Bangkit dari Luka ~ Bab 616

 

Bab 616

 

"Mau kamu jelasin kayak gimana juga, perempuan licik itu nggak bakal ngaku. Ujung-ujungnya, mereka yang lihat cuma anggap kamu nindas dia karena punya kekuasaan. Apalagi di sini banyak orang, kalau sampai rumor ini tersebar, reputasimu bisa hancur," ucap Yanisha.

 

Nindi menatap Yanisha dengan ekspresi serius. "

 

Aku ngerti maksudmu baik, tapi nggak perlu bela aku sampai begitu."

 

"Tapi 'kan, ini nggak adil buat kamu! Sania si perempuan licik itu jelas sengaja, aku lihat sendiri!" ucap Yanisha.

 

"Aku tahu, kejadian kayak gini sudah sering terjadi sejak kecil. Makasih ya karena mau belain aku dan maksa mereka buat minta maaf, tapi akhirnya yang kena masalah malah kamu sendiri," ucap Nindi.

 

Oleh karena itu, Nindi menarik Yanisha pergi untuk mencegah tersebarnya rumor yang merugikannya.

 

Yanisha tampak berlinang air mata. "Maaf ya, aku dulu pernah salah paham sama kamu."

 

Hanya dengan menyaksikan secara langsung bagaimana Nindi diperlakukan dengan tidak adil, barulah seseorang dapat memahami apa yang sebenarnya ia alarni.

 

Dengan nada pasrah, Nindi pun berkata, "Aku baik-baik saja kok, dari dulu juga sudah nggak peduli sama mereka. Oh iya, waktu itu kamu bilang mau putus sama Kak Darren, 'kan?"

 

"Aku sudah bilang ini sama keluargaku, tapi mereka anggap remeh dan suruh aku ngobrol baik-baik sama Darren," ucap Yanisha.

 

Yanisha berkata dengan ekspresi pasrah. "Sulit buat batalin pertunangan ini, tapi aku bakal cari solusinya."

 

"Kak Darren itu orangnya gengsian, kalau kamu sering ngelawan dia, pasti dia sendiri nggak bakal tahan dan putusin kamu duluan," ucap Nindi.

 

Nindi melihat Yanisha tampak dalam posisi yang sulit dan menduga bahwa wanita itu juga menghadapi kesulitan di keluarga Ciptadi.

 

Saat itu, Nyonya Martha juga tiba dan menghampiri Yanisha. "Kok kamu nggak sama Pak Darren?"

 

Yanisha menjawab dengan patuh. "Nanti aku ke sana,"

 

Nindi melihat kejadian itu, tatapannya berubah semakin dingin.

 

Ketika mendapati Nyonya Martha tiba, Darren segera menghampirinya. "Nyonya Martha."

 

Nyonya Martha menatap sekilas ke arah Darren." Hari ini aku memang sengaja menyiapkan orang untukmu. Nanti kalian harus tampil bagus, supaya media bisa meliputnya dengan bagus besok."

 

"Baik, Nyonya Martha. Saya nggak akan mengecewakan Anda. Saya sudah berencana mengukur sendiri kaki Yanisha, supaya nanti bisa buatkan sepatu khusus buat dia," jelas Darren.

 

Nyonya Martha menyunggingkan senyuman." Bagus sekali, aku memang sengaja suruh dia datang ke sini buat lihat-lihat."

 

Dengan sedikit enggan, Yanisha berkata, "Tante Martha, aku sudah janji sama temanku. Dia yang bakal bantu aku ambil data."

 

Nyonya Martha bertanya dengan nada ketus. " Teman yang mana?"

 

Nindi segera menjawab. "Saya temannya."

 

Nyonya Martha akhirnya menyadari kehadiran Nindi. "Eh, ini Nona Nindi, 'kan? Bukannya kamu streamer game, ya, memangnya tahu hal semacam ini?"

 

la harus mengakui kemampuan Nindi.

 

Tidak hanya berhasil membuat Cakra jatuh hati, ia juga mendapatkan saham di Perusahaan Patera Akasia.

 

Segera setelah proyek Perusahaan Patera Akasia diluncurkan, kekayaan Nindi akan mencapai puluhan miliar.

 

Nyonya Martha telah menyelidiki dan mendapati bahwa Sania hanya seorang anak angkat. Oleh karena itu, begitu memutuskan untuk bekerja sama dengan Darren, ia harus mulai waspada terhadap Nindi.

 

Saat itu, seseorang dari perusahaan datang menghampiri Nindi. "Nindi, ini kartu identitasmu. Nanti waktu kamu naik ke panggung sebagai kepala insinyur teknis, jangan lupa dibawa, ya."

 

Nyonya Martha sedikit terkejut. "Jadi, Nindi itu kepala insinyur teknis?"

 

Rekan kerja Nindi menjawab. "Iya, memangnya kenapa?"

 

"Dia masih muda, mahasiswa baru juga, kok bisa jadi kepala insinyur teknis sih?" tanya Nyonya Martha.

 

Nada bicara Nyonya Martha sarat akan sindiran. Ia menatap Nindi dan berkata dalam hati, 'Pantas saja Sofia kalah, ternyata Nindi ini beneran hebat.'

 

Rekan kerjanya segera membantah. "Nindi memang masih muda, tapi dia selalu di posisi teratas! Dia juga yang memimpin proyek ini."

 

"Kenapa kalau teratas? Di perusahaan kami juga banyak yang seperti itu, tapi ujung-ujungnya cuma jadi karyawan biasa," ucapnya.

 

Nyonya Martha masih enggan percaya. Ia menatap Nindi dan berkata, "Kayaknya ada yang rela ngorbanin apa pun demi menyenangkan wanitanya, ya."

 

Nindi menyadari bahwa sosok yang dimaksud oleh Nyonya Martha adalah Cakra.

 

Ia menjawab dengan senyum tipis. "Nyonya Martha, katanya insting investasi Anda selalu tepat, tapi kelihatannya kali ini meleset deh."

 

Usai berbicara, Nindi mengabaikan betapa masamnya ekspresi wajah Nyonya Martha. Dengan langkah ringan, Nindi pergi mengikuti rekan kerjanya.

 

Nyonya Martha tampak sangat marah hingga wajahnya berubah. "Darren, katanya nanti waktu pidato ada sesi tanya jawab sama wartawan, ya? Kalau ada pertanyaan teknis yang nggak bisa dijawab, kira-kira bakal malu nggak?"

 

Hari ini, ia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk memberi pelajaran kepada Nindi!

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 616 Bangkit dari Luka ~ Bab 616 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 23, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.