Membakar Langit ~ Bab 1966

 

Bab 1966

 

Sementara itu, tidak lama setelah Saka pergi.

 

Pria paruh baya yang menjaga jalan itu pergi ke sudut, melihat sekeliling dan menelepon diam-diam, lalu berkata dengan sopan, "Nona Kelly, ini aku, Rick."

 

"Ya, aku sudah bertemu Saka. Aku pikir aku akan mati."

 

"Nggak apa-apa, aku selalu pengertian. Mengorbankan diri untuk keluarga bukanlah hal besar."

 

"Tapi, Nona Kelly, meskipun kamu nggak bersedia menikah dengan Adair, kamu juga nggak boleh inembunuhnya, apalagi memanfaatkan Saka untuk membunuhnya. Itu akan menimbulkan masalah besar!"

 

"Benar, bukan urusanku, aku terlalu ikut campur. Aku akan segera menemui Nona Kelly."

 

Selesai bicara, dia menutup telepon. Namun, keringat dingin sudah memenuhi lehernya dan dia masih merasa ketakutan, lalu dia bergumam, " Sialan, terlalu berbahaya. Seandainya aku tahu sebelumnya, aku nggak akan datang ke tempat ini. Sedikit-dikit bisa kehilangan nyawa!"

 

Tampaknya Nona Kelly sudah bertekad untuk menolak pernikahan ini dan akan bekerja sama dengan Saka...

 

Saat itu, dia terburu-buru mengambil jalan lain dan bergegas menuju ke arah perbatasan ketiga.

 

Pada saat bersamaan.

 

Perbatasan ketiga.

 

Sebuah jalan gunung yang berkelok-kelok, dipenuhi mayat, mengarah ke puncak gunung yang tersembunyi di balik awan.

 

Di puncak gunung, ada sebuah pohon besar yang bersinar seperti emas, tersembunyi di balik awan di kejauhan.

 

Saat ini, di persimpangan jalan, Adair menatap pohon besar itu tanpa ekspresi. Dia mendongak dan melihat seorang wanita sedang berjalan mendekat.

 

Wajahnya cantik, mengenakan pakaian putih, sebagai seorang wanita, dia memiliki keberanian yang tak tergoyahkan.

 

"Nona Kelly, sedang menelepon siapa?" tanya Adair dengan santai sambil tersenyum lembut.

 

"Apa urusanmu?" balas Kelly dengan tenang.

 

"Kamu adalah tunanganku. Perjodohan ini ditentukan oleh leluhur keluargamu, dia juga berharap aku bisa membangkitkan keluarga Atmaja bersamamu, 'kan?" tanya Adair sambil tersenyum.

 

Kelly mengatupkan bibirnya, tetapi terpancar kegigihan dan kepercayaan diri, lalu dia menjawab, " Hidupku, aku yang memimpin, apa yang dikatakan leluhur nggak berlaku."

 

Tatapan Adair agak dingin.

 

Namun, seiring dengan ekspresi Adair yang berubah, dia melihat ada darah encer yang aneh merembes di jalan gunung. Jalan gunung itu menjadi rusak dengan cepat dan tidak berbentuk.

 

Pada saat bersamaan, darah encer itu mengalir ke bawah.

 

Untungnya, darah encer hanya mengalir hingga ke persimpangan jalan, lalu terhenti oleh suatu kekuatan.

 

Adair mengerutkan kening dan berkata, "Ada yang nggak beres. Menurut informasi yang diberikan oleh keluarga, perbatasan ketiga ini seharusnya hanya menggunakan formasi untuk meningkatkan gravitasi sepuluh kali lipat. Kenapa ada darah encer yang aneh ini?"

 

Salah satu bawahannya ragu sejenak, lalu berkata, " Mungkin saja... orang itu sudah bangun. Dia adalah majikan sebenarnya di tempat ini, hanya dia yang bisa menciptakan pemandangan aneh ini ... "

 

Setelah dia selesai bicara, semua orang langsung serempak melihatnya dengan tatapan aneh, seolah-olah dia telah menyebutkan sesuatu yang terlarang.

 

Orang itu menunduk dan bergumam, "Aku hanya bercanda ..."

 

Adair mengerutkan kening dan berkata, "Nggak mungkin bangun, paling-paling dia hanya membalikkan badan saja. Jangan ragukan teknik para leluhur saat itu."

 

Semua orang mengangguk tanda setuju.

 

Saat ini, seseorang menerima telepon dan ekspresinya langsung berubah, dia langsung berkata, "Tuan Muda, ada laporan bahwa Saka sudah masuk."

 

"Benar-benar datang?" tanya Adair.

 

Mendengar ucapan itu, Adair berkata dengan tenang, "Cukup berani. Dia nggak mengecewakanku.

 

"Saka itu... " tanya bawahannya.

 

"Kita bahas nanti setelah dia bisa sampai di hadapanku," ucap Adair.

 

Adair tertawa sinis, lalu berkata dengan nada lembut, "Lima perbatasan ini bukan dipersiapkan untuk dia..."

 

"Tapi, di bawah pengaruh gravitasi ini, kita juga nggak bisa terbang, juga nggak boleh terkena darah encer itu... "

 

Memikirkan hal ini, Adair mendadak berkata, "

 

Lanjutkan membangun jalan dan coba terobos sekali lagi!"

 

"Baik!"

 

Bawahan mengikuti perintah dan mengangkat tangan, mereka diikuti oleh sejumlah penduduk asli. Tetapi pada saat ini, semuanya dibunuh oleh bawahan Adair, terdengar suara ratapan yang menyedihkan.

 

Mayat mereka dilemparkan di jalan gunung itu, ekspresi wajah Adair tetap tenang dan dia melangkah maju melalui mayat mereka.

 

Kelly menatap punggung Adair dengan tatapan dingin.

 

Saat ini, Saka melewati jalan berkelok-kelok dan menuju ke arah perbatasan pertama.

 

Di sekitarnya ada banyak rekan sejalan.

 

Namun, tatapan mereka terhadap Saka agak sulit ditebak.

 

"Kak Saka!"

 

Saat ini, suara jernih seorang wanita tiba-tiba memanggil Saka.

 

Terlihat seorang pria dan seorang wanita menghampiri, lalu berkata sambil tersenyum, " Kami adalah orang wilayah selatan. Namaku Dhea, ini adalah kakakku, Edwin. Kami adalah anggota dari aliansi tiga wilayah selatan di kawasan perbatasan."

 

"Aliansi tiga wilayah selatan?" tanya Saka dengan ekspresi bingung.

 

"Kawasan perbatasan ini dibagi menjadi beberapa kekuatan besar. Selain tujuh keluarga besar dan keluarga kerajaan, orang-orang tiga wilayah selatan membentuk aliansi untuk saling berbagi... "

 

Dhea berkata sambil tersenyum, "Ini adalah kakakku, Edwin, dia adalah anggota dari aliansi tiga wilayah selatan."

 

"Salam, Kak Saka," ucap Edwin sambil tersenyum hormat.

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 1966 Membakar Langit ~ Bab 1966 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 15, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.