Membakar Langit ~ Bab 1938

 

Bab 1938

 

Tepat ketika Jorel tampak terkejut dan hendak memanggil burung phoenix sejați lagi, tatapan yang sangat mendominasi tiba-tiba menyapu dirinya, menyebabkan hatinya bergetar.

 

"Apa kamu layak untuk ikut campur dalam pertarungan semacam ini? Pergi dari sini!"

 

Satu tebasan pedang langsung mengenai dada Jorel.

 

Secara tiba-tiba langsung menunjukkan pemandangan yang memilukan dan juga meninggalkan luka yang mengerikan. Jorel berteriak kesakitan sambil melangkah mundur.

 

Pedang setengah jadi itu berlumuran darah. Saka memegang lengan yang terputus di tangannya, menatap buaya raksasa itu sambil berkata dengan nada menghina, "Hei, bukankah kamu ingin makan daging berdarah? Ini ambil!"

 

Sambil berkata demikian, Saka melemparkan lengan yang terputus di tangannya itu pada buaya raksasa.

 

Itu adalah tubuh tingkat langit tahap kesembilan yang langsung ditelan ke dalam mulut buaya raksasa tanpa ragu-ragu.

 

Keheningan mulai menyelimuti sekitar.

 

Semua orang terkejut. Saka benar-benar menyembunyikan keahilannya dalam pertarungan sebelumnya!

 

Saat ini, di luar.

 

"Leluhur! Ini, ini... "

 

Tetua dari keluarga Atmaja melihat adegan di mana lengan Hikmal terkoyak secara tiba-tiba langsung menjadi pucat pasi, terkejut dan marah.

 

Jayub menunjukkan ekspresi marah di wajahnya, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Hanya saja tinjunya mengepal dengan keras:

 

Jelas sekali dia ingin segera masuk dan membunuh Saka dengan tangannya sendiri.

 

Saat ini, di medan perang.

 

"Kak Buaya, bunuh dia! Aku akan memberimu makanan darah apa pun!" teriak Renan dengan cemas.

 

Setelah buaya raksasa selesai memakan lengan Hikmal yang terputus, ia menatap Saka dengan penuh nafsu. Jelas ia melihat tubuh Saka yang lebih lezat.

 

"Monster master ilahi setengah langka, tapi dikendalikan oleh manusia. Kemarilah!"

 

Saka tersenyum menghina dan hendak menyerang buaya raksasa itu.

 

"Roar!"

 

Buaya raksasa itu meraung keras, membuka mulutnya dan menyemburkan magma. Ia menutupi tempat kosong di mana Saka berada, lalu seluruh dunia tiba-tiba menjadi seperti tungku!

 

Terdapat Api Ilahi tingkat delapan di tubuhnya yang sesuai dengan kekuatan magis bawaannya. Kekuatan magma yang disemburkan buaya raksasa itu sungguh luar biasa.

 

Namun, Saka menjadi sangat marah. Ribuan cahaya emas menyeruak di luar tubuhnya. Dia mengeluarkan sebidang cahaya emas dan pada saat yang sama mengayunkan pedang setengah jadi, lalu menebas dengan gugusan petir.

 

Duar!

 

Saka berteriak keras, lalu pedang petir itu bertabrakan dengan magma dan meledak seketika.

 

Langit langsung berkecamuk.

 

Magma itu langsung hancur.

 

Saka melintasi magma, seluruh tubuhnya bersinar dengan cahaya keemasan, seperti tubuh yang terbuat dari emas, memancarkan kekuatan tidak bisa dihancurkan. Dia mendekati buaya raksasa, mengangkat pedang setengah jadinya dan menebasnya.

 

Dengan suara berdenting, pedang setengah jadi itu menebas permukaan kasar tubuh buaya raksasa. Kemudian cahaya api langsung berkobar, seolah olah telah mengenai logam dewa yang tidak tertandingi.

 

Buaya raksasa itu meraung dengan marah. Ia mengangkat cakar raksasanya dan hendak memukul Saka. Lalu, terdengar suara ledakan yang teredam, keduanya bertabrakan seperti logam dan besi!

 

Di bawah, semua orang melihat adegan ini dengan ngeri.

 

Jika kekuatan seperti ini meneror mereka, pasti akan ada banyak orang yang hancur berkeping-keping.

 

Jorel dan Hikmal melihat pemandangan ini dengan mulut sedikit terbuka dan jantung berdebar-debar.

 

Apakah ini kekuatan Saka yang sebenarnya?

 

Baru pada saat itulah mereka memercayai kata-kata Saka. Jika Saka sungguh-sungguh, mereka pasti sudah mati!

 

Pada saat ini, Saka dan buaya raksasa menolak untuk menyerah. Keduanya saling berhadapan, seolah-olah mereka ingin mencabik - cabik tubuh satu sama lain dalam pertarungan hidup dan mati.

 

Selama pertarungan, buaya raksasa itu meledak menjadi liar, ia mengangkat cakarnya dan merobek kulit Saka dan meninggalkan bekas darah di tubuh Saka. Namun, keganasan Saka tidak kalah dengan buaya raksasa itu. Pedang setengah jadinya mencabik-cabik kulit buaya yang seperti baju besi tebal itu, lalu petir menghantam daging dan darahnya hingga berubah menjadi hitam legam.

 

Mata Saka bersinar, sulit untuk menemukan lawan seperti ini. Buaya raksasa tidak tahu apa-apa tentang seni bela diri, jadi serangannya dilakukan secara alami. Kebetulan sesuai dengan metode seni bela diri Leluhur Lavali yang sedang Saka kejar.

 

Saat melakukan lebih banyak pertarungan, Saka merasa pemahaman seni bela dirinya menjadi makin meningkat.

 

Selama pertarungan sengit antara kedua belah pihak, mata semua penonton yang melihatnya tidak mampu mengikutinya.

 

Tiba-tiba, Saka mundur dan semua orang langsung terkejut. Apakah Saka akan menyerah dengan sukarela?

 

Bagaimanapun, buaya itu master ilahi setengah langkah dan juga monster. Tubuh fisiknya sangat kuat. Bagaimana mungkin ia bisa dikalahkan?

 

Ketika Leony melihat adegan ini, dia menjadi khawatir.

Pada saat ini, saat Saka mundur, buaya raksasa itu menjadi marah dan melompat ke langit.

 

Namun, pada saat ini, di bawah pandangan semua orang yang tercengang.

 

Saka tiba-tiba berhenti, dia mengeluarkan Busur Petir dan menariknya, sedangkan pedang setengah jadinya ditempatkan pada tali busur.

 

Gabungan dua senjata tingkat langit!

 

Busur dan anak panah.

 

Saka ingin membunuh monster master ilahi setengah langkah tersebut!

 

Untuk sesaat, seluruh tempat menjadi sunyi.

 

Niat membunuh yang sangat besar memunuhi langit dan bumi.

 

Semua orang melihat pemandangan mengejutkan ini dengan mulut terbuka lebar.

 

Saka menarik sudut bibirnya dengan senyuman dingin sambil berkata, "Memasuki kawasan perbatasan dengan membunuh master ilahi setengah langkah. Adriel yang lainnya akan bangkit dan mungkin membuat banyak orang terkesiap...."

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1938 Membakar Langit ~ Bab 1938 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 12, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.