Bab 65
Wajah Daniel kembang kempis karena
kesal!
Pada saat yang bersamaan.
Di antara kerumunan, seorang pria
kekar dan tinggi tiba-tiba keluar dengan langkah yang kuat!
Pria itu tak lain adalah Wesley,
seorang master karate Kota Sielo!
Sebagai master karate tingkat
sembilan, dia telah mengalahkan banyak master karate di luar negeri dan dikenal
sebagai master karate dengan kekuatan yang paling mendekati master bela diri! 1
"Wesley, akhirnya kamu datang
juga!"
Melihat Wesley datang, Martin
langsung menghampirinya dengan kegirangan.
"Hari ini kami diganggu seorang
pembuat onar. Dia langsung memukuliku tanpa berkata apa-apa, lalu menyebut kita
semua sampah!" 1
Wesley yang mendengarnya seketika
marah besar.
"Siapa itu?! Berani sekali dia!
Menyebut kita sampah artinya menyebutku sampah juga!"
Lalu, Martin sengaja berdusta untuk
membuat Wesley makin marah.
"Dia bahkan menyebut namamu
juga! Coba tebak apa yang dia katakan setelah itu? Dia bilang kamu hanyalah
seekor serangga baginya!"
Mata Wesley seolah terbakar amarah.
Dia mencibir dan berkata.
"Sepertinya aku sudah cukup lama
nggak membunuh orang, sampai-sampai ada yang berani meremehkanku!"
Dalam sekejap, ruangan tersebut
dipenuhi aura dingin yang mencekam!
Semua orang bergidik dan bergumam
satu sama lain, " Bocah itu nggak tertolong lagi! Dia pasti akan mati di
tangan Wesley!"
Wesley mengangkat kepalanya dengan
arogan dan bertanya.
"Mana berandal nggak tahu diri
itu?! Kalau kamu maju dan memintaku mematahkan kakimu, aku akan mengampuni
nyawamu! Kalau nggak, akan kupastikan kamu mati hari ini!"
Semuanya bermula saat dia melihat
seorang pria menakutkan di bar yang menumbangkan seorang master bela diri
dengan satu kali tampar. 1
Kejadian ini membuka mata Wesley dan
merubah pola pikirnya. Sejak hari itu, dia berlatih dengan keras hingga kemampuannya
meroket!
Tidaklah berlebihan untuk mengatakan
bahwa Wesley yang sekarang mampu mengalahkan seorang ahli bela diri dalam
beberapa serangan!
Martin segera keluar dari kerumunan,
lalu menunjuk ke arah Deon dan berkata, "Yang itu!"
Wesley berkata dengan nada dingin,
"Angkat kepalamu supaya aku bisa melihat tampangmu yang kurang ajar
itu!"
Deon mengangkat dagunya tanpa ragu
dan bertanya, " Kamu memanggilku?"
Dalam sekejap, hawa dingin menyapu
tubuh Wesley, membuatnya gemetar dan bulu kuduknya berdiri tegak!
Astaga.... Tidak mungkin.....
Orang itu adalah ... Dewa Kematian!!!
Wesley tidak mungkin melupakan wajah
pria itu!
Di hari dia bertemu Suzie di bar, Deon
dengan gampangnya menampar seorang master bela diri hingga lehernya patah!
Dalam sekejap, Wesley kesulitan
bernapas dan darah di tubuhnya seolah membeku.
Suzie terkekeh dan berkata,
"Loh, loh, ternyata Wesley yang ini, ya? Wesley, apakah kamu sudah lupa
siapa dia?"
Martin tertawa dan berkata,
"Siapa dia nggak penting! Siapa pun yang ingin dibunuh Wesley nggak
mungkin bisa selamat!"
"Diam!"
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun,
Wesley langsung menampar Martin dengan kuat.
Semua gigi di mulut Martin lepas,
darah dan giginya berceceran ke lantai, bahkan hidungnya pun patah di tempat!
Dalam sekejap, semua orang di sana
tercengang!
Ada apa ini???
Martin muntah darah dan berkata
dengan kaget.
"Wesley, bukankah kamu memukul
orang yang salah? Aku ini teman baikmu, Martin!"
Wesley berkata dengan kesal,
"Dasar bajingan! Kamulah yang mencelakaiku! Kamu nggak tahu dia
siapa?!"
"Dia hanya berandal nggak
berguna, 'kan?"
"Yang nggak berguna itu kamu!"
Wesley menendang perut Martin hingga
beberapa tulang rusuknya patah. Rasa sakit yang hebat membuatnya
berguling-guling di lantai dengan kesakitan.
Meskipun Wesley adalah seorang ahli
bela diri, kekuatannya tidak bisa dibandingkan dengan Deon yang bisa menampar
seorang ahli bela diri sampai mati!
"Cepat minta maaf kepada Tuan
Deon! Kalau nggak, aku akan patahkan kakimu sekarang juga!"
Wesley memarahi Martin sambil
menariknya dengan paksa hingga dia berlutut di lantai.
Setiap pori di tubuhnya bergidik!
Adegan ini membuat Luna yang sedang
menonton dari lantai dua ikut terkejut.
Wesley memanggil Deon ... Tuan Deon?
Lelucon apa ini?
Deon memicingkan matanya dan berkata,
"Dia harus berlutut, begitu juga denganmu!"
No comments: