
berkilau emas seperti besi!
Mata Sandi terbelalak dan berteriak
sekuat tenaga, mengerahkan semua energi sejatinya untuk menghadang dengan
pedang.
Namun, sekejap saja, tubuhnya sedikit
kaku, dan napasnya terhenti sejenak.
Saka sudah melewatinya dan tiba di
belakangnya.
Saat mereka bersisian, suara lembut
terdengar di telinganya, "Dulu kamu bukan lawanku, sekarang pun tetap
bukan."
Saka dengan cepat melesat, sementara
di belakangnya, Sandi berdiri termangu, matanya kosong dan di dadanya muncul
lubang besar yang mengeluarkan darah!
Sekejap, semua orang terdiam
terkejut.
Satu serangan, membunuh seorang ahli
tingkat langit tahap delapan!
"Makhluk apa ini..." gumam
seseorang.
Namun, Saka sudah melanjutkan
serangannya, menembus formasi musuh dengan kecepatan luar biasa!
Selama cukup cepat menembus secara
berkelanjutan, tidak ada yang bisa menghentikannya!
Hanya sedikit orang yang bisa
mencapai tingkat langit dan meskipun hampir seribu orang ini memiliki kekuatan
yang luar biasa, sebagian besar mereka hanya berada di tingkat langit tahap
rendah.
Setiap orang di sini adalah bakat
yang múncul dari jutaan orang, dan ketika mereka bersatu, kekuatan mereka
sangat mengerikan, seharusnya cukup untuk menghancurkan seorang ahli tingkat
langit tahap sembilan.
Namun, sekarang, sebuah meteor emas
seperti pisau tajam menembus dan meninggalkan jejak darah di belakangnya.
Menghancurkan setiap sosok yang mencoba menghadangnya dan menghancurkan mereka
menjadi potongan tubuh yang beterbangan.
"Halangi dia!" teriak Renan
dengan mata merah.
Semua orang berkumpul mencoba
mengepung Saka, tetapi Saka dengan tinju yang menggebu menghancurkan satu per
satu!
Menjadi ahli tingkat langit tahap
sembilan, inilah pertama kalinya dia melepaskan semua kekuatannya.
Hanya dalam sepuluh menit, tak
terhitung banyaknya orang yang tewas di bawah tinjunya. Formasi hampir seribu
orang itu hancur dan membentuk sebuah lubang besar terbuka.
Semua prajurit gemetar dan tak
percaya dengan apa yang mereka lihat.
Seorang diri bisa melawan seribu
pasukan!
Saat ini, dia makin mendekati Renan
yang berada di belakang.
Seribu meter.
Enam ratus meter.
Dua ratus meter.
Akhirnya, dia berhenti dan berdiri
hanya kurang dari sepuluh meter di depan Renan. Dia sedikit terengah, bajunya
robek-robek, memperlihatkan dada kokoh berwarna tembaga yang bergerak naik
turun dengan perlahan.
Tubuhnya dipenuhi otot yang tegap,
seluruh tubuhnya berlumuran darah. Darah itu menetes perlahan dari rambut
hitamnya, membasahi wajahnya yang kokoh, tiap tetesnya jatuh ke tanah dengan
lambat.
Di belakangnya, sebuah jalan darah
lurus terbentang, dipenuhi dengan potongan tubuh yang berserakan.
Masih banyak orang di belakangnya,
menatap dengan tak percaya, mata mereka dipenuhi dengan ketakutan dan
kekaguman.
Dia menembus formasi musuh, seperti
dewa pembunuh tak terkalahkan, kini berdiri di hadapan Renan.
Saka sedikit memalingkan kepala,
menatap Renan, suaranya tenang dan santai, "Pertarungan satu lawan satu,
atau bersama-sama?"
Dia menembus formasi musuh, mendekati
Renan, mengundang pertarungan dengan sangat santai.
"Siapa yang mau berduel
denganmu! Apa kamu pikir ini permainan pahlawan?" teriak Charles.
"Serbu bersama, hancurkan dia!"
No comments: