Bab 1718
"Kamu..."
Yasmin memandang Adriel yang berdiri
di hadapannya, terutama senyuman lelaki itu, senyuman yang menjengkelkan dan
penuh perhitungan. Dalam sekejap, mentalnya hampir runtuh.
Dia datang ke sini hari ini dengan
tujuan menaklukkan Adriel, untuk menginjak pria itu di bawah kakinya. Namun,
kenapa hasilnya malah begini?
Melihat Adriel yang tampak memegang
kendali penuh atas situasi, Yasmin merasa seperti kembali ke masa di Kota Silas.
Tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia tetap menjadi badut kecil yang
diinjak-injak Adriel!
Plak!
Tanpa basa-basi, Adriel melayangkan
tamparan keras ke wajahnya. Dia lalu berkata dengan tenang, tetapi penuh
penghinaan, "Nggak peduli seberapa hebat kamu berpura-pura di luar sana,
di depanku, kamu tetap badut kecil yang lupa diri. Kamu nggak akan pernah bisa
bangkit, paham?"
Tamparan itu menghempaskan Yasmin ke
tanah. Darah menetes dari sudut bibirnya.
"Ugh!"
Dia memuntahkan darah segar, wajahnya
memerah akibat rasa sakit dan malu yang membara. Yasmin, yang selama ini dipuja
puja sebagai putri keluarga Romli, dihormati di mana pun dia pergi, sekarang
dihina habis-habisan.
Tidak ada yang pernah
memperlakukannya seperti ini sebelumnya!
Di hadapan Adriel, semua keangkuhan
dan kehormatan yang diberikan keluarga Romli padanya hancur. Seolah-olah mantel
kebangsawanan yang menyelimuti dirinya dilucuti begitu saja, memperlihatkan
dirinya yang sebenarnya, begitu hina, kecil, dan tak berdaya.
Dia pernah bersumpah tidak akan
pernah merasakan penghinaan seperti itu lagi. Namun sekarang, penghinaan itu
kembali, mengoyak batinnya hingga membuatnya nyaris kehilangan kendali.
"Aku nggak terima! Aku nggak
terima! Adriel, apa hakmu untuk terus menindasku seumur hidupku!" jerit
Yasmin dengan mata memerah penuh amarah.
Di saat itu, tubuhnya tiba-tiba
dilingkupi cahaya putih lembut. Cahaya itu menyembuhkan luka- lukanya dengan
cepat.
Kekuatan menyembuhkan diri ini
benar-benar berharga.
Adriel mendengus kecil. Dia tadi
sengaja tidak menahan diri, berniat menghabisi Yasmin langsung.
Namun, sekarang dia menyadari bahwa
Yasmin jelas sangat dimanjakan oleh keluarga Romli, sampai sampai diberi harta
pusaka seperti ini untuk melindungi dirinya.
"Kalau begitu, tinggal tampar
sekali lagi saja," ujar Adriel sambil melangkah dekat, seolah itu bukan
masalah besar.
"Tuan Lorry! Tolong aku!"
teriak Yasmin dengan panik..
Sementara itu, di sisi lain, Tuan
Lorry tengah fokus mengaktifkan Kitab Giok. Tulisan kuno kecil-kecil di halaman
kitab itu melayang-layang, memancarkan cahaya giok yang membentuk penghalang,
menahan serangan Liana.
Namun, penghalang itu mulai
menunjukkan retakan, terlihat seperti akan hancur kapan saja.
Tuan Lorry sudah kehabisan tenaga.
Mendengar teriakan minta tolong Yasmin, dia hanya bisa merasa frustrasi.
"Aku sendiri sudah susah payah
bertahan, masih harus melindungimu juga?" pikirnya dengan geram.
Namun, sebagai orang yang melayani
keluarga Romli, dia tidak punya pilihan. Setelah keluarga itu mengalami
pergolakan besar yang menyebabkan banyak anggota tingkat menengahnya tewas atau
terluka, generasi muda mereka pun kekurangan bimbingan yang memadai.
Kesenjangan generasi membuat posisi Yasmin makin penting.
Yasmin, yang terbukti memiliki bakal
luar biasa, menjadi harapan besar mereka. Dua ahli tingkat dewa di keluarga
Romli bahkan turun tangan langsung untuk membimbingnya, menjadikannya prioritas
utama keluarga.
Inilah alasan mengapa Yasmin begitu
tidak sabar untuk berhadapan kembali dengan Adriel. Dia ingin menggunakan
kekuatannya yang baru untuk menginjak Adriel ke dalam tanah.
Namun, hasilnya tak sesuai harapan.
Baik sebagai penerus Sekte Dokter
Surgawi maupun pewaris Tabib Agung, status Adriel berada di tingkat yang terlalu
tinggi untuk dijangkau Yasmin.
Kegagalan ini hanya membuat
kebenciannya kepada Adriel makin dalam. Dia bahkan bertekad untuk membunuhnya
demi melampiaskan rasa frustrasinya.
Tuan Lorry menggeram kesal,
"Sialan!"
Tidak ada pilihan lain, dia langsung
melompat dengan sekuat tenaga, bergegas menuju Yasmin untuk menyelamatkannya.
Namun, dari belakang, terdengar suara
dingin Liana.
"Kamu pikir bisa
menyelamatkannya?"
Lalu, Liana mengangkat telapak
tangannya dan melayangkan serangan yang mematikan.
Serangan itu menghantam Tuan Lorry,
menghancurkan penghalang dari Kitab Giok yang dia gunakan. Tulisan kuno di
sekitarnya hancur, berubah menjadi cahaya kecil yang menghilang.
Tuan Lorry memuntahkan darah segar.
Dia terhuyung mundur beberapa langkah.
Namun, sebelum dia bisa mengambil
napas, sebuah tangan dingin nan halus sudah mencengkeram lehernya erat-erat.
"Tuan Lorry!" jerit Yasmin
dengan suara gemetar, matanya melebar ketakutan.
Semua orang yang menyaksikan itu menarik
napas tajam. Kitab Giok, pusaka luar biasa milik keluarga Romli, benar-benar
dihancurkan begitu saja oleh Liana.
Hasil pertarungan ini sudah jelas.
No comments: