Membakar Langit ~ Bab 1733

 

Bab 1733

 

Leony sangat cemas. Saat ini, sepertinya semuanya sia-sia. Perbedaan kekuatan terlalu besar dan Wennie sama sekali tidak bisa menahannya.

 

Ini membuat orang putus asa dan hanya bisa melihat Adriel dan kerabatnya menderita!

 

"Jayub sebagai pahlawan generasi pada masanya, ternyata jatuh ke tingkat ini," kata Adriel.

 

Adriel menggelengkan kepalanya tak berdaya. Dia tidak mengerti apakah kekuasaan dan keuntungan benar-benar begitu menggoda?

 

Akankah pahlawan generasi yang mengabdikan hidupnya untuk rakyat dan mengabaikan rakyatnya sendiri?

 

Pada saat ini, tank berderap-derap datang.

 

Suara gemuruh Jayub terdengar dari langit dan disertai dengan desahan, "Adriel, kamu masih muda. Kamu nggak ngerti apa yang telah aku alami."

 

"Di medan perang, aku menangis tersedu-sedu sambil memeluk mayat saudara-saudaraku. Ayahku dikepung oleh pasukan musuh dan mati tanpa menyerah. Tapi beberapa orang bisa menikmati kejayaan dan kekayaan dari belakang," kata Jayub.

 

"Aku lelah. Aku juga menyadari kenyataan dan juga nggak ada lagi memiliki ambisi apa pun. Yang aku inginkan bukanlah warisan Tabib Agung. Aku hanya menginginkan jalan yang dapat memberikan kestabilan bagi keluarga dan teman-temanku secara turun-temurun,"

 

"Adriel, warisan Tabib Agung nggak sepenting kerabatmu. Jangan mencoba rasakan rasa sakit yang menusuk hati itu dan menyesalinya nanti. Menyerahlah," tutur Jayub.

 

Dia tidak pernah memaksa. Suaranya dipenuhi dengan desahan dan nasihat.

 

Namun pada saat ini, Adriel Lavali terdiam, lalu perlahan-lahan berkata, "Warisan Tabib Agung nggak hanya untuk satu keluarga, tapi juga untuk semua orang. Ini adalah impian guruku, bagaimana mungkin aku nggak menaatinya."

 

"Kalau aku bisa selamat hari ini, aku akan membunuh semua orang berkuasa yang melanggak hak asasi manusia. Membuat perubahan dan membentuk kembali Negara Elang!" ujar Adriel.

 

"Dasar bodoh ... " Jayub menghela napas ringan.

 

"Suatu hari pasti akan terwujud!" kata Adriel.

 

Adriel berteriak keras dan berlari ke tengah ribuan tentara dengan sendirian!

 

Dia tidak menggunakan pedang setengah jadi dan hanya dengan tinju. Tinjunya berkilauan seperti matahari terbit. Kini dia melawan musuh dengan tinjunya.

 

Dengan satu pukulan, energi darah meluap seperti lautan dan berubah menjadi naga, mengacaukan segala penjuru. Semua tank yang melaju di depan hancur, menerobos barisan dan membunuh untuk menghentikan pembunuhan!

 

Lautan tank begitu padat sehingga hampir menenggelamkan Adriel. Namun, Adriel terus melepaskan Tubuh Elemen Matahari, seperti matahari yang berputar di tengah laut.

 

Di tengah arena, suasana yang tadinya sedikit lesu tiba-tiba membara. Terjangkit oleh darah hangat Adriel, kini darah semua orang mendidih.

 

"Ini hanya pertarungan saja, nggak ada yang perlu ditakutkan. Palingan juga mati! Aku memang berutang nyawa pada anak ini," kata Leony sambil tersenyum dan dengan anggun bergabung ke dalam pertarungan.

 

"Suami istri sehidup semati!" kata Wennie dengan ekspresi tanpa penyesalan. Melepaskan tubuh dingin murni dan es hitam menyebar di bawah kakinya. Seketika meluncur ke depan dan membekukan sebagian tank.

 

"Aku yang nggak berguna. Nggak bisa melindungimu, tapi setidaknya bisa mati untukmu, "kata Daniel sambil tersenyum dan mulai menyerang.

 

Saat ini, medan perang bergemuruh dan ribuan pasukan menyerang ke arah mereka. Seperti ada ribuan binatang buas yang mengaum dengan ganas dan situasi sekarang sangat dahsyat.

 

"Adriel!"

 

Liana berteriak di udara. Dia sangat sedih, tetapi juga merasa sedikit lega karena Adriel tidak mengecewakannya!

 

"Serang!" ujar Liana.

 

Saat ini, Liana tiba-tiba menatap ke arah Jayub dan langsung menyerangnya tanpa ragu.

 

Jayub melompat mundur untuk menghindari serangannya. Lalu dia berkata dengan tenang, "Aku nggak akan berdiri diam dan membiarkanmu memukulku."

 

Adriel tidak akan bertahan lama, dia tidak perlu bertarung dengan Liana yang sedang berada dalam kondisi puncak.

 

Tanpa basa-basi, Liana bergerak dan menyerangnya dengan kecepatan tinggi.

 

Namun, sosok Jayub bergerak tak menentu, tidak pernah bertarung langsung sehingga membuat Liana sulit untuk menguncinya. Lalu Jayub berkata dengan tenang, "Keterampilan tubuhku diasah dalam pengepungan ribuan pasukan. Kamu terlalu polos kalau berpikir ingin membunuhku."

 

Jreng!

 

Saat ini, pedang setengah jadi yang dipegang oleh Liana seperti merasakan tantangan dan mengeluarkan suara yang menunjukkan kemarahannya. Tiba-tiba meledak dengan guntur dan kilat, lalu menyelimuti seluruh tubuh Liana.

 

Dalam sekejap, kecepatan Liana meningkat pesat dan dia dengan cepat mendekati Jayub.

 

"Senjata apa ini?" ujar Jayub.

 

Jayub terkejut. Pedang setengah jadi ini jelas hanya senjata tingkat langit, tetapi kenapa begitu beresensi spiritual?

 

Dia mengernyitkan keningnya, menghindar ke samping dan mengangkat tombak panjangnya!

 

Jreng!

 

Pedang setengah jadi bertabrakan dengan tombaknya. Suara logam yang keras menggema di telinga dan energi sejati melonjak,

 

Keduanya terjatuh ke belakang beberapa meter seperti tersambar petir.

 

Telapak tangan Jayub terbelah dan penuh dengan darah. Dia mengernyitkan keningnya, setelah Liana mengaktifkan Teknik Penerobos Surgawi yang kedua, kini kekuatan bertarungnya menjadi luar biasa dan kekuatannya juga meningkat secara signifikan.

 

"Apa yang kamu lihat?!" tutur Liana.

 

Saat ini, Liana tiba-tiba bangkit kembali dengan marah dan berubah menjadi kilatan petir. Meluncur ke arah sasaran, menggabungkan kedua pedangnya dan menyerang dengan sepenuh tenaga.

 

Jayub mengernyitkan keningnya. Dia menggenggam erat tombaknya dan melepaskan kekuatan yang menggemparkan, lalu menyerangnya.

 

Ini adalah pertarungan hidup dan mati yang sebenarnya. Tidak ada ruang untuk ragu-ragu.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1733 Membakar Langit ~ Bab 1733 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 19, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.