Membakar Langit ~ Bab 1730

 

Bab 1730

 

Tiba-tiba, Adriel berteriak dengan keras, "Hati-hati!

 

Liana juga terkejut, punggungnya terasa dingin. Saat menoleh ke belakang, dia melihat sebuah tombak hitam yang melesat ke arahnya.

 

Ini terlalu tiba-tiba, tombak itu memancarkan cahaya hitam yang menakjubkan. Liana segera mengambil pedangnya, kemudian menebas dengan cahaya pedang.

 

Sret!

 

Cahaya pedang dan tombak hitam bertarung dengan sengit, melepaskan banyak percikan api.

 

Saat sedang menghadapinya, kelemahannya terbuka. Dengan ekspresi datar, Jayub menyerangnya lagi dari belakang!

 

"Syut!"

 

Tiba-tiba, Liana diserang dari kedua sisi. Dia muntah darah dan terhempas.

 

Perubahan yang tiba-tiba ini membuat semua orang bingung.

 

Bukankah mereka sudah bicara baik-baik?

 

Mengapa bisa tiba-tiba menyerang?

 

Adriel menangkapnya, kemudian segera mengeluarkan beberapa pil obat dari Ruang Penyimpanan Surgawi kepadanya. Dia menatap Jayub dengan ekspresi masam.

 

Dasar tua bangka menyebalkan!

 

Tadi, kalau bukan karena dia tiba-tiba menggunakan teknik membaca pikiran, lalu melihat rencana lawan dan membantu Liana menahan serangan itu, sekarang Liana pasti sudah terluka parah ...

 

Namun, menggunakan teknik membaca pikiran pada master ilahi tingkat sembilan juga membuat Adriel langsung pusing.

 

Meskipun memiliki berbagai bakat dan kemampuan yang hebat, menggunakan mata ganda dan membaca pikiran orang lain juga tidak bisa digunakan sesuka hati.

 

Terutama bagi mereka yang mencapai tingkat ilahi, mereka bukan orang biasa lagi. Dengan tingkat Adriel saat ini, menggunakan teknik membaca pikiran terhadap master ilahi, akan ada efek balik tertentu.

 

"Kamu ini ... agak istimewa. Bagaimana kamu bisa tahu rencanaku?" tanya Jayub sambil menatap Adriel dengan tatapan aneh.

 

Jika bukan karena Adriel mengingatkannya dengan tepat waktu, dia bisa dengan mudah dan cepat menentukan hasilnya.

 

Adriel tidak menghiraukannya dan langsung memegang pergelangan tangan Liana. Dia berkata dengan ekspresi muram, "Guru Liana, jangan serang lagi... "

 

Dalam duel antar ahli, tidak boleh ada sedikit pun kesalahan. Sekarang, cedera dalam tubuh Liana tidak baik.

 

"Mundur!" ujar Liana sambil mendorongnya.

 

Liana menggunakan pedang ganda untuk menopang tubuhnya sendiri, lalu menatap Jayub dengan ekspresi suram dan berkata, "Jayub, apakah kamu bersekutu dengan Enam Jalur Puncak Kematian?"

 

Dewa Militer yang berkolusi dengan Enam Jalur Puncak Kematian adalah hal yang mengejutkan dan sulit dipercaya.

 

Semua mata tertuju pada Jayub.

 

Jika Jayub juga mengkhianati negara, apa lagi yang harus diperjuangkan ...

 

"Kamu sudah meremehkanku. Walaupun aku sudah tua, aku nggak sepenuhnya bodoh, masih ada beberapa batasan. Sebelum aku datang, aku sudah menyelidiki jejak Pembantai Darah dan mengutus orang untuk menghentikannya. Hari ini, nggak akan ada anggota Enam Jalur Puncak Kematian yang muncul," ujar Jayub dengan tenang.

 

"Bahkan Sekte Dokter Surgawi pun sudah kuberi tahu. Kepala sektemu nggak akan mendukungmu. Satu-satunya hal yang patut dikhawatirkan adalah munculnya sekte tersembunyi di balik beberapa nama keluarga lainnya, yang mungkin akan menghasilkan kekuatan yang nggak terduga. Aku harus mengalahkanmu dengan cepat, tapi siapa sangka..."

 

Sambil membicarakan hal ini, dia menatap Adriel dengan bingung dan berkata, "Peringatan anak ini menunda kesempatanku untuk bertarung."

 

"Dewa Militer memang merencanakan dengan luar biasa, sungguh mengagumkan. Sayangnya, semuanya digunakan untuk melawan seorang pemuda!" ucap Liana sambil tertawa sinis.

 

Dia sedang menunda waktu, berusaha keras mencerna obatnya.

 

Sementara itu, Jayub terlihat tidak terburu-buru. Dia mengungkapkan rencananya dan berkata, " Liana, jangan membuang waktu untuk memulihkan lukamu. Itu nggak akan membantu apa-apa."

 

"Aku memberitahumu hal ini karena aku sudah berjanji kepada Kepala Sekte Dokter Surgawi kalau aku nggak akan membunuhmu. Sekarang, ini adalah kesempatan yang kuberikan kepadamu."

 

"Mundurlah, jangan mempersulitku."

 

Dia tidak ingin menunda lagi.

 

Liana terdiam, tetapi tatapannya makin dalam. Dia memandang Jayub dengan tenang dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.

 

"Apa kamu merasa tertekan atau ingin memberontak?"


Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1730 Membakar Langit ~ Bab 1730 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 18, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.