Bab 1778
Adriel mengambil satu langkah ke
depan dan mendarat di tanah.
Gunung Reribu sangat luas dan tak
terbatas. Setelah lama tinggal di kota, datang ke sini rasanya seperti
bepergian kembali ke zaman kuno, dengan aura yang asri menghembus wajahnya.
Adriel mendarat di posisi tepi. Tidak
ada yang menyadari bahwa dia datang dari kehampaan.
Dia mengamati sekelilingnya. Ada
perisai berkabut menutupi langit. Adriel sedikit menyipitkan matanya,
sepertinya itu adalah cara raja ilahi yang mengisolasi segalanya untuk mencegah
orang luar ikut campur.
Namun, Bu Wendy bisa mengabaikan
batasan ini dan dengan mudah membiarkan orang lain masuk ...
Dan terlihat garis hitam di depannya.
Itu adalah kumpulan bayangan orang-orang yang kuat.
Mata ganda Adriel bisa melihat adanya
orang tua yang berdiri dengan tangan di belakang punggungnya di puncak gunung
yang ada di depannya. Namun wajahnya terlihat asing.
Namun, ada berita baik, seleksi kali
ini berbeda dengan sebelumnya. Untuk bisa mendapatkan seorang genius yang
benar-benar luar biasa.
Kali ini tidak hanya bisa membunuh
secara sembarangan dalam kompetisi, bahkan makin hebat penampilan kita, makin
banyak pula hadiah yang akan kita peroleh setelahnya.
Tidak takut kita membuat keributan,
tetapi takut kondisi terlalu damai!
Ini sangat cocok untuk Adriel
sendiri...
Adriel tiba-tiba mendengar suara
teriakan yang megah dari kejauhan, "Siapa yang mencapai puncak gunung
terlebih dahulu akan menjadi pemenang. Hanya untuk tujuh ribu orang. Seleksi...
dimulai!"
Tiba-tiba di depan itu seketika
menjadi ramai.
Banyak peserta bergegas maju
seolah-olah mereka mempertaruhkan nyawa!
"Sialan, ini dimulai begitu
saja?! Aku belum masuk ke lokasi!" kata Adriel.
Adriel langsung terpaku.
Dia segera melompat dan bergegas ke
depan!
Namun, saat ini terdengar suara yang
memanggilnya dari belakang, "Hei, kamu dari keluarga mana?"
Seorang pria yang tinggi dan tampan,
memandang Adriel dengan tatapan yang tajam seperti petir dan sedikit aneh.
Masih ada yang terlambat?
Namun, kemudian Adriel menjadi makin
bingung ketika melihat sekelompok orang yang datang dengan aura yang luar biasa
dari belakang pria tampan itu.
Mereka menghadapi pertarungan di
depan dengan sikap yang santai dan tenang.
Pria tampan itu memandang Adriel
dengan tatapan aneh dan berkata, "Kamu juga tahu rahasia dari aturan ini?
Tapi aku belum pernah melihatmu di Kota Sentana... kamu dari keluarga
mana?"
"Aturan?" tutur Adriel.
Adriel sedikit bingung. Bukankah
aturannya adalah berarti orang pertama yang mencapai puncak gunung yang menang?
Ada sesuatu yang salah
Lalu Adriel menggunakan teknik
membaca pikiran, sambil berkata dengan tenang, "Kalian dari keluarga
mana?"
Pria tampan itu mengernyitkan
keningnya dan berkata, "Kota Sentana, keluarga Dimasta, Rudi!"
Kini Adriel juga melihat sesuatu dari
teknik membaca pikiran dan kemarahan melonjak di hatinya!
Memang ada yang salah dengan aturan
itu. Masih ada banyak rintangan di sepanjang jalan menuju puncak dan Jayub
tidak menyebutkannya sama sekali.
Anak-anak dari keluarga besar Kota
Sentana ini ternyata sudah tahu sebelumnya dan sengaja bersembunyi di belakang
mereka. Membiarkan orang-orang yang tidak punya latar belakang mengorbankan
diri di depan mereka!
Hal ini terlalu menyedihkan.
Orang-orang yang tidak punya latar belakang menganggap ini adalah seleksi yang
adil, tetapi keluarga besar tersebut telah melakukan kecurangan dengan
membocorkan rahasia ini kepada mereka.
Sungguh tidak memberikan sedikit
kesempatan pun kepada orang-orang di bawah mereka!
"Saat ini negara sedang
menghadapi kesulitan. Orang-orang dari wilayah selatan juga manusia dan mereka
harus mengabdi pada negara. Apa pantas memperlakukan mereka seperti ini?"
tanya Adriel sambil menatapnya dengan tajam.
Setelah mendengar perkataannya, Rudi
merasa lega dan tersenyum sambil berkata, "Saudaraku, kamu terlalu serius.
Apa kamu nggak pernah mendengar pepatah bahwa tempat yang terpencil
menghasilkan orang-orang yang jahat?"
"Orang-orang di wilayah selatan
tidak memiliki tata krama dan sangat biadab. Mereka mengorbankan diri adalah
takdir. Elit seperti kita menguasai kekuatan, ini benar-benar baik untuk Negara
Elang, " kata Rudi.
"Omong-omong, kamu sebenarnya
dari keluarga mana? Kenapa aku belum pernah melihatmu di Kota Sentana?"
lanjut Rudi.
Adriel perlahan tersenyum dan
berkata, "Aku hanya orang jahat dari wilayah selatan, nggak ada yang
istimewa dariku. Apa yang akan kamu lakukan padaku?"
Rudi terpaku, lalu tertawa dan
berkata, "Kamu benar -benar pandai bercanda! Nggak masalah kalau kamu nggak
ingin mengungkapkan identitasmu. Nanti kita akan jalan bersama."
Saat ini, tiba-tiba Rudi tergerak dan
melihat sekelompok orang datang dari depan. Lalu dia berkata sambil tersenyum,
"Kebetulan ada pertunjukan bagus akan datang, kamu bisa menontonnya denganku."
Kini datang seorang pemuda. Tampaknya
dia juga telah melalui pertarungan, pakaiannya robek dan dia sedang menyeret
rantai di tangannya. Namun di ujung rantai itu terkunci pada kedua tangan
seorang wanita, tubuhnya penuh dengan luka dan wajahnya berlumuran darah...
Sambil berjalan, pemuda itu bergumam,
"Sialan, menangkap pelacur ini nggak mudah. Kak Rudi, kali ini kamu harus
memberiku penghargaan yang sesuai."
"Baiklah, kamu yang akan
menikmatinya terlebih dahulu. Oh iya, aku bertemu dengan saudara kita dari Kota
Sentana... "
Perempuan yang terikat rantai itu
berkata dengan lemah, "Rudi! Kalau berani, seharusnya kamu berhadapan
denganku secara langsung. Tapi kamu hanya seorang pengecut yang hanya bisa
menjebakku! Walaupun kamu masuk ke Gunung Reribu, kamu juga akan dibunuh oleh
Gary!"
"Gary? Manusia dari keluarga
gagal itu hanya bisa menjadi hiasan untuk jalan Kejayaan saja," kata Rudi
sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Kamu masih berharap dia bisa
membunuhku? Seharusnya dia sedang bertobat di Gunung Reribu sekarang...
'kan?" tutur Rudi.
Setelah dia berkata dengan senang,
tiba-tiba dia teringat sesuatu dan sambil tersenyum dia berkata kepada Adriel,
"Saudaraku, tadi kamu bertanya kepadaku apa yang akan terjadi jika kamu
adalah orang dari wilayah selatan, ini adalah contohnya,"
Update bos
ReplyDelete