Membakar Langit ~ Bab 1719

 

Bab 1719

 

"Memanggil ayahmu pun tak ada gunanya!"

 

Plak! Tamparan Adriel kembali mendarat, menghempaskan Yasmin ke dinding. Dia terhuyung, sulit berdiri, wajahnya dipenuhi kepanikan.

 

Sementara itu, Tuan Lorry, yang beberapa waktu lalu masih penuh percaya diri, kini terperangkap di tangan Liana. Lehernya dicengkeram erat hingga wajahnya memerah. Bahkan untuk bicara saja sulit.

 

Setelah Kitab Giok dihancurkan, perbedaan kekuatan antara mereka makin nyata.

 

"Maafkan aku ... Bu Liana, ampuni aku... " pinta Tuan Lorry dengan susah payah. Tatapannya penuh permohonan.

 

"Kami nggak bermaksud mencelakai Adriel. Kami hanya ingin mengambil sedikit keuntungan untuk diserahkan kepada Sekte Master Langit. Kami sama sekali nggak berniat jahat... " jelas Yasmin yang ikut angkat suara.

 

Setidaknya, kali ini dia tahu caranya bersikap rendah hati ketika keadaan mendesak.

 

Namun, begitu kata "Sekte Master Langit " keluar dari mulutnya, suasana langsung berubah. Wajah semua orang yang mendengar itu tampak tegang.

 

Sekte Master Langit, Sekte Tersembunyi yang berdiri di belakang keluarga Romli.

 

Sebuah kekuatan besar yang sejajar dengan Sekte Dokter Surgawi. Hanya karena dukungan Sekte Master Langit, keluarga Romli bisa mencapai posisi mereka saat ini.

 

"Jadi, Warto Hamid, kepala Sekte Master Langit, nggak datang sendiri? Dia hanya mengirim kalian?" tanya Liana dengan nada dingin, matanya menyipit.

 

Sekte Tersembunyi mengirimkan pengawas untuk bermukim di dunia fana. Jika Warto, pemimpin sekte itu, hadir, situasi pasti akan jauh lebih rumit.

 

"Kami tidak tahu rencana Pak Warto. Kami hanya berharap Bu Liana bisa menjaga hubungan baik di antara sekte-sekte besar," jawab Yasmin cepat, penuh harap.

 

Bagi Yasmin, satu-satunya harapan adalah bahwa Liana akan mempertimbangkan kekuatan Warto dan memilih untuk menahan diri.

 

Liana terdiam sejenak, memikirkan sesuatu. Lalu dia berkata dengan tegas, "Kalau begitu, kalian buat kebaikan terakhir. Bunuh diri saja, dan aku akan anggap semua ini nggak pernah terjadi."

 

"Apa?" jerit Yasmin.

 

Wajahnya dipenuhi ketakutan dan keterkejutan.

 

Dia datang ke sini dengan keyakinan tinggi, berniat menunjukkan kekuasaannya dan mengambil warisan Tabib Agung dari Adriel. Namun sekarang?

 

Tidak hanya rencananya gagal, Liana bahkan memintanya untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

 

"Kalian datang dengan niat membunuh Adriel saat aku nggak ada, 'kan? Nggak ada balasan lebih sopan daripada membalas dendam yang setimpal. Jika Warto nggak hadir, aku nggak akan segan membunuh kalian dan melihat apa dia cukup berani untuk melawanku!"

 

"Kalian telah melanggar batasanku. Bayarlah dengan nyawa kalian!" seru Liana, suaranya dingin seperti es.

 

Wajah Yasmin dan Tuan Lorry penuh keputusasaan. Mereka menyesal, sangat amat menyesal.

 

Mereka tahu Adriel adalah sosok yang berharga, seorang penerus Sekte Dokter Surgawi sekaligus pewaris Tabib Agung. Semua orang mengincarnya, tetapi Liana kini menggunakan mereka sebagai peringatan keras bagi siapa pun yang berani mencoba hal serupa.

 

"Apa? Nggak ingin memberiku jawaban?" tanya Liana, suaranya makin tajam.

 

"Bu Liana, tenanglah dulu."

 

Tiba-tiba, sebuah suara tua tetapi tenang terdengar. Dalam sekejap, Liana merasakan hawa dingin menjalar di punggungnya, seperti seekor binatang buas mengincar dari belakang. Bulu kuduknya berdiri.

 

Dia berbalik dengan cepat.

 

Yang dilihatnya adalah seorang lelaki tua yang berjalan perlahan dengan tongkat di tangan. Setiap langkahnya ringan, tetapi memancarkan ritme yang misterius. Getaran kecil terasa di seluruh ruangan setiap kali kakinya menapak.

 

Pria tua itu mengenakan jubah putih yang tampak sudah pudar oleh waktu. Rambutnya yang abu-abu digulung dan diikat dengan tusuk kayu sederhana. Wajahnya penuh keriput, seperti sosok yang keluar dari halaman sejarah kuno. Namun matanya jernih dan tajam, penuh vitalitas.

 

Dia tidak memancarkan tekanan langsung, tetapi kehadirannya saja sudah membuat semua orang merasa terintimidasi.

 

Siapa dia?

 

Datang untuk menyelamatkan Yasmin?

 

Namun, Yasmin sendiri tampak bingung. Dia tidak mengenali lelaki itu sama sekali.

 

"Bu Liana, sudah lama nggak bertemu."

 

Pria tua itu tersenyum lembut, tampak ramah.

 

Namun, kata-katanya mengandung kekuatan yang tak bisa diremehkan, "Bisakah kamu melepaskan mereka? Kita bisa mendiskusikan ini dengan baik."

 

Adriel merasakan hawa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia bisa merasakan aura menakutkan dari pria itu, sesuatu yang bahkan melampaui Liana.

 

Tidak ada yang mengenali sosok ini, jadi semua orang di ruangan itu menatap Liana, menunggu reaksinya.

 

Wajah Liana berubah drastis. Dia terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara tertekan, "Adriel ... lari!"

 

Begitu kata-kata itu keluar, tanpa ragu, dia melemparkan tubuh Tuan Lorry yang masih dia cengkeram seperti senjata ke arah pria tua itu.

nb: Mohon maaf ya semuanya, saat ini saya sedang di opname, jadi maybe agak lambat update novelnya..

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1719 Membakar Langit ~ Bab 1719 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 17, 2025 Rating: 5

1 comment:

Powered by Blogger.