Bab 1694
Ketika Louis melihat adegan itu,
ekspresinya langsung berubah. Dia berkata dengan nada cemas, " Adriel
terlalu ceroboh. Kenapa dia pergi ke sana? Cepat hubungi keluarga buat membantu
Adriel!"
Leony yang ada di sampingnya juga
merasa khawatir. Dia segera menghubungi kekuatan keluarganya menggunakan
ponselnya.
Legan, yang sebelumnya berada di
pesawat dan dalam perjalanan pulang ke keluarga untuk mengambil alih wilayah
keluarga Maswa, ketika mendengar berita itu, langsung memerintahkan pesawatnya
untuk mengubah rutenya menuju keluarga Dumin.
Dia tampak muram dan gelisah. Itu
lantaran Juan ... bukan orang yang mudah dihadapi.
Di sisi lain, Daniel juga sedang
dalam perjalanan naik pesawat. Dengan cemas, dia berkata kepada pilot di
kokpit, "Cepat, lebih cepat lagi!"
"Apa yang ada di kepala anak
ini? Kok bisa-bisanya dia nekat seperti ini!"
Saat ini, semua orang di Kota Srijaya
sedang fokus menonton siaran langsung itu. Apakah Adriel benar- benar ingin
melawan seniornya untuk memastikan posisinya?
Jika berhasil, dia akan menjadi Raja
Kota Srijaya, tetapi jika gagal?
Di keluarga Dumin, pertempuran di
medan perang telah memasuki fase paling sengit.
"Bunuh!"
Juan jatuh dari langit, dikelilingi
energi hitam, bagaikan meteor hitam yang jatuh dari langit. Adriel berubah
menjadi cahaya keemasan, menghadapinya langsung!
Terdengar benturan dahsyat. Tepat
saat benturan terjadi, suara dering pedang tiba-tiba menggema, memecah
keheningan langit.
Tak lama kemudian, energi hitam pun
lenyap disusul cahaya pedang yang memancar. Sesosok tubuh tampak jatuh ke
tanah, menciptakan lubang dalam yang penuh debu.
Melihat sosok yang terjatuh dengan
pedang menancap di tubuhnya, Wiri langsung bersorak kegirangan. Sosok itu
ternyata adalah Juan!
Dalam duel sengit antara mereka,
Adriel ternyata berhasil unggul sedikit!
Adegan itu disiarkan langsung ke
berbagai tempat, membuat keluarga dan teman-teman Adriel akhirnya bisa bernapas
lega dan tersenyum puas.
Namun, keluarga Du justru tertegun,
wajah mereka dipenuhi kebingungan. Hati mereka kalut, bagaimana mungkin leluhur
mereka bisa kalah dari seorang pemuda? Ini benar-benar di luar dugaan!
"Nggak mungkin! Bagaimana
bisa... kamu punya pedang lagi? Itu..."
Saat itu, Juan tiba-tiba melesat
keluar dari lubang dalam itu dengan rambut acak-acakan. Meski tampak sedikit
kacau, pandangannya tetap terpaku tajam pada Adriel.
Hanya untuk melihat tangan kiri dan
kanan Adriel, masing-masing memegang pedang
Salah satunya adalah pedang setengah
jadi dan yang lainnya adalah pedang kayu!
"Pedang Kuno Simbol
Kekuatan!"
Juan langsung terkejut luar biasa.
Dia berteriak dengan lantang, "Bagaimana mungkin Pedang Kuno Simbol
Kekuatan milik Wongso ada di tanganmu?"
Di tempat jauh di Kota Srijaya, Kiran
melihat Pedang Kuno Simbol Kekuatan di tangan Adriel. Dia sampai mengucek
matanya, sulit percaya dan hanya bisa terpaku.
Pedang Kuno Simbol Kekuatan adalah
senjata tingkat langit milik Wongso, sebuah senjata tingkat langit milik
keluarga Dinata!
Dia juga bertanya-tanya, bagaimana
pedang itu bisa berada di tangan Adriel?
"Sudah tua, jangan terlalu
tegang. Nggak baik buat kesehatan. Apa lagi... "
Adriel menggenggam pedang itu dengan
kedua tangannya, menahan darahnya yang terus bergejolak di dalam tubuhnya, lalu
tersenyum tipis. Dia berujar, "Sepertinya, tubuhmu sudah mulai nggak kuat
menahan leluhur roh jahat, ya?"
Ekspresi Juan sangat muram. Umurnya
yang sudah tua membuat energi darahnya tidak cukup kuat sehingga sulit menahan
roh jahat dalam tubuhnya.
Sementara itu, energi darah Adriel
malah makin menggebu. Makin bertarung makin kuat. Teknik rahasia yang
meningkatkan kekuatannya tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda melemah.
Jika terus seperti ini, mungkin Juan
sendiri yang akan kalah!
"Tandi, tunggu apa lagi?"
Tatapannya dingin saat melihat ke
arah Tandi di kejauhan.
No comments: