Membakar Langit ~ Bab 1732

 

Bab 1732

 

Duar!

 

Saat itu, dia memegang tombak Kiero yang hitam dan menyerang ke depan dengan aura membunuh yang mendominasi dan energi sejati yang begitu kuat.

 

Menyerang dengan kekuatan yang tak tertandingi ke arah dada Liana. Serangan itu seolah-olah bisa menembus segalanya.

 

Saat itu, Liana juga bergerak. Dia mengayunkan pedang gandanya dan menyerang ke arah lawannya!

 

Pedang ganda itu mengenai ujung tombak dan seketika terdengar suara yang menggemparkan!

 

Pemandangan sekarang sudah berupa vila yang runtuh. Kedua belah pihak saling bertarung, energi sejati yang dahsyat memenuhi udara, menguncangkan reruntuhan dan menghancurkan batu-batu menjadi serpihan!

 

Pemandangan ini sangat menakjubkan. Kedua belah pihak langsung berdekatan dan bertarung, suara gemuruh yang terus menerus terdengar dan orang- orang segera menghindar dan melarikan diri.

 

Setiap gerakan memiliki kekuatan yang luar biasa. Bergetar hingga menghancurkan awan di langit dan menampakkan langit biru, sangat membahayakan.

 

Dalam sekejap, kedua belah pihak saling bertarung ratusan gerakan. Mereka saling mundur, energi dan darah mereka melonjak. Di tubuh Jayub terdapat beberapa bekas luka pedang yang samar dan di lengan Liana juga terdapat luka lecet.

 

Terlihat seperti luka ringan, tetapi sebenarnya, jika lebih parah lagi, luka tersebut akan berakhir dengan kematian.

 

Sedangkan reruntuhan vila yang sebelumnya masih terlihat jelas pada tempat itu, tetapi kini tampak seperti hutan belantara. Seperti tenggelam ke dalam keheningan yang mematikan.

 

"Kenapa nggak lanjut lagi?" kata Liana sambil tersenyum sinis dan menghapus darah di sudut bibirnya.

 

Barusan Jayub yang mundur sendiri. Liana sedang berada pada posisi menang untuk sementara waktu berkat bantuan Teknik Penerobos Surgawi.

 

Di tengah arena, Jayub berdiri dengan tombak di tangannya, menatap Liana dan tiba-tiba berkata dengan tenang, "Aku pernah mendengar tentang Teknik Penerobos Surgawi, katanya itu memiliki durasinya."

 

"Lalu kenapa? Yang paling kamu butuhkan sekarang adalah waktu. Kalau kamu nggak bisa mengalahkanku dengan cepat, akan ada orang lain yang datang untuk berebut denganmu. Lebih baik biarkan kami pergi, mungkin kamu bisa mendapatkan kesempatan untuk menemukan posisi kami, kemudian mencari kesempatan untuk menguasai warisan Tabib Agung!" kata Liana sambil tertawa dingin.

 

Jayub melihat dengan sedikit kekhawatiran dan berkata, "Terlalu berisiko, akan ada perubahan."

 

"Nggak mau bertarung, nggak mau mengalah juga. Apa yang kamu inginkan?" kata Liana dengan marah.

 

"Aku masih punya satu cara. Sebenarnya aku nggak ingin seperti ini..." kata Jayub sambil mengernyitkan keningnya.

 

"Apa maksudmu?" tanya Liana terpaku.

 

Adriel tiba-tiba melihat sesuatu dan wajahnya seketika berubah menjadi pucat. Dia segera berteriak, "Guru Liana, cepat kembali!"

 

Setelah Adriel berkata, kepalanya terasa seperti terkena pukulan berat dan serangan baliknya bahkan semakin jelas.

 

Liana terkejut. Tanpa berpikir panjang, dia langsung ingin mundur.

 

Namun saat ini, Jayub menatap Adriel dengan semakin ragu. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tebakanmu benar lagi? Kalau kamu sudah tahu, kenapa nggak menyerah saja?"

 

"Kalau begitu, kamu nggak boleh menyalahkanku Jika ingin menyalahkan, salahkan saja Adriel," Jayub berkata dengan suara dingin ke arah Wennie dan lainnya yang sedang terkepung.

 

"Seluruh pasukan... bergerak!" ujar Jayub.

 

Duar!

 

Banyak pasukan yang siap bertempur di bawah tiba- tiba mulai beraksi.

 

Namun, bukan menuju ke Liana.

 

Mereka langsung menuju ke arah Wennie dan yang lainnya yang berada di tengah arena!

 

Pasukan militer tidak bisa membunuh master ilahi, tetapi asalkan jumlahnya cukup, mereka bisa menyerbu dan membunuh master langit!

 

Tadi Adriel memanggil Liana kembali, juga untuk pergi bersamanya untuk melindungi Wennie dan yang lainnya.

 

"Sialan. Nggak ada batas sama sekali!" kata Adriel.

 

Kedua mata Adriel memerah. Dia menahan serangan balik dari teknik membaca pikiran, melintas dengan cepat dan mengangkat pedang setengah jadi untuk menghadapi pasukan militer, tetapi dia tidak bisa menyerang.

 

Adriel tidak benci terhadap para pasukan dan tidak tega untuk membunuhnya. Para pasukan memiliki kewajiban untuk patuh pada perintah, sementara Jayub sedang menyia-nyiakan nyawa para pasukan.

 

Membantai orang-orang Negara Elang untuk memenuhi kepentingan pribadinya sendiri.

 

Saat ini, Liana sangat terkejut dan berkata dengan keras, "Jayub, apa kamu masih memiliki hati nurani?!"

 

"Kalian bisa memilih menyerah. Kalau nggak, aku akan membunuh beberapa kerabat Adriel untuk membuatnya merasakan rasa sakit secara langsung, dia akan menyerah. Aku telah melindungi rakyat selama bertahun-tahun, aku juga nggak ingin melakukannya, tapi kalian yang memaksaku sampai ke titik ini," Jayub berkata dengan suara berat.

 

"Dasar berengsek! Manusia nggak tahu malu. Kamu datang untuk merebut sesuatu dan kami nggak ingin memberikannya, kamu malah mengatakan kami yang memaksamu melakukan semua ini!" kata Liana.

 

Liana sangat marah dan ingin menghentikan pasukan.

 

Namun, Jayub berdiri dan menghalang di depannya. Dia memegang tombak dan berkata dengan suara dingin, "Jangan ganggu situasi, lawanmu adalah aku."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1732 Membakar Langit ~ Bab 1732 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 19, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.