Membakar Langit ~ Bab 1633

 

Bab 1633

 

Sementara itu di sisi lain...

 

"Kakak, apa kita masih perlu berdamai dengannya?" tanya Derin sambil menggertakkan gigi. Wajahnya tampak penuh penderitaan.

 

Ketika melihat keadaan adiknya yang mengenaskan, Kiran menarik napas dalam dalam. Dengan nada dingin, dia berkata, "Kesabaran kecil untuk rencana besar! Tunggu di sini. Setelah aku menundukkannya, aku akan membalaskan dendammu."

 

"Kak Kiran, Adriel ini terlalu sombong. Apa kita benar-benar bisa menundukkannya?" tanya Regina dengan kening berkerut.

 

"Tenang saja... "

 

Pada saat itu, Kiran memandang Adriel dan Yohan yang masuk ke dalam vila. Mata Kiran tampak berkilat, lalu dia berkata dengan tenang, "Nanti, kamu akan melihat dia berlutut memohon ampun kepada kita."

 

Setelah mengatakan itu, dia berjalan masuk ke dalam vila bersama Regina.

 

Jika orang-orang dari Kota Silas melihat adegan ini, mereka hanya akan terheran-heran pada keberanian Kiran, yang berani membawa pacarnya sendiri untuk menemui Adriel.

 

Namun, saat mereka keluar nanti, mungkin yang tersisa hanyalah seorang pria yang dikhianati, dengan seorang wanita yang telah dipermainkan hingga tuntas.

 

Sementara itu, Yohan berjalan dengan wajah penuh kecemasan, lalu berkata, "Beberapa hari terakhir ini, keluargaku sudah memanggil banyak dokter ternama untuk mengobati Kak Leony, tapi kondisinya nggak juga membaik. Kak Louis juga sangat menyesal karena telah bergabung dengan Sekte Surgawi. Sekarang, Kak Leony malah ikut terlibat masalah ini... "

 

Saat ini, Yohan membuka pintu sebuah ruangan. Adriel bisa mendengar suara batuk lemah dari dalam. Aroma obat samar bisa tercium di udara, diiringi suara pelan serta lemah yang terdengar.

 

"Yohan, apa itu kamu? Bukankah aku sudah bilang jangan masuk? Jangan sampai kamu ikut terkena racun..."

 

"Kak, Adriel datang untuk menemuimu ... " Yohan berbicara dengan hidung yang mulai memerah menahan tangis.

 

Pada saat ini, langkah Adriel berhenti di pintu. Di atas tempat tidur, dia melihat Leony yang sudah kehilangan pesona indah serta energinya yang dulu.

 

Hanya dalam beberapa hari saja, dia sudah terlihat sangat lemah. Rambutnya kusam, sementara wajahnya tampak pucat.

 

"Adriel?" Ketika menyadari bahwa itu adalah Adriel, mata Leony yang awalnya tampak seakan sudah kehilangan nyawa, mulai memancarkan sedikit cahaya. Dia berusaha untuk bangun.

 

"Guru..." Adriel menghela napas pelan. Dia memberi isyarat pada Yohan untuk menunggu di luar melarang siapa pun mengganggu.

 

Setelah menutup pintu, Adriel segera maju ke tempat tidur, menekan Leony agar tetap berbaring.

 

"Membuatmu melihatku dalam keadaan seperti ini sungguh memalukan," kata Leony mencoba bercanda. "Apa kamu datang untuk mengantarku ke perjalanan terakhirku? Aku beri tahu dulu padamu, meski kita ini guru dan murid, aku nggak punya harta warisan untukmu. Hm, mungkin aku hanya bisa menitipkan beberapa kakak senior perempuanmu yang cantik untuk kamu rawat. Ck, sepertinya nggak perlu aku ingatkan, 'kan?

 

Sebenarnya dua dari tiga muridku itu sudah kamu rawat di tempat tidur, 'kan?"

 

Melihat gurunya masih bisa bercanda dalam keadaan seperti itu, Adriel hanya bisa tersenyum kecut. Leony tetaplah Leony yang biasanya. Bahkan dalam kondisi seperti ini, dia tetap memiliki sikap acuh tak acuh yang khas.

 

Namun, Adriel tahu bahwa di balik candaannya itu, gurunya sebenarnya sangat peduli pada murid- muridnya.

 

"Guru, kamu nggak akan mati..."

 

Hanya dengan sekali pandang, Adriel tahu bahwa racun di tubuh Leony hanyalah akibat gangguan energi darah dari Iblis Darah.

 

Seandainya saja Leony memakan tiga Buah Dendam Darah yang diberikan Adriel sebelumnya, kondisinya sudah lama akan membaik. Sayangnya, buah itu telah dicuri oleh Regina, si wanita busuk itu.

 

"Mati atau nggak, itu bukan masalah besar."

 

Leony tetap terlihat santai. Namun, ketika dia berbicara, bahkan orang seberani dia pun, tak dapat menahan perasaan melankolis yang muncul dari dalam hati ketika menghadapi kematian. Leony hendak melanjutkan kata-katanya, ketika tiba-tiba dia berteriak penuh kejutan, "Astaga, murid durhaka! Apa yang kamu lakukan? Aku bilang kamu bisa merawat kakak senior perempuanmu, bukan aku!"

 

Adriel tiba-tiba mengulurkan tangan untuk membuka pakaian di bagian dada Leony, memperlihatkan sebagian kulitnya. Leony merasa seperti seorang wanita tua yang dipermainkan oleh anak-anak desa, yang menyeretnya ke dalam hutan secara terang-terangan.

 

Saat dia hampir meloncat dari tempat tidur karena terkejut, Adriel sudah menusukkan jarum emas ke kulitnya yang terpampang.

 

Adriel berkata dengan nada tidak berdaya, "Dengan jarum emas ini, kamu akan pulih lebih cepat."

 

"Benarkah?" Leony hanya setengah percaya. Dia tahu bahwa di mata seorang dokter, tidak ada perbedaan gender, tetapi Adriel yang suka menggodanya sepertinya tidak termasuk dalam kategori itu.

 

Leony berkata dengan ragu, "Kita ini guru dan murid, 'kan? Kalau kamu menginginkan sesuatu, katakan saja. Aku juga sudah hampir mati. Aku bukan orang yang kaku, jadi apa salahnya membiarkanmu menikmati saat-saat terakhirku Uh!"

 

Namun, sebelum dia selesai berbicara, Adriel langsung menyumpal mulutnya.

 

Itu adalah Buah Dendam Darah.

 

Adriel tidak tahu harus berkata apa. Gurunya ini benar-benar suka bercanda. Apakah dia terlihat seperti orang mesum?

 

Ketika Leony mengunyah buah itu, dia segera merasakan perubahan. Dengan penuh keterkejutan, dia menyadari bahwa energi darah di tubuhnya perlahan-lahan menghilang.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1633 Membakar Langit ~ Bab 1633 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 11, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.