Membakar Langit ~ Bab 1680

 

Bab 1680

 

"Pak Adriel, silakan terima hadiah ini!"

 

Di tengah tatapan tak percaya Kiran, sosok Steven yang biasanya dipandang tinggi dan dihormati, melangkah maju dengan penuh hormat. Dia mengangkat kedua tangannya, menyerahkan peta serta Pisau Pemotong Rusa, simbol kekuasaan itu, kepada Adriel!

 

Ruangan seketika hening.

 

Dalam hitungan detik, semua tatapan terpaku pada Adriel, yang tetap tenang tanpa perubahan ekspresi di wajahnya.

 

Kiran hanya bisa berdiri terpaku. Senyumnya yang penuh kegembiraan berubah kaku, sementara tangannya yang terulur untuk menerima pisau berhenti di udara, membuatnya terlihat seperti badut.

 

Sementara itu, Regina menatap Adriel dengan mata terbelalak, mulutnya ternganga tanpa sadar.

 

Suara keras terdengar.

 

Cangkir teh di tangan Legan terjatuh, tetapi dia seakan tidak menyadarinya. Dia hanya bisa memandang Adriel dengan tatapan kosong.

 

Wajah Louis berubah menjadi penuh keterkejutan, seperti sedang bermimpi.

 

Sementara itu, Harson yang masih tergeletak tertanam di lantai, awalnya masih memiliki sedikit kesadaran. Namun, setelah mendengar apa yang terjadi, dia menutup matanya, langsung pingsan

 

Semua orang di tempat itu terdiam, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

 

Hanya Steven yang dalam hati menghela napas. Ternyata, dia dan semua orang selama ini benar- benar sudah meremehkan Adriel.

 

Pada saat ini, Adriel perlahan-lahan mengulurkan tangannya, menerima peta serta Pisau Pemotong Rusa itu. Dia melirik pisau tersebut, yang sebenarnya hanyalah senjata biasa.

 

Namun, karena pengaruh Sekte Dokter Surgawi, pisau ini jauh lebih bernilai dibandingkan senjata tingkat langit!

 

"Maaf sudah merepotkan Tetua Steven. Nanti aku akan mengirimkan beberapa obat untuk membantumu memulihkan tubuh," ujar Adriel.

 

Ketika mendengar itu, wajah Steven tampak makin suram. Dia berkata dalam hati, "Memulihkan tubuh? Supaya aku bisa lebih baik saat menjadi kantong darah untukmu?"

 

Steven makin merasa masa depannya suram tanpa harapan.

 

Saat Steven sedang merenungi nasibnya, Kiran tiba- tiba tidak bisa menahan diri lagi. Dia berkata dengan nada tak percaya, "Tetua Steven, apa maksudmu dengan semua ini?"

 

Steven hanya meliriknya sekilas, menggelengkan kepala perlahan, lalu membalas, "Jangan banyak bertanya..."

 

"Nggak bisa! Tetua Steven, kamu... Kamu nggak boleh seperti ini! Bukankah tadi kamu bilang kalau penjaga dari Sekte Dokter Surgawi akan memberikan dekret untukku? Apa sebenarnya isi dekret itu?"

 

Kiran yang tidak bisa menerima kenyataan, mendesak agar semuanya dijelaskan dengan jelas!

 

Setelah hening sejenak, Steven menjawab dengan acuh tak acuh, "Isi dekret penjaga untukmu adalah ... datang ke sini untuk menyaksikan secara langsung proses Adriel menerima peta dan Pisau Pemotong Rusa." 1

 

"Apa?"

 

Kiran membeku di tempat, sepenuhnya kebingungan.

 

Adriel nyaris tidak bisa menahan tawa. Guru Liana sungguh memiliki selera humor yang luar biasa

 

Semua orang yang hadir di sini adalah orang yang cerdas. Mereka langsung menangkap maksud tersembunyi di balik situasi ini.

 

Pada saat ini, mereka menatap Adriel dengan ekspresi yang sangat rumit, penuh dengan rasa penasaran, keterkejutan, serta kekaguman.

 

Bagaimana Adriel bisa... mendapatkan dukungan sebesar ini dari Liana?

 

Namun, ketika semua orang masih tercengang, Adriel dengan santai meletakkan peta itu di atas meja. Dia menggenggam Pisau Pemotong Rusa sambil tersenyum, lalu bertanya, "Tetua Steven, bolehkah aku mulai membagi wilayahnya?"

 

Steven menghela napás panjang dalam hati. Dia mengangguk pelan sembari berkata, "Tentu saja."

 

Kata-kata itu langsung membuat semua orang terkejut!

 

Mereka menoleh ke arah Kiran.

 

Apa keluarga Dinata, yang didukung oleh lima kekuatan besar, benar-benar akan menyerahkan kekuasaan ini?

 

"Tetua Steven! Aku ingin bertemu dengan penjaga!" kata Kiran dengan nada putus asa.

 

"Lebih baik kamu nggak bertemu dengannya. Kalau nggak, hasilnya tidak akan baik untukmu," pikir Steven.

 

Steven hanya bisa menggelengkan kepala tanpa daya. Namun, dia menatap Adriel sebelum akhirnya berkata, "Pak Adriel, silakan dimulai. Aku masih harus kembali untuk melaporkan tugas ini."

 

Pada saat ini, wajah Kiran berubah sangat kelam!

 

Sementara itu, semua orang di ruangan menatap Pisau Pemotong Rusa di tangan Adriel dengan penuh rasa penasaran serta kekhawatiran. Terutama orang-orang di sekitar Kiran, mereka tampak sangat panik.

 

Saat itu, terlihat Adriel dengan santai menggunakan pisau untuk memotong bagian terbesar dari peta Srijaya. Seketika, peta Srijaya yang sebelumnya utuh kini memiliki sebuah lubang besar, menandakan wilayah tersebut telah diambil!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1680 Membakar Langit ~ Bab 1680 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 13, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.