Bab 613
Nindi menatap dengan penuh selidik,
ia menangkap sekilas kegelisahan di mata Sania.
Jangan-jangan Sania sudah tahu kalau
ada yang tidak beres dengan PZ Grup?
Di kehidupan sebelumnya, kebenaran
baru terungkap oleh semua orang setelah skandal itu terbongkar di tahun
berikutnya.
Saat ini, mereka masih menganggap PZ Grup
sebagai perusahaan asing yang terkemuka.
Nindi merasa ada yang janggal.
Rupanya, di kehidupan sebelumnya, ada
banyak hal yang tidak ia ketahui.
Saat itu, Darren datang bersama
beberapa orang. Perusahaan penipu apa maksudnya?" 11
Di saat yang sama, jantung Sania
berdebar kencang, rasa dingin menjalar di punggungnya. Jika Darren
mengetahuinya sekarang, habislah dia!
Witan segera menyela. "Kak
Darren, jangan percaya omong kosongnya Nindi! Dia bilang PZ Grup itu penipu,
pasti dia cuma takut kalau Lesmana Grup bakal lebih sukses daripada Perusahaan
Patera Akasia, makanya dia sengaja bilang gitu."
Dengan sedikit ragu, Darren pun
menatap Nindi. " Kenapa kamu bisa ngomong gitu?"
"Simpel sih, dari namanya saja
sudah kayak perusahaan yang suka nipu," jawab Nindi.
Nindi memberikan alasan sekadarnya.
Di kehidupan sebelumnya, setelah perusahaan ini terlibat dalam skandal besar,
ada pihak yang sengaja menjadikannya bahan lelucon, sehingga ia masih
mengingatnya dengan jelas.
Setelah mendengar perkataan Nindi, Sania
segera menghela napas lega. Tentu saja, bagaimana mungkin Nindi mengetahui hal
itu dengan begitu rinci.
Pada awalnya, ia sama sekali tidak
menduga bahwa perusahaan yang dibawa oleh ayahnya untuk menjatuhkan Darren
adalah PZ Grup, perusahaan yang terkenal itu. Ia bahkan sempat mengira bahwa
perusahaan ini sangat hebat.
Oleh karena itu, Darren yang biasanya
penuh curiga tidak terlalu mempersoalkan hal ini.
Namun, Sania mengetahui bahwa
perusahaan ini bermasalah.
Sania berbicara dengan nada sarkastik.
"Kak Nindi, aku tahu kamu takut kalau Kak Darren mulai investasi lagi, dan
bakal menjadi saingan bisnis untuk Perusahaan Patera Akasia, 'kan. Tapi, ini
persaingan bisnis yang sehat. Jangan asal nuduh PZ Grup gitu, dong."
Witan pun ikut menimpali. "Bener
banget! PZ Grup itu perusahaan asing besar yang sudah terkenal. Nindi, kalau
kamu nggak tahu apa-apa, mending nggak usah banyak omong biar nggak kelihatan
bodoh."
Darren menatap Nindi dan berkata,
"Aku saranin kamu cepat keluar dari Perusahaan Patera Akasia deh. Kalau
nanti bangkrut, kamu juga yang bakal kut menanggung utangnya."
Ia mengetahui Nindi memiliki saham di
Perusahaan Patera Akasia.
Nindi menyeringai dingin. "Aku
balikin kata-kata itu ke kamu. Jangan asal kerja sama, apalagi sama perusahaan
yang asal usulnya saja nggak jelas gitu."
Ia menduga bahwa Sania tidak lagi
dapat melakukan penyelewengan dana dari yayasan, sehingga kini ia berusaha
mencari celah di bidang AI.
Masalah ini tidak akan terselesaikan
hanya dengan mengandalkan kemampuan Sania saja.
Ternyata, rencana ini diusulkan oleh
ayah Sania.
Tampaknya kesempatan emas baru saja
ia dapatkan.
Nindi melangkah masuk seorang diri,
sementara Sania yang berdiri di samping hanya bisa ⚫ menggeram kesal. Perempuan sialan
ini selalu saja menyulitkannya.
Dengan ekspresi mengiba, Sania
berkata, "Kak Darren, kalau kamu percaya sama Kak Nindi dan curiga sama PZ
Grup, mending kamu buruan putusin kerja samanya, daripada nanti malah jadi
bahan lelucon."
Darren bukanlah orang yang mudah
dikelabui seperti anggota keluarga Lesmana lainnya. Setelah berusaha keras
meyakinkan dia untuk bekerja sama dengan PZ Grup, masa iya dia langsung menaruh
curiga hanya karena ucapan Nindi?
Daren berkata dengan nada dingin.
"Aku nggak bakal percaya cuma gara-gara Nindi ngomong begitu."
Ia pun telah melakukan penyelidikan
terhadap PZ Grup, dan hasil penyelidikan keluarga Ciptadi juga menunjukkan
tidak adanya masalah. Oleh karena itu, ia akhirnya memutuskan untuk menjalin
kerja sama dengan PZ Grup.
Tangis Sania seketika terhenti dan
berganti dengan senyuman. "Kak Darren, aku tahu kamu nggak bakal tertipu.
Kalau nanti produknya sudah jadi, semoga Kak Witan bisa jalan normal
lagi."
Witan menggenggam erat tangan Sania
dengan ekspresi penuh haru. "Sania, cuma kamu yang peduli sama aku."
Sania menahan rasa tidak nyamannya
dan tidak berusaha untuk menghindari Witan.
Darren menatap keduanya sekilas, lalu
berkata, " Proses pembatalan adopsi sudah beres. Selama kamu bersedia menjaga
Witan dengan baik, aku akan kasih kamu posisi di Lesmana Grup."
Sejak awal, ia menolak hubungan
mereka karena status adopsi. Jika hal ini tersebar, pasti akan menjadi bahan
cemoohan.
Mengingat Yanisha telah mengetahui
hal ini, ia tidak perlu lagi menyembunyikannya.
Jika Witan benar-benar mencintai
Sania, biarlah. Ia akan menganggap ini sebagai utang yang harus dibayarnya
kepada sang adik.
Witan begitu bahagia. "Makasih,
Kak Darren."
Sania menundukkan kepala, sekilas
tatapannya sarat akan kebencian. Kenapa ia harus menikah dengan orang cacat?
Ternyata, apa yang diucapkan ayahnya
benar, keluarga Lesmana tidak akan pernah menganggapnya sebagai saudara kandung
mereka sendiri.
Acara seminar itu penuh dengan orang.
PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap
No comments: