Bab 1728
Sebagai leluhur keluarga Atmaja, dia
datang sendiri ke sini?
"Ternyata Jayub datang...
Pikirannya sudah terbuka? "kata Brady dengan agak kaget sambil melangkah
mundur.
Jayub berasal dari Sekte Pembasmi
Iblis, sementara Brady berasal dari Sekte Iblis Seribu Transformasi. Dari
namanya saja sudah bisa mengetahui bagaimana hubungan mereka. Jayub dianggap
jujur dan terbuka, tetapi dia malah ingin bertindak?
Pada saat ini, Liana, yang melihat
Jayub muncul, tidak dapat menerimanya. Dia pun berkata dengan nada marah,
"Jayub, dulu kamu juga termasuk pahlawan, membunuh banyak musuh yang kuat
untuk negara. Sekarang, kamu bahkan juga ingin merebut warisan Tabib
Agung?"
"Dulu? Masa itu adalah masa yang
mengesankan, penuh semangat, berani, seolah-olah aku yang muda memiliki masa
depan yang tak terbatas untuk ditaklukkan. Tapi sekarang, aku sudah tua,
segalanya sudah berubah. Orang-orang muda dulu sudah lama terkubur..."
Jayub berkata dengan nada dingin dan
tanpa belas kasihan, "Sekarang, aku itu hanya seorang pria tua yang harus
memikirkan generasi masa depan. Liana, bukannya kamu membantu Adriel karena dia
itu keturunan Tabib Agung? Kalau nggak, kamu juga akan mencuri warisannya dan
akan memahamiku."
Kata-kata yang kejam ini membuat
wajah Liana pucat. Setelah beberapa puluh tahun berlalu, segalanya telah
berubah. Pahlawan berdarah panas yang pernah membunuh yang jahat telah berubah
menjadi jahat.
"Lalu, bagaimana kamu membalas
Tabib Agung? Dulu, Tabib Agung sudah berkali-kali membantumu menyembuhkan
lukamu! Tanpa dia, kamu nggak akan bisa hidup sampai sekarang!" ujar Liana
sambil menggertakkan giginya, berharap pihak lain masih memiliki sedikit rasa
terima kasih dan balas budi.
"Tabib Agung... "
Jayub mengingat -ingat sambil
berkata, "Aku minta maaf padanya. Setelah aku mati, aku akan menebus
kesalahanku terhadapnya."
"Kamu!"
Liana terkejut sampai muntah darah.
Pria tua ini sangat tidak tahu malu. Apa gunanya meminta maaf setelah mati?
"Liana, menyerahlah! Kamu nggak
akan bisa mengalahkanku. Lagi pula, menyerah itu bukan hal yang
memalukan," ucap Jayub dengan suara berat.
Jayub berdiri agak jauh, tetapi aura
mendominasi dan tak tertandingi dari Liana bergejolak, seolah - olah segalanya berada
dalam genggamannya, membuat orang merasa terhina.
Dari awal hingga akhir, tidak ada
suara di dalam mobil, tidak ada yang berbicara, seolah-olah segala sesuatu di
dunia ini, jutaan makhluk hidup, kemegahan langit, dan dunia fana yang tak
terbatas itu tidak ada di matanya.
"Kamu itu seorang tentara,
memangnya menyerah itu nggak memalukan?" ejek Liana.
"Waktu berubah, orang yang
mengerti situasi adalah orang yang cerdas," ujar Jayub, menunjukkan
ekspresi yang tetap tenang. Lalu, dia kembali berkata dengan suara pelan,
"Di antara master ilahi tingkat sembilan, ada orang yang bisa
menandingiku. Sayangnya, kamu nggak termasuk dalam daftar ini."
"Kalau kamu menyerah, keluarga
Atmaja dan Sekte Pembasmi Iblis akan memberimu banyak kompensasi, cukup untuk membuatmu
tergoda."
"Jangan bicara yang lain. Apa
kamu nggak tergoda untuk melihat ke tingkat raja ilahi?"
Semua orang terkejut, janji ini cukup
berat ...
Mencapai tingkat raja ilahi dan dapat
memperpanjang umur beberapa puluh tahun, adalah sesuatu yang tidak dapat
diberikan oleh Adriel saat ini.
Namun, di tengah tatapan semua orang,
Liana mendongak sambil terkekeh dan berkata, "Jayub, apa kamu sudah
pikun?"
"Kamu sudah tua, tapi aku masih
muda!"
Selesai berbicara, dia mengangkat
pedangnya, lalu melangkah maju dan berseru dengan tegas, "Hari ini,
bertarunglah sampai mati!"
Suaranya sangat lantang, penuh dengan
tekad untuk mati, sangat heroik.
Adriel terharu dan tidak bisa menahan
diri dari semangat yang membara. Meskipun Tabib Agung sudah meninggal, masih
ada orang yang bersedia berjuang mati-matian untuknya!
Saat ini, dia juga merasa putus asa.
Kalaupun sisik emas tidak berfungsi seperti yang diharapkan, dia hanya bisa
mati dan tidak akan membiarkan warisan Tabib Agung jatuh ke tangan orang-orang
ini.
Sementara itu, Jayub menghela napas,
lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dasar keras kepala."
Setelah ucapan itu terlontar, niat
membunuh pun muncul!
Dia tiba-tiba bergerak, mengulurkan
tangan dengan perlahan, kemudian menekan Liana dengan kuat!
Langit seakan meledak, tidak mampu
menahan kekuatan pukulan ini. Aura pembunuh yang tak tertandingi meledak dan
menyapu lapisan awan!
Sret!
Tiba-tiba, pada saat ini, Liana juga
menggerakkan pedang gandanya dan memancarkan cahaya yang memancar ke langit.
Ekspresinya penuh dengan niat membunuh.
No comments: