Bab 1687
"Kak Adriel, jangan macam-macam
denganku. Kamu ... kamu datang ke sini untuk bernegosiasi,' kan? Kenapa kamu
justru langsung memulai perang?
Wiri tercengang, Dia mengira Adriel
ada di sini untuk bernegosiasi terlebih dahulu. Lalu, dia akan memulai perang
jika mereka tidak dapat mencapai kesepakatan. Ini baru bisa disebut sebagai
proses yang normal!
Apa maksud Adriel yang begitu dia
muncul, dia akan langsung membunuh keluarga Dumin?
Juan adalah master langit tingkat
sembilan!
"Apa kamu ingin menjadi kepala
keluarga Dumin?" tanya Adriel dengan santai.
"Apa?"
"Aku bertanya padamu. Kamu ingin
atau nggak? Kalau kamu menjadi kepala keluarga Dumin, aku bisa memberimu
wilayah yang baru untuk membangun keluarga Dumin kembali."
Adriel bertanya kembali.
Wiri terdiam dan tampak bingung.
Adriel terlalu malas untuk
mengatakannya lagi. Jika día ingin membunuh Juan, dia sebenarnya bisa menyuruh
Steven untuk mengambil tindakan. Akan tetapi, dia harus membalas pembunuhan
ayahnya secara pribadi...
Mobil mewah itu melaju jauh ke luar
kota. Rumah leluhur keluarga Dumin terletak di komplek vila tepi laut.
Saat mereka makin dekat dengan tanah
leluhur keluarga Dumin, pikiran Wiri menjadi bingung.
Keluarga Dumin telah mengakar di sini
selama ribuan tahun dan Adriel ingin mencabut akarnya begitu saja?
Bukankah agak impulsif untuk membawa
Adriel kembali sendirian...
Pada saat yang sama.
Di rumah leluhur keluarga Dumin, di
sebuah vila.
Banyak anggota pejabat senior
keluarga Dumin yang berkumpul untuk membahas serangkaian peristiwa besar yang
terjadi baru-baru ini.
"Leluhur, tampaknya Adriel
benar-benar perantara dari Sekte Dokter Surgawi? Haruskah kita berbicara
dengannya dulu?"
Seorang pria paruh baya berdiri
sambil membungkuk dan berkata dengan kening berkerut.
Seorang pria tua yang kurus sedang
duduk di sofa. Meskipun usianya sudah tua, dia masih duduk dengan tegak.
Ekspresinya penuh kewibawaan di antara alisnya dan sorot matanya setajam
pedang.
Hal ini membuat banyak anggota
pejabat senior keluarga Dumin yang hadir menahan napas dan merasa takjub.
Ini adalah leluhur keluarga Dumin,
yaitu Juan Dumin!
Sebelum pensiun, dia adalah Dewa
Perang di Srijaya. Dia juga pernah bertempur di medan perang dan memimpin
ratusan ribu pasukan.
Dalam seratus tahun terakhir,
keluarga Dumin telah mencapai kesuksesan besar di tangannya.
Dia bisa dianggap sebagai jiwa dari
keluarga Dumin.
"Dia nggak akan mau bicara
denganku."
Suara Juan sedikit serak, matanya
yang gelap juga tampak tidak yakin.
"Kenapa? Keluarga Dumin-ku nggak
memiliki dendam besar dengannya..." tanya seseorang dengan bingung.
Namun, sorot mata Juan menjadi dingin
dan wajahnya menjadi muram.
Kenapa?
Juan sudah mengetahuinya dengan baik,
tetapi dia tidak ingin menjelaskannya kepada sekelompok orang ini.
"Jangan banyak bertanya, Tandi.
Mulai sekarang, sebagai kepala keluarga Dumin, cepat turun dan buka balai
leluhur," perintah Juan dengan suara yang dalam. Lalu, dia menatap seorang
pria di sampingnya dan berkata, "Nanti, bersiaplah untuk dinobatkan
sebagai kepala keluarga."
Seorang pria paruh baya yang pendiam
duduk di samping Juan.
Pria itu memegang pedang panjang kuno
di tangannya, yang terlihat cukup bagus. Dia tampak seperti baru saja melalui
perjalanan jauh. Pria itu. memiliki penampilan dan temperamen yang biasa dan
terlihat seperti pria paruh baya biasa.
Namun, tidak ada yang berani
mengabaikan orang ini.
Tandi Dumin, dua puluh tahun yang
lalu adalah orang berbakat nomor satu di keluarga Dumin dan terkenal di seluruh
Srijaya. Bahkan kekuatan di wilayah utara mendengar tentang reputasinya dan
mengundangnya untuk bergabung.
Awalnya, Tandi adalah pilihan yang
tidak diragukan lagi untuk dijadikan sebagai kepala keluarga Dumin. Akan
tetapi, karena alasan yang tidak diketahui, Juan tiba-tiba menyuruhnya pergi.
Tidak ada yang tahu kemana Tandi
dibawa pergi atau mengapa dia melepaskan posisinya sebagai kepala keluarga dan
bersedia untuk pergi.
Dia jarang muncul dalam dua puluh
tahun terakhir dan sangat misterius.
Hari ini, Tandi baru saja kembali.
"Aku bisa mewarisi posisi kepala
keluarga. Kakak tertua sudah meninggal, jadi mari kita beri jalan agar Wiri
bisa bertahan hidup."
Pada saat ini, Tandi berbicara
perlahan dengan ekspresi lelah di wajahnya.
"Aku merasa Wiri menyembunyikan
sesuatu dari keluarga. Dia sudah nggak setia..." sahut Juan. Ekspresi
wajahnya langsung muram ketika dia mendengar ini. Akan tetapi, saat melihat
ekspresi lelah Tandi, dia langsung mendengus dingin dan berkata, "Demi
kamu, aku akan membiarkan dia tetap hidup."
"Terima kasih, Leluhur."
Tandi berkata demikian, tetapi tidak
mengungkapkan banyak rasa terima kasih. Hanya suaranya yang tampak tenang.
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar
suara keras di kejauhan. Saat Juan terkejut dan hampir marah, seseorang menyela
sambil berkata, "Leluhur, Wiri membawa orangnya masuk!"
"Apa?"
No comments: