Bab 1601
Semua orang memandang Shawn dengan
tatapan iri dan kagum.
Seorang pemimpin tetap akan
mendapatkan seni bela diri tingkat langit sebagai hadiah, tanpa memedulikan
keberhasilannya dalam proses penyelamatan. Terlebih lagi, seni bela diri
tingkat langit sangat jarang ditemukan wilayah utara.
Orang-orang juga tidak bisa rebutan.
Shawn benar-benar sangat genius...
Akhir-akhir ini, Shawn tidak pernah
kalah. Dia benar -benar hebat dan memiliki semangat bela diri yang tidak pernah
terkalahkan.
Dengan kondisi seperti ini, Shawn
pasti akan mencapai tahap paling tinggi di dunia bela diri.
Regina tiba-tiba bertanya dengan
penuh amarah, " Tidak, hal ini sudah disepakati sejak awal! Pak Wongso
yang terjebak itu adalah bagian dari Sekte Surgawi, dia seharusnya dipimpin
langsung oleh Louis! Bagaimana kamu bisa berubah pikiran?"
Seorang junior seperti Regina
bagaimana bisa berbicara dalam pertemuan para tetua seperti ini?
Banyak orang mengerutkan kening
dengan kesal, tetapi tidak ada yang berani bersuara. Semua orang hanya menatap
ke arah pria paruh baya yang duduk di depan Regina. Pria itu terlihat sangat
sopan dan berpengetahuan luas.
Dia terlihat seperti berusia tiga
puluh tahunan dengan aura yang segar, tetapi juga misterius.
Bisa duduk di tempat ini di usianya
yang masih muda, membuktikan kalau dia bukanlah orang biasa.
Pria paruh baya itu adalah Jones
Malawi, kakak laki- laki Regina. Jones merupakan pria genius yang sangat
terkenal pada masanya. Dalam Sekte Surgawi, keluarga Malawi termasuk salah satu
keluarga dengan kemampuan yang kuat dan sulit dikalahkan.
"Kita memang sudah menyepakati
hal ini sebelumnya, tapi... Jones, Sekte Pedang sudah berulang kali mengalah
pada Sekte Surgawi hanya karena masalah Adriel... " ujar Alvel sambil
tersenyum.
"Pak Alvel, maafkan sikap adikku
yang tidak begitu sopan... " ujar Jones.
Bagaimanapun juga, Jones masih muda,
di depan para tetua, dia masih tergolong lemah. Jadi, dia segera menghentikan
Regina dengan suara yang lembut, "Kali ini, kita harus mementingkan
penyelamatan Pak Wongso. Ini bukan waktunya untuk berselisih satu sama lain,
Shawn sangat cocok untuk menjadi pemimpin tim kali ini."
Mendengar ini, Regina benar-benar
merasa sangat kesal.
Seni bela diri tingkat langit
benar-benar sangat berharga dan Sekte Surgawi harus mengalami kerugian ini
hanya karena Adriel.
Hal ini membuat Regina semakin marah
dan kesal pada Adriel.
Mendegar perkataan Jones, Alvel dari
Sekte Pedang hanya tersenyum tipis sambil berkata, "Karena tidak ada yang
keberatan, maka hal ini akan langsung ditetapkan. Oh, iya, masih ada satu
masalah kecil yang perlu kita bahas bersama..."
Alvel kembali berkata, "Sekte
Pedang sudah memutuskan untuk membatalkan kualifikasi pemilihan Adriel, apakah
ada yang keberatan?"
Steven hanya menggelengkan kepalanya
dengan malas dan tidak mau banyak bicara.
Bagaimanapun juga, Steven adalah
keturunan Sekte Dokter Surgawi. Untuk apa dia bergabung dalam perebutan
kekuasaan wilayah utara?
Hanya saja, Steven tidak berani
berbicara banyak. Dia hanya perlu menunggu Adriel dan bertanya padanya
bagaimana cara menangani keluarga Maswa dan keluarga Dumin.
Saat ini, Jones hendak mengatakan
sesuatu, tetapi Regina segera mengerutkan keningnya sambil berkata dengan suara
yang halus, "Kak, kita sudah berkorban cukup banyak untuknya. Semua orang
di sini adalah tetua, kita tidak perlu menentang Sekte Pedang hanya karena
Adriel."
Mendengar ini, Jones hanya menghela
napas sambil berkata, "Pak Daniel memiliki hubungan yang cukup baik dengan
Sekte Surgawi, setidaknya jangan sampai membahayakan nyawa Adriel."
Sekte-sekte lainnya tentu tidak
berani banyak bicara, mereka tidak akan berani menentang Sekte Pedang untuk
Adriel.
Melihat situasi ini, Alvel pun
tersenyum samar.
Di saat yang bersamaan, ekspresi
Harriet terlihat makin dingin, tetapi dia tetap diam.
Ketika Alvel menatap ke arah Harriet,
dia pun tersenyum dan berkata, "Dengar-dengar, selain pergi menyampaikan
pesan, Bu Harriet juga pulang membawa Pohon Dendam Darah?"
Perkataan Alvel barusan berhasil
mengejutkan semua orang dan langsung menoleh ke arah Harriet secara bersamaan.
Harriet segera berkata dengan
ekspresi terkejut," Bagaimana kamu bisa tahu?"
Keberadaan harta karun seperti Pohon
Dendam Darah ini tidak mungkin diketahui oleh orang lain, kecuali beberapa
anggota keluarga Janita.
Luiz juga berkata dengan ekspresi
terkejut, "Kamu menyuap keluarga Janita?"
"Untuk apa menyuap keluarga
Janita? Akan ada orang yang datang menjelaskan semua ini nanti... " jawab
Alvel.
Alvel tersenyum samar dan tidak
menganggap serius perkataan Luiz barusan. Dia kembali menatap Harriet sambil
berkata, "Pohon Dendam Darah ini sangat penting dan keluarga Janita tidak
mungkin bisa mengendalikannya sendirian. Serahkanlah pada kami..."
Perkataan ini membuat tatapan semua
orang menjadi penuh semangat.
Harriet tersenyum kesal, lalu
berkata, "Apa yang kamu katakan? Kalau kalian mau, kenapa kalian tidak
mengambilnya sendiri waktu itu? Bibiku mempertaruhkan nyawanya untuk
mendapatkan pohon ini agar bisa mengobati Adriel! Kalian malah ingin
merebutnya? Demi apa?"
Harriet tentu saja tahu kalau Nyonya
Freya terluka parah dan mengorbankan esensi darah ketika mendapatkan Pohon
Dendam Darah ini.
Bagaimana bisa mereka merebutnya
begitu saja?
Mendengar jawaban Harriet, ekspresi
Alvel langsung terlihat muram.
Tempat-tempat yang berhubungan dengan
Iblis Darah sangat berbahaya, mereka tidak berani mengambil risiko ke sana.
Mengambil Pohon Dendam Darah dari
keluarga Janita tentunya tidak berbahaya...
No comments: