Bangkit dari Luka ~ Bab 619

 

Bab 619

 

Darren pun penasaran siapa sosok yang menjadi pelindung Nindi selain. Zovan.

 

Nyonya Martha menatap Darren dengan seksama. Setelah melihat bahwa pria itu tampak tidak mengetahui apa pun, suasana hatinya pun membaik.

 

Nindi tidak memamerkan status Cakra di hadapan keluarga Lesmana, ya?

 

Tampaknya, permasalahan antara Nindi dan keluarga Lesmana lebih pelik dari yang ia pikirkan. Ini justru menjadi kabar baik, setidaknya Darren tidak akan lagi berpihak kepada Nindi.

 

Dengan nada ragu, Darren berkata, "Nyonya Martha?

 

Saat itu, Zovan menghampiri dan menyapa wanita itu. "Tante, pertanyaan yang diajukan wartawan yang kamu atur tadi cukup kejam, loh. Kamu punya dendam sama aku, ya?"

 

Zovan hanya membutuhkan sebuah panggilan telepon untuk mengetahui dalang di balik wartawan itu.

 

la harus datang untuk menyelidiki situasi saat ini, dan memastikan apakah sasaran mereka adalah Nindi atau dirinya sendiri.

 

Senyum di wajah Nyonya Martha pun terlihat lebih tulus. "Aku yakin banyak yang penasaran gimana Nindi bisa dapat kesempatan untuk pidato di atas panggung. Tapi, setelah ujian ini, semua orang juga setuju kalau kemampuannya memang hebat."

 

Hingga kini, Nyonya Martha masih merasa ada kejanggalan. Barangkali, Nindi telah mengetahui pertanyaan-pertanyaan itu, sehingga mampu menjawabnya dengan begitu mudah.

 

Dugaan kuat mengarah kepada keponakannya sendiri sebagai pelakunya. Zovan dan Cakra sangat akrab, seolah tidak ada jarak di antara mereka.

 

Zovan melirik sekilas ke arah Yanisha, lalu berkata, " Tante, kalau nggak ada urusan mendesak, mending nggak usah terlalu sering ajak Yanisha pergi. Soal suaminya nanti, selidiki dulu gimana sifat aslinya. Toh belum diumumkan juga, masa main dibawa keluar, nanti reputasi Yanisha jadi jelek."

 

Yanisha tersenyum manis dan berkata, "Kak Zovan, aku baik-baik saja, kok."

 

Mengingat kondisi kakinya, orang-orang yang lebih tua di lingkup pertemanannya cukup peduli kepadanya.

 

Usai mendengar hal itu, Darren seketika merasa kesal. "Tuan Zovan, kalau kamu punya masalah denganku, bilang saja, nggak perlu basa-basi lagi."

 

Zovan menjawab dengan tegas. "Bagus kalau kamu sadar."

 

Ekspresi Darren seketika berubah, Sania segera melangkah maju dan berbicara. "Tuan Zovan, aku tahu kamu kesal sama Kak Darren karena masalah Kak Nindi. Tapi, masalah ini nggak cuma salahnya dia, Kak Nindi pun juga salah."

 

Darren tersadar dan berkata, "Kalau Tuan Zovan kesal padaku gara-gara Nindi, ya aku cunia bisa pasrah."

 

"Sudahlah, aku sering ketemu sama Nona Nindi dan banyak tahu sifatnya. Masalah keluarga kayak begini nggak seharusnya dibesar-besarkan," ucap Nyonya Martha.

 

Dari tutur katanya, Nyonya Martha terang-terangan menunjukkan keberpihakannya kepada Darren.

 

Sementara itu, Yanisha hanya menunduk tanpa berkata sedikit pun.

 

Zovan semakin membenci keluarga Lesmana. Dengan santai, ia berkata, "Yanisha bentar lagi ulang tahun, 'kan? Nanti kita buat pesta yang meriah, ya."

 

Nyonya Martha turut tersenyum senang. "Setuju! Kali ini kita harus buat pesta yang meriah. Nanti kita undang keluarga Lesmana juga."

 

Usai mendengar perkataan itu, sorot mata Darren seketika terkejut dan bahagia. Apakah mereka akan mengumumkan hubungannya dengan Yanisha?

 

Ia yakin dengan melibatkan Nyonya Martha dalam proyek AI, akan menghasilkan keuntungan tanpa risiko kerugian.

 

Tanpa banyak bicara, Nyonya Martha segera membawa Yanisha pergi dari sana.

 

Suasana hati Darren membaik. Kini, setelah keluarga Ciptadi mengakui dirinya, ia dapat memanfaatkan mereka untuk meningkatkan statusnya.

 

Sania juga tampak begitu antusias. "Kak Darren, kalau nanti kita jadi datang ke pesta keluarga Ciptadi, perlu bersiap dari sekarang, 'kan?"

 

Akhirnya, keluarga Lesmana dapat masuk ke dalam lingkungan pergaulan elit.

 

Dan, kesempatan bagi Sania telah terlihat di depan mata!

 

Darren menganggukkan kepala sembari tersenyum. "Kita memang harus mempersiapkan dengan baik. Jangan sampai bikin malu keluarga Lesmana."

 

Mata Sania tampak menyusuri sekeliling. "Tapi, Nindi gimana? Kalau dia ikut, pasti nanti ribut lagi sama kita."

 

Witan mengangguk tanda setuju. "Iya, kalau ketemu dia pasti ada saja masalah. Nggak usah ajak dia deh."

 

Sania pun sependapat. Jika Nindi hadir, seluruh perhatian justru akan tertuju pada wanita itu.

 

Tanpa Nindi, ia adalah putri satu-satunya dari keluarga Lesmana.

 

Darren menoleh dan mendapati Nindi dikelilingi oleh banyak orang, bersinar bagai bulan di antara bintang-bintang.

 

la mendengus dingin. "Iya juga, dia sendiri yang bilang kalau nggak butuh bantuan keluarga Lesmana lagi."

 

Saat ini adalah momen penting, tidak seharusnya ia membiarkan Nindi menghadiri pesta keluarga Ciptadi dan membuat kekacauan, terlebih menjadi beban bagi keluarga Lesmana.

 

Mendengar hal itu, Sania tampak begitu bahagia. " Kak Darren, aku mau beli gaun yang paling bagus, biar nggak bikin keluarga Lesmana malu."

 

Witan menggenggam tangan Sania dan berkata, 11 Kak Darren, masalah yang paling besar 'kan sudah beres. Aku mau cepat tunangan sama Sania, supaya statusnya di keluarga ini nggak diremehkan lagi."

 

Senyum di wajah Sania seketika memudar. "Kak Witan, nggak usah buru-buru, ya? Toh, masih banyak hal yang perlu diurus sama Kak Darren."

 

PROMO!!! Semua Novel Setengah Harga
Cek https://lynk.id/novelterjemahan
Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 619 Bangkit dari Luka ~ Bab 619 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 23, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.