Membakar Langit ~ Bab 1777

 

Bab 1777

 

"Tanpa sengaja menciptakan seni bela diri? Ada kemajuan," kata Wendy.

 

Wendy tersenyum kecil, lalu pergi dari vila dengan membawa bahan-bahan seperti sayuran.

 

Di dalam kamar, Adriel merenungkan pertarungan - pertarungan besar yang pernah ia alami dan juga gelombang emosi yang ia alami berulang kali.

 

Banyak seni bela diri yang dikuasainya menguatkan keadaan pikirannya. Seperti tembikar yang pecah berkeping-keping dan kembali ke kembali ke bentuk aslinya.

 

Lalu Tubuh Elemen Matahari menjadi api, melelehkan segala ilmu bela diri sebelumnya dan secara alami membentuk kembali.

 

Saat Adriel duduk tenang, napasnya naik turun secara perlahan seperti naga air yang sedang tidur.

 

Dengan sikap yang mulia, dia perlahan-lahan mendapatkan kestabilan yang dimiliki oleh seorang guru besar bela diri.

 

Matahari terbenam dan bulan terbit. Waktu berlalu dengan cepat, daun hijau di luar jendela mulai layu dan berubah menjadi warna kuning. Angin sejuk berhembus lembut dan menjatuhkannya.

 

Sejak hari itu, Wendy tidak pernah datang lagi. Adriel seakan-akan dalam keadaan mati suri dan tidak pernah bangun.

 

Perabotan dan kusen jendela perlahan-lahan ditutupi oleh lapisan debu tipis. Seolah-olah waktu berhenti di rumah ini.

 

Dua setengah bulan kemudian.

 

Dunia luar sedang dalam keadaan ramai.

 

Jalan kejayaan akan segera dibuka dan para kandidat yang direkomendasikan langsung oleh berbagai kekuatan besar dan keluarga besar dapat masuk secara langsung. Hal ini membuat banyak orang merasa iri.

 

Sementara itu, di seluruh Negara Elang terdapat banyak ahli yang terkenal yang sedang bersiap-siap pergi ke pinggiran wilayah Gunung Reribu untuk mengikuti seleksi. Perkiraan awal ada 100 ribu orang yang akan bersaing untuk lima ribu kuota.

 

Seratus ribu mungkin terlihat banyak, tetapi perlu diketahui bahwa Negara Elang memiliki miliaran penduduk. Mereka yang memiliki keberanian untuk berpartisipasi sebenarnya adalah satu dari sepuluh ribu orang!

 

Hanya mereka yang bisa mengikuti seleksi yang akan dianggap orang-orang yang luar biasa.

 

Skala yang begitu besar ini jarang terjadi dalam ratusan tahun. Kebanyakan orang merasa sedih dan marah karena Kota Sentana mengalami pembantaian dan mereka bersumpah untuk berjuang demi negara.

 

Tiba-tiba...

 

Pemakaman Bukit Langit di Kota Silas, di depan kuburan Adriel dihiasi penuh dengan bunga putih.

 

Gary Tak Terkalahkan seorang diri di sini sedang mengusap foto Adriel yang ada di batu nisan.

 

"Keponakanku, Paman Gary nggak berguna. Aku nggak bisa melindungimu, aku juga minta maaf pada ayahmu,"

 

"Untungnya aku menang dalam pertarungan di perbatasan, jadi aku mendapatkan kesempatan langsung masuk ke jalan Kejayaan,"

 

"Kepergianku kali ini akan membalas dendam untukmu..." tutur Gary.

 

Dia berkata dengan pelan dan lembut, seolah-olah takut mengganggu roh Adriel. Namun selain kesedihan, ada juga terdengar niat membunuh yang kuat dari nada bicaranya.

 

Di ujung sana, Adriel yang telah berganti wajah sedang duduk di dalam mobil hitam bersama Wendy.

 

"Paman Gary telah menderita... " kata Adriel.

 

Adriel memandang Gary dengan ekspresi rumit. Keluarga Atmaja adalah tokoh besar militer, tidak mungkin tidak menindas Gary. Namun dia masih memiliki kesempatan untuk masuk ke jalan Kejayaan.

 

Bisa diketahui bahwa jasa yang telah Gary berikan selama ini di perbatasan tidak dapat diabaikan oleh keluarga Atmaja. Pengorbanan yang dilakukan oleh Gary pasti sangat luar biasa.

 

"Kamu sudah melihatnya. Ayo pulanglah," Wendy berkata dengan tenang.

 

Adriel melihat sosok Gary dengan pandangan yang penuh perhatian, lalu dia pergi. Dalam setengah bulan lagi dia akan bisa bertemu dengan Paman Gary di Gunung Reribu.

 

Saat pergi, tiba-tiba Wendy bertanya, "Bagaimana kultivasimu?"

 

Adriel tersenyum dan berkata, "Nggak ada kemajuan."

 

Namun Wendy malah tampak puas.

 

Ditabung selama tiga bulan, sekali meledak akan mengguncangkan Gunung Reribu!

 

"Apa nama seni bela diri baru kamu?" tanya Wendy.

 

"Menamainya sendiri hanya akan tampak begitu sombong, seharusnya biarkan musuh yang menamainya," jawab Adriel sambil tersenyum.

 

Selama setengah bulan ke depan, Adriel datang berkali-kali ke depan makamnya sendiri dan melihat Wennie, Leony dan yang lainnya datang untuk mengucapkan selamat tinggal di makamnya.

 

Mereka menitikkan air mata kesedihan, tetapi wajah mereka tetap terlihat tegar. Lalu mereka pergi dengan air mata yang berkilauan.

 

Adriel mengucapkan selamat tinggal kepada mereka satu per satu secara diam-diam dan kini dia merasa makin berat di hatinya.

 

Masa tiga bulan berakhir.

 

Negara Elang sangat ramai.

 

Pada hari ini, seluruh wilayah Negara Elang sedang melaporkan berita tentang pembukaan seleksi jalan Kejayaan sepanjang hari. Semua orang menonton dan menyaksikan persaingan delapan bakat terbaik Negara Elang. Sungguh membara!

 

Juga pada hari ini.

 

Adriel berkata dengan tatapan cerah, "Bu Wendy, aku harus pergi."

 

Adriel memiliki postur tubuh yang kuat, menggunakan teknik penyamaran dan wajahnya begitu tampan. Tidak ada aura yang menakutkan darinya, hanya memiliki perasaan harmonis dan natural, bersih dari keangkuhan dan kepribadian yang anggun.

 

Wendy melihatnya dan merasa seperti melihat karya yang memuaskan yang dia selesaikan dalam waktu tiga bulan. Lalu dia menunjuk ke arah dapur dan berkata, "Pergilah."

 

Adriel tersenyum dan bangkit untuk membuka pintu dapur.

 

Gunung Reribu berdiri diam seperti raksasa liar yang berdiri di antara langit dan bumi sejak zaman kuno.

 

Adriel melangkah maju menuju gunung yang tinggi dan langit luas.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1777 Membakar Langit ~ Bab 1777 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 23, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.