Membakar Langit ~ Bab 1937

Bab 1937

 

"Kemarilah dan bawa persembahan."

 

Wajah Renan menunjukkan ekspresi garang. Dengan satu perintah, tidak lama kemudian ada seseorang yang menggiring sekelompok penduduk lokal dan memaksa mereka menuju Sungai Causta.

 

Ini adalah harga yang harus dibayar oleh penduduk lokal karena Renan meminta buaya raksasa itu untuk mengambil tindakan.

 

"Apa kamu nggak punya batas? Mereka semua adalah warga Negara Elang!" teriak Leony saat melihat adegan ini.

 

"Apa gunanya mereka dilahirkan di Gunung Reribu? Mereka cuma akan melayaniku dan menjadi barang sekali pakai!"

 

Renan tersenyum menghina dan mengangkat tangannya sambil melambaikannya.

 

Para penduduk lokal itu didorong menuju Sungai Causta, lalu terdengar suara teriakan panik. Mereka hanyalah sekelompok orang yang malang, tetapi mereka justru dijadikan alat tawar-menawar dalam pertarungan ini.

 

Saat kata-kata dilontarkan, Sungai Causta melonjak, lalu buaya raksasa itu muncul secara perlahan. Niat jahat yang tak terbatas memenuhi udara, sorot matanya yang menatap penduduk lokal menunjukkan keserakahan.

 

"Cari mati!"

 

Suara teriakan terdengar, diikuti oleh serangkaian cahaya pedang yang menggelegar, lalu segera memotong-motong orang-orang yang menggiring penduduk lokal itu menjadi tubuh yang hancur berkeping-keping

 

Pada saat yang sama, cahaya pedang itu berbalik dan menuju ke arah Renan.

 

Namun, pada saat ini, buaya raksasa itu tiba-tiba menyerang, tubuh besarnya langsung berdiri di hadapan Renan, menghalangi cahaya pedang yang menggelegar.

 

Mata Renan menunjukkan kegembiraan, lalu dia mencibir seraya berkata, "Saka, kamu panik, kamu takut buaya raksasa itu akan membunuhmu?"

 

"Kak Buaya, bantu aku membunuh orang ini. Aku akan memberi 3.000 penduduk lokal untukmu!"

 

"Roar!"

 

Buaya raksasa itu muncul sepenuhnya, dengan tatapan kegembiraan di matanya.

 

"Dasar bajingan ... "

 

Leony marah dan putus asa. Sikap tidak tahu malu dari Renan jauh melampaui ekspektasinya.

 

Dia menatap ke arah Saka dengan hati yang tegang. Itu adalah monster master ilahi tingkat setengah langkah, selain itu ada tiga tingkat langit yang sedang mengepung Saka.

 

Menurutnya, Saka benar-benar sudah terjebak dalam situasi yang sangat sulit.

 

"Kalian peduli dengan penduduk lokal ini, 'kan?"

 

Mata Renan tiba-tiba berkilat, lalu dia berkata sambil mencibir, "Kalau begitu biarkan Charles kembali dan merangkak seperti anjing. Kita nggak perlu repot-repot lagi. Aku bisa meminta Kak Buaya untuk mundur dan membiarkan penduduk lokal ini tetap bertahan hidup untuk sementara."

 

Ekspresi licik seketika muncul di mata Renan, seolah dia telah mengetahui kelemahan dari Saka.

 

Namun, yang terdengar hanya suara tamparan keras.

 

Saka menampar kepala Charles, membuat rambut Charles langsung berdiri tegak.

 

"Jangan!"

 

Dia berjuang untuk melawan, tetapi kepalanya langsung hancur berkeping-keping.

 

"Beraninya kamu "gumam Renan tidak percaya.

 

"Aku nggak menerima ancaman. Aku cuma ingin mengatakan satu hal. Kalau salah satu dari mereka mati, maka kalian semua juga mati!"

 

Cahaya dingin meluap di hati Saka. Dia menatap mereka sambil berkata demikian.

 

"Kamu ..."

 

Semua orang sangat marah hingga tubuh mereka gemetar. Saka justru berani mengancam mereka seperti ini.

 

"Serang!" teriak Renan.

 

Buaya raksasa itu tidak ragu-ragu lagi. Dengan tatapan ganas di matanya, ia langsung melompat ke arah Saka!

 

Pada saat ini, mata Jorel dan Hikmal dipenuhi dengan amarah. Mereka langsung mengambil tindakan tanpa ragu-ragu.

 

"Berani mengambil tindakan padaku. Sebelumnya, aku sudah bermain-main dengan kalian, tapi sekarang aku akan membiarkan kalian melihat kekuatanku yang sebenarnya... "

 

Saka tertawa, rambut hitamnya berkibar, matanya bersinar terang dan tajam. Tubuhnya menukik menjauh untuk menghadapi buaya raksasa master ilahi setengah langkah, menunjukkan aura yang sangat mendominasi dan penuh dengan arogansi.

 

"Kenapa kamu berpura-pura? Kalau begitu biar aku melihat kekuatanmu yang sebenarnya!"

 

Hikmal mendengus dingin, mengangkat tombaknya dan menikam Saka!

 

Sebelumnya, tiga tingkat langit tahap kesembilan sudah mengepungnya, tetapi Saka justru berani menyembunyikan kekuatannya?

 

Dia bereaksi dengan tidak percaya.

 

Namun, sesaat berikutnya, Saka mengangkat pedang setengah jadi dan saling bertabrakan dengan tombak dengan suara keras. Tombak itu langsung patah menjadi dua bagian!

 

Tidak lama setelah itu, Saka meletakkan Busur Petirnya, meraih lengan Hikmal dan menariknya dengan kuat. Diiringi dengan suara patah, lengan Hikmal langsung ditarik oleh Saka dan darah seketikan berceceran dimana-mana.

 

"Ah!"

 

Hikmal langsung berteriak keras dan tak kuasa untuk berjalan mundur sambil memegang lengannya yang terputus.

 

Saka memegang lengan yang terputus sambil mencibir dan berkata, "Sekarang kalian sudah melihat kekuatanku yang sebenarnya? Tadi itu aku cuma bermain-main dengan kalian! Kalian sama sekali nggak layak berhadapan denganku!"

 

Saka tidak membunuh pria ini karena dia tahu bahwa keluarga Atmaja bertanggung jawab menjaga di luar. Pria ini mungkin akan mengancam beberapa orang jika dia terus dibiarkan.

 

Jorel telah mengendalikan burung phoenix sejati untuk membunuh, tetapi Saka tiba-tiba menyerang dengan pedangnya. Cahaya pedang menyeruak langit dan bumi, dia menebas burung phoenix sejati itu menjadi beberapa bagian dengan satu tebasan pedang!

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1937 Membakar Langit ~ Bab 1937 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 12, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.