Membakar Langit ~ Bab 331

 

Bab 331

 

Malam ini adalah malam tanpa tidur bagi banyak orang.

 

Keesokan harinya, Adriel bangun pagi-pagi, lalu berjalan ke balkon untuk meregangkan tubuh. Di tempat tidur, Jessy masih tidur dengan nyenyak. Napasnya tampak teratur.

 

Meski tadi malam sangat melelahkan dan sulit, latihan bela diri tidak boleh berhenti atas alasan apa pun.

 

Terlebih lagi, sekarang dia akan segera bertarung dengan Jayson. Adriel tidak boleh sedikit pun lengah atau meremehkan lawannya.

 

Meski Adriel sangat yakin bisa mengalahkan Jayson, dia tidak akan pernah meremehkan lawannya.

 

Terlebih lagi, Adriel kini telah sepenuhnya menyinggung Joshua, seorang mahaguru tingkat sembilan yang membawa potensi ancaman besar baginya.

 

Dengan tekanan ganda dari keluarga Juwana dan Yudhistira, Joshua tidak bisa bertindak terang-terangan melawan Adriel. Namun, Adriel yakin Joshua pasti tidak akan menyerah begitu saja. Dia pasti akan menggunakan trik licik. Oleh karena itu, yang paling penting sekarang adalah segera meningkatkan kekuatan dirinya.

 

Setelah energi ungu memudar, Adriel menyelesaikan latihan mata ganda. Lalu, seperti biasa, dia pergi meminta saran dari Wendy.

 

"Mahaguru Wendy, bisakah kamu berlatih denganku menggunakan kekuatan yang setara dengan seorang mahaguru tingkat sembilan?" tanya Adriel.

 

Wendy menjawab dengan tenang, "Bisa."

 

Setelah mendengar ini, Adriel yakin sepenuhnya bahwa Wendy bukanlah seorang mahaguru tingkat kebangkitan sejati, tetapi seorang master puncak dari tingkat puncak kebebasan.

 

Ini juga adalah dugaan yang sejak awal sudah ada di dalam pikiran Adriel. Jawaban Wendy ini sudah membuktikannya.

 

"Terima kasih, Mahaguru Wendy ... Nggak, mulai sekarang aku seharusnya memanggilmu Master Puncak Wendy. Nggak disangka, ternyata Kota Silas menyembunyikan seorang master puncak," ujar Adriel dengan hormat.

 

"Kamu licik sekali. Ternyata kamu sedang menguji kekuatanku," kata Wendy sambil tersenyum simpul. Namun, dia tidak menunjukkan tanda-tanda kemarahan.

 

"Aku mohon maaf atas kelancanganku, tapi aku nggak bermaksud bersikap nggak hormat. Aku memang sudah menyinggung seorang mahaguru tingkat sembilan. Dia bisa menyerangku kapan saja untuk membunuhku. Jadi aku ingin menilai seberapa besar peluangku untuk bertahan. hidup saat menghadapi seorang mahaguru tingkat sembilan," jelas Adriel dengan sabar.

 

Setelah mengetahui bahwa Wendy adalah seorang master puncak, Adriel harus bersikap sebagai junior. Dia tidak berani bersikap lancang.

 

"Jayson hanya berada di tingkat enam, 'kan? Dengan kekuatanmu, kamu pasti bisa menang kalau bertarung dengannya," balas Wendy.

 

Wendy jelas sudah mengetahui tentang duel antara Jayson dan Adriel. Dia pun memberikan penilaian mengenai siapa yang akan menang.

 

"Jayson nggak aku anggap serius. Orang yang benar-benar bisa mengancamku adalah Jenderal Garnisun, Joshua Herman," kata Adriel.

 

"Kamu bahkan berani menyinggung Joshua? Sepertinya kamu benar-benar nggak sayang nyawamu," kata Wendy sambil menggelengkan kepala pelan.

 

Lalu, dia melanjutkan, "Aku akan menggunakan kekuatan yang setara dengan kekuatan Joshua untuk bertarung denganmu. Ayo kita lihat seberapa lama kamu bisa bertahan."

 

"Terima kasih, Master Puncak Wendy," kata Adriel sambil memberi hormat dengan kedua tangan.

 

Wendy mengibaskan tangannya, lalu berkata, "Kamu nggak perlu memanggilku seperti itu. Secara teknis, aku hanya seorang pemilik restoran. Panggil saja aku Bu Wendy. 11

 

"Baiklah. Bu Wendy, aku akan mulai menyerang!" ujar Adriel.

 

Setelah mengatakan ini, Adriel langsung mengaktifkan Jurus Naga Gajah Penghempas Langit. Energi sejati naga gajah bergerak cepat di dalam meridiannya, lalu kekuatannya pun terus meningkat.

 

Saat ini, Adriel sudah melewati banyak pertempuran. Dari pertempuran- pertempuran itu, dia mempelajari banyak ilmu bela diri lain seperti teknik pengendalian kuat dan lembut, serta Jurus Telapak Tiga Elemen. Sekarang, dia menguasai semuanya dengan sangat baik.

 

Karena ini adalah simulasi pertarungan, Wendy tidak lagi bersikap santai seperti biasanya. Dia langsung mengeluarkan serangan mematikan, menciptakan situasi yang mirip dengan apa yang mungkin akan dihadapi Adriel saat bertarung dengan Joshua.

 

Dengan menggunakan Jurus Naga Gajah Penghempas Langit, serta Jurus Tiga Ribu Halilintar, Adriel mampu bertahan dengan susah payah. Namun, setelah dua puluh gerakan, dia akhirnya benar-benar dikalahkan. Adriel terdorong mundur oleh satu pukulan Wendy.

 

Hanya saja, Wendy mengurangi kekuatan pukulannya di akhir. Jika tidak, Adriel pasti sudah terluka.

 

"24 gerakan. Ternyata, kekuatanku masih jauh dari cukup," kata Adriel sambil menggoyangkan lengan yang terasa pegal.

 

"Saat berhadapan langsung dengan Joshua, kamu mungkin bisa bertahan sekitar 30 gerakan. Tapi nyawamu akan berada dalam bahaya. Kalau kamu terkena satu pukulan dan terluka, selanjutnya kamu akan kalah telak. Hanya ada satu jalan dalam situasi itu, yaitu kematian. Kalau ingin melarikan diri, kamu harus mencari cara untuk kabur dalam dua puluh gerakan pertama. Dengan Teknik Peringan Tubuh -mu, ada kemungkinan 60 persen kamu bisa melarikan diri," ujar Wendy. Dia memberikan penilaian yang sangat tepat.

 

Dengan kekuatan seorang mahaguru tingkat lima, Adriel mampu bertahan lebih dari 30 gerakan melawan seorang mahaguru tingkat sembilan. Ini saja sudah sangat luar biasa. Bahkan mahaguru tingkat tujuh pun belum tentu bisa melakukannya.

 

Semua ini berkat Jurus Macan Pengguncang Langit, Jurus Tiga Ribu Halilintar, serta kekuatan mata ganda miliknya

 


Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 331 Membakar Langit ~ Bab 331 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 11, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.