Bab 1967
"Aliansi tiga wilayah
selatan..."
Saka agak bingung, lalu bertanya,
"Orang-orang di atas mengizinkan keberadaan kalian?"
"Biasanya nggak. Tapi, pemimpin
aliansi kami adalah Shawn Lavali! Asalkan kami memberikan persembahan kepada
Shawn tepat waktu, dia akan melindungi kelangsungan aliansi kami," jawab
Edwin sambil tersenyum.
Shawn...
Saka terdiam sejenak, pemimpin
aliansi apanya, Shawn hanya mengambil upah perlindungan dari kalian saja.
Namun, ini juga sesuai dengan
kepribadian Shawn.
Saka menatap Edwin dan bertanya,
"Ada apa mencariku?"
"Begini, Kak Saka, kami
memberikan bahan obat saat masuk tadi... "
Dhea tersenyum dan berkata,
"Menurutmu, apakah bahan obat itu bisa... "
"Ingin aku mengembalikannya pada
kalian?" tanya Saka
Hanya beberapa bahan obat, Saka tidak
terlalu memedulikannya, mengembalikannya juga bukan masalah.
"Tentu saja bukan. Kak Saka
simpan saja beberapa bahan obat itu."
Dhea malah berkata dengari penuh
semangat, " Kabarnya bahwa Kak Saka telah memimpin banyak orang dari
wilayah selatan untuk melewati perbatasan dan memasuki Gunung Reribu."
"Tolong Kak Saka bawa kami untuk
melewati lima perbatasan lagi. Kami juga nggak tamak, Kak Saka cukup membawa
kami sampai perbatasan ketiga!" lanjut Dhea.
Setelah Dhea selesai bicara, tatapan
semua orang serempak tertuju pada Saka. Jelas, pemikiran mereka semua sama dan
tatapan bersemangat mereka tertuju pada Saka.
Semuanya berharap Saka dapat berbaik
hati.
"Lima perbatasan itu bahkan
harus dilewati oleh anggota tujuh keluarga besar dan keluarga kerajaan, kalian
bisa mencobanya sendiri," ujar Saka sambil mengerutkan kening.
"Itu kan terlalu
berbahaya."
Dhea berkata sambil tersenyum,
"Aku sebagai seorang wanita lemah nggak berani ke sana, masih harus
mengandalkan Kak Saka untuk membimbing kami."
Saka merasa muak. Awalnya dia membawa
semua orang menerobos ke Gunung Reribu karena marah terhadap ketidakadilan
tujuh keluarga besar dan keluarga kerajaan.
Namun, orang-orang ini juga harus
berusaha sendiri untuk mencoba. Apalagi, dirinya bahkan tidak membawa Wennie
dan yang lainnya kali ini, bagaimana mungkin memedulikan mereka?
"Nggak ada waktu," ucap
Saka, lalu dia mengangkat kaki dan pergi.
Kali ini, ekspresi Dhea berubah dan
langsung berkata, "Kak Saka, bukankah kamu pahlawan dan ingin membantu
kami melawan ketidakadilan? Kami berasal dari wilayah yang sama, seharusnya
kamu membantu kami!"
"Benar. Kenapa kamu begitu? Apa
kamu berubah setelah mendapatkan status dan kekuasaan?"
Edwin juga cemas dan segera bertanya.
Mereka tidak akan bisa melewati
perbatasan tanpa bantuan saka!
Kali ini, satu per satu suara
perdebatan langsung terdengar.
"Aku malah berpikir bahwa Saka
adalah seorang pahlawan. Nggak bersedia membantu yang lemah, pahlawan macam
apa... "
"Sayangnya, pemburu orang jahat
akhirnya akan berubah menjadi orang jahat."
"Apa yang kalian katakan?"
Saka berhenti, lalu berbalik dan
menatap mereka.
Ekspresi Edwin langsung berubah, dia
takut terhadap reputasi Saka dan tidak berani berbicara dengan keras, dia hanya
tersenyum paksa dan menjawab, "K-Kami nggak mengatakan apa-apa."
Saka tertawa sinis dan bertanya,
"Apa kalian berani bicara seperti itu di hadapan tujuh keluarga besar dan
keluarga kerajaan?"
"Kamu, bukankah kamu adalah
Saka... " " ucap Edwin.
"Aku adalah Saka, jadi harus
bekerja keras untuk kalian?" tanya Saka dengan marah dan langsung
menamparnya.
Seketika, muncul bekas tamparan di
wajah Edwin.
Tidak berhasil memanfaatkan Saka dan
mendapat tamparan, ini membuat Edwin menggenggam erat tinjunya. Namun, dia
tidak berani menunjukkan kemarahannya dan hanya bisa terus menggenggam erat
tinjunya.
"Sekelompok orang nggak berguna!
Siapa yang keberatan? Katakan!" seru Saka.
Saka melirik semua orang, tetapi
tidak ada yang berani bicara.
Saka tersenyum sinis. Tidak heran,
setelah setengah bulan, hampir semua orang yang berani melawan orang-orang di
atas telah keluar dari perbatasan dan bergabung dengan Sungai Causta.
Hingga saat ini, yang tertinggal
dalam kawasan perbatasan pada dasarnya adalah sekelompok pengecut yang suka
menindas yang lemah dan takut pada yang kuat. Orang-orang dari wilayah selatan
juga tidak semuanya baik, tidak ada tempat yang kekurangan orang jahat.
Saka tidak peduli dengan mereka dan
melangkah pergi.
Di belakang Edwin, tatapan Dhea
menjadi lunak, lalu dia berkata dengan tenang, "Kak, sepertinya dia bukan
orang bodoh yang hanya penuh semangat."
Saat ini, tidak ada lagi ekspresi
kebencian di wajah Dhea, matanya berkilauan dengan cahaya yang cerdik.
Edwin berkata dengan tenang,
"Cukup mencapai tujuan saja. Putuskan hubungannya dengan aliansi tiga
wilayah selatan, dia nggak akan punya bantuan di Pegunungan Tunaga lagi. Setiap
perbatasan selanjutnya akan makin sulit!"
"Mulai sekarang, dia hanya bisa
memohon pada Tuan Muda, sementara Tuan Muda juga akan mendapatkan seorang
pelayan yang kuat."
"Taktik Tuan Muda ini sangat
hebat. Tapi, bagaimana kalau dia tetap hidup?" tanya Dhea sambil
mengerutkan kening.
"Orang terakhir yang diserang
oleh Enam Jalur Puncak Kematian dan tujuh keluarga besar adalah Adriel.
Menurutmu, apa dia lebih kuat daripada Adriel?" tanya Edwin sambil
tertawa, lalu dia melangkah maju.
Sementara saat ini, Saka sudah
berdiri di depan pintu perbatasan pertama.
Namun, Saka agak tertegun.
Dia hanya melihat sebuah patung
berdiri di depannya.
No comments: